Friday, December 25, 2009

25-12-09

Tgl 25 Desember 2009. Tepat di hari umat nasrani merayakan natal. Tadi pagi, bersama Ibu dan Bapakku, aku makan swike dan pepes endog kodok di warung langganan Bapak di jalan Pati - Tlogowungu. Nikmat sekali rasanya, rasa yang tidak pernah kutemukan di Jakarta. Usai kenyang makan swike, langsung kami ke taman wisata Sendang Sani yang kini sudah dipermak menjadi taman wisata air keluarga. Kami disitu bukan untuk berenang ataupun bermain air, tapi hanya duduk menikmati pemandangan sambil makan gurameh bakar dengan es kelapa muda. Kuabadikan momen itu lewat rekaman video di iPod nano.

Malam ini tepat seminggu setelah kecelakaan di Lembang Bandung, bokongku terasa ngilu karena tadi sore habis disuntik antibiotik Penicilin agar bengkak dikakiku lekas sembuh. Sampai saat ini pun aku belum bisa berjalan selayaknya orang normal. Semoga besok kondisiku lebih membaik.
Ngomong2 soal kecelakaan di Bandung, aku mau sedikit flashback seminggu yang lalu. Hari itu Jum'at tanggal 18 Desember 2009, bertepatan dengan peringatan 1 Muharram atau 1 Suro dalam kalender Jawa, aku dan temanku si S bertamasya ke Gunung Tangkuban Perahu. Usai menyambangi kawah Tangkuban Perahu, kami melanjutkan ke Kebun Teh di pinggir jalan raya Lembang - Subang. Sebelumnya kami makan jagung bakar di warung pinggir jalan seberang kebun teh. Kemudian kami berfoto ria di kebun teh dengan mengambil spot2 terbaik. Karena sudah capek, kami pun memutuskan untuk balik ke Bandung. Kira2 15 menit perjalanan dari kebun Teh, tiba2 motor yang dikendarai temanku oleh ke kiri dan jatuh ke sisi kanan. Dampak dari peristiwa itu motor temanku hancur bagian kepalanya kecuali speedometer dan lampu sein kiri, namun yang paling parah adalah bagian kanan badan kami luka2 karena terseret di bebatuan keras di pinggir jalan. Parahnya lagi celanaku robek dan sandalku yang bagian kaki kanan hancur, jadilah kakiku bonyok2 dan yang paling parah punggung telapak kakiku yang dekat jempol tertusuk batu dan mengeluarkan darah segar yang lumayan banyak.

Untungnya kami ditolong penduduk sekitar yang kebetulan karyawan bengkel dekat kami jatuh dengan getah gedebog pisang dan daun-daun tumbuhan liar (mungkin pegagan atau sebangsanya) buat menghentikan darah yang keluar. Aku pun bertanya dengan bapak2 yang menolongku dimana klinik terdekat, karena aku takut kalau tidak segera dibersihkan akan infeksi. Ternyata klinik yang kutuju tutup, aku pun bertanya lagi dengan penduduk sekitar tentang klinik terdekat. Akhirnya kutemukan klinik terdekat milik Polri kalau tidak salah, sekitar 2 kilometer dari tempat aku jatuh.

Di klinik itu lukaku dibersihkan dengan menahan rasa sakit yang luar biasa karena dibersihkan dengan alkohol konasentrasi tinggi. Bukannya menangis, aku dan temanku malah tertawa geli sambil mengerang kesakitan saat lukaku dibersihkan, sehingga perawatnya pun malah keheranan. Sekitar jam 5 sore kami meninggalkan klinik itu dan kami harus buru2 sebelum hari gelap, karena motor temanku tanpa lampu menuju Bandung yang masih sekitar 15 Km dari klinik itu. Sepanjang perjalanan aku hanya bisa berdoa dan selalu bilang hati-hati tidak usah ngebut kepada si S yang memboncengkanku. Akhirnya aku sampai di kos Adik Sepupuku di kawasan Cisitu saat waktu sudah memasuki maghrib dengan selamat. Alhamdulillahi Rabbil aalamiin!


No comments:

Post a Comment