Saturday, January 26, 2013

Memandang Dari Sudut yang Berbeda

Jauh dari anak istri adalah sesuatu yang menyakitkan bagi sebagian besar pria. Namun coba kita lihat dari sudut pandang yang berbeda.

Pertama, banyak terjadi kasus sepasang suami istri yang tinggal serumah cek-cok setiap hari, hanya gara-gara hal sepele. Percek-cokan itu tentunya bisa mempengaruhi psikologis si anak jika melihat atau mendengarnya. Jadilah si anak menjadi pemurung, suka tidak betah di rumah, prestasi sekolahnya menurun bahkan terjerumus narkoba hanya gara-gara ayah ibunya yang tidak harmonis.

Kedua, bertemu dengan anak istri seminggu, sebulan, atau beberapa bulan sekali pasti ada hikmahnya. Kita pasti selalu mengharapkan momen pertemuan itu. Komunikasi walaupun jarak jauh menggunakan telepon bisa selalu intens. Rasa kangen akan anak istri yang menggebu dan terobati saat bertemu tentunya menambah semangat kita dalam bekerja.

Ketiga, jauh dari keluarga membuat kita lebih sadar akan pentingnya waktu kebersamaan bersama keluarga, sehingga kita tidak menyia-nyiakan waktu yang sempit kala pertemuan itu. Adakalanya pasutri yang tinggal seatap kurang menyadari pentingnya waktu berkumpul menjalin kehangatan dan kebersamaan bersama keluarga. Malah banyak kasus, si Istri sibuk arisan, si Suami sibuk lembur di kantor dan sampai rumah langsung tidur, dan lagi-lagi korbannya adalah anak-anak yang merasa kurang mendapatkan kasih sayang orang tuanya sehingga mencari hal-hal yuang mereka anggap menarik di luar rumah yang tanpa mereka sadari bisa-bisa terjebak dengan pergaulan bebas ataupun narkoba karena lemahnya kontrol orang tua mereka.

Memang benar jika rumah tangga yang ideal adalah suami istri tinggal serumah dengan anak-anak mereka. Idealnya dengan tinggal bersama, segala urusan mengenai keluarga bisa diselesaikan dan diputuskan bersama, anak-anak setiap hari mendapat perhatian dan kasih sayang serta figur panutan dari kedua orang tuanya. Namun, seringkali tugas sang suami ataupun istri yang mengharuskan pindah keluar kota bahkan luar pulau atau negara, tak harus menjadi penghalang keharmonisan dan keutuhan sebuah keluarga jika kita masing-masing menyadari posisi dan peran kita sebagai suami, istri ataupu orang tua dari anak-anak kita.

Selalu mengeluh ataupun merasa sedih karena jauh dari keluarga bukanlah solusi. Solusi yang sebenarnya adalah merubah mind set kita untuk mencoba bersyukur dan bahagia dengan kondisi kita saat ini.

Beropini memang mudah, tak sesukar melakukannya, tapi tak ada salahnya untuk kita mencobanya.

No comments:

Post a Comment