Monday, February 8, 2010

Pasangan Hidup?

Malam ini belum kupejamkan mata yang mulai meredup ini. Masih kutonton acara cari jodoh yang diikuti oleh selebritis Indonesia. Yang mengejutkan si maestro tari Indonesia 'Didik Nini Thowok' pun ikut acara tersebut. Dan akhirnya beliaupun mendapatkan 'Kiki Fatmala' sebagai pasangannya. Terlepas dari sekedar skenario ataupun reality show 'asli', acara ini mendapatkan rating yang cukup tinggi dan cukup menghibur.

Berbicara soal jodoh, disaat usiaku kini yang hampir beranjak ke-26 tahun, belum terpikirkan secara serius bagiku tuk menjalin hubungan dengan seorang wanita. Kalau mau, mungkin saat ini aku tidak jomblo, tapi apa daya hati ini masih pengen sendiri menikmati masa muda dan tidak pengen direngek-rengek seorang perempuan tuk menikahinya secepat mungkin. Itulah alasan yang sering kulontarkan kepada teman-teman yang bertanya kepadaku mengapa masih jomblo. Mereka pun berkilah, 'mbok ya kamu pacaran dulu aja, biar nggak luntang-lantung sendirian'! Namun aku punya alasan tersendiri buat itu. Aku termasuk bukan tipe pria yang suka gonta-ganti cewek dan menyakiti hati mereka yang rapuh. Cukup sekali aku menyakiti hati seorang perempuan yang kuanggap tulus mencintaiku tapi tlah kusia-siakan karena keegoisan dan jiwa mudaku yang tidak ingin terikat akan komitmen!

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah orang tuamu tidak menghendaki kamu lekas nikah?
Dalam keluargaku aku dibesarkan oleh orang tua yang dua-duanya bekerja dan menurutku beliau demokratis. Kakakku sendiri yang selisih hampir 2 tahun denganku belum menikah, dan orang tuaku tidak pernah menuntutnya untuk segera menikah. Kami sebagai anak laki-laki ditegaskan untuk membangun karir terlebih dahulu. Namun ibuku pernah memberikan isyarat kalau sebaiknya menikah saat usia 27 tahun seperti usia ketika Bapak menikahi Ibu 29 tahun yang lalu.

Kalau Bapakku sering bercanda kalau di desa banyak yang menginginkan Kami berdua sebagai menantu mereka. Dan jelas mereka orang-orang terpandang di desaku. Tapi barusan Bapakku menegaskan kalau aku lebih baik berkonsentrasi dengan rencana meneruskan pendidikan S-3 ku di Luar Negeri, baru prioritas yang kedua menikah.

Terlepas dari semua tulisan di atas, aku masih menikmati kesendirianku. Aku pun dalam waktu dekat ini belum ada keberanian mental untuk menikah, walaupun dalam hati kecil ini sudah merindukan akan belaian seorang wanita yang menyayangiku apa adanya.



No comments:

Post a Comment