Sunday, September 28, 2014

Review: Pengalaman Beli Tiket Kereta Api Secara Online Melalui Aplikasi KAI Access

Menu Aplikasi KAI Access di iPhone
(sumber: dokumen pribadi)
Membeli tiket kereta api sekarang ini memang jauh lebih mudah daripada beberapa tahun yang lalu. Pembelian secara online pun semakin dipermudah dengan aplikasi KAI Access yang bisa diunduh di Apps store Apple, Google Play store, ataupun Blackberry World. Kebetulan aku install aplikasinya di iphone dan BB.

Aplikasi KAI Access di iPhone dan BB ternyata cukup berbeda. Dalam hal ini aplikasi di iPhone navigasi menunya lebih mudah, user friendly, dan fiturnya lebih komplit. Padahal, sebelum ada aplikasi KAI di iPhone maupun android, aplikasi ini sudah lebih dulu ada (eksklusif) di BB. Di iPhone ada menu profil kita, jadi saat pesan kita tidak perlu menulis identitas kita kecuali jika kita beli tiket lebih dari satu perlu menuliskan identitas penumpang lainnya saat pemesanan. Satu lagi perbedaannya yaitu, saat memilih stasiun di iPhone kita tinggal ketik nama stasiunnya, sehingga baru satu dua huruf depan nama stasiun kita ketik sudah muncul pilihan nama stasiun yang kita maksud, dan kita tinggal memilihnya. Sedangkan di BB harus scrolling naik turun mencari nama stasiun padahal jumlahnya lebih dari seratus stasiun yang memakan waktu relatif lama.

Nah, pengalamanku memakai aplikasi ini untuk pertama kalinya sekitar seminggu yang lalu untuk beli tiket Gajayana untuk keberangkatan pada tanggal 20 Desember dari Tulungagung tujuan Jakarta. Nah, aku pun bersiap pukul 01.00 WITA agar dapat harga terendah, maklum KAI memberlakukan 4 tingkatan harga untuk kereta eksekutif. Harga terendah 475rb, harga tingkat selanjutnya 525rb, tingkat ketiga 575rb, dan tingkat keempat anehnya harganya 525rb juga. Saat aku buka aplikasinya pukul 1 WITA ternyata sering eror dan tertera tidak ada jadwal kereta untuk keberangkatan hari tersebut. Berulang kali kucoba dan ternyata hasilnya sama. Bahkan aku mencobanya juga di BB-ku, hasilnya sama. Langsung melalui websitenya lewat browser juga sama hasilnya nihil. Sekitar 5 menit kemudian baru bisa dan betapa terkejutnya aku ternyata tiket dengan harga terendah sudah habis. Terpaksa kubeli yang harga 525rb untuk 3 orang jadi totalnya Rp1.575.000, mendapat diskon Rp22.500, plus biaya layanan Rp7.500, jadi totalnya yang harus kubayar Rp1.560.000,00. Kupiih opsi pembayaran melalui ATM, lalu munculah kode pembayaran dan kode booking. Tertera pemberitahuan jika pembayaran harus segera diselesaikan paling lambat 3 jam sesudahnya. Akhirnya kubayar melalui internet banking mandiri yang di menu pembayaran ternyata ada opsi pembayaran tiket kereta api. Kumasukkan kode pembayaran dan selesai. Beberapa saat kemudian aku pun mendapatkan bukti pembayaran di email yang bisa ditukarkan/dicetakkan tiket di stasiun.

Pengalaman kedua adalah kemarin untuk tiket tujuan Tulungagung dari Gambir Jakarta. Aku pesan untuk tanggal 26 Desember. Hampir sama kejadiannya dengan seminggu yang lalu saat aku pesan servernya eror dan tertera tidak ada jadwal keberangkatan untuk hari tersebut. Kejadian itu kira-kira terjadi selama 10 menit. Dan tambah terkejutnya diriku ketika tiket dengan harga 475rb dan 525rb sudah habis. Terpaksa kubeli tiket seharga 575rb dengan total Rp1.710.000 untuk 3 tiket sudah termasuk biaya layanan dan diskon.

Yang membuatku tidak puas alias curiga ada kecurangan dalam sistem online tiketing KAI adalah ketika aku memilih nomor kursi ternyata yang sudah terisi adalah berurutan. Kalaupun banyak orang yang ingin beli karena tanggal-tanggal itu adalah hari libur panjang akhir tahun maka, tiket yang seharga 575rb bahkan yang 625rb juga akan cepat habis. Lah ini, untuk tiket yang disediakan untuk harga 575 rb sebanyak 25 kursi hanya aku saja sebagai pembeli pertama (aku beli 3 tiket), dan tersisa 22 kursi. Kupantau beberapa jam kemudian juga masih saja 22 kursi yang tersisa. Berarti dalam hal ini yang benar-benar membeli tiket online pukul 01.00 WITA atau 00.00 WIB itu HANYA AKU! Pertanyaannya sekarang, lah siapa yang membeli habis tiket seharga 475rb dan 525rb dalam jangka waktu 10 menit pertama yang notabene tidak bisa diakses oleh 'pembeli biasa' sepertiku, jawabannya sudah pasti yaitu 'pembeli LUAR BIASA'. Entahlah apa ini ada permainan oknum KAI untuk 'mengamankan' beberapa tiket untuk dijual kembali nantinya, atau ini 'kebijakan' tersembunyi dengan mematikan server ticketing online saat 5 menit atau sampai 10 menit pertama. Hal yang tidak masuk akal setiap pukul 00.00 WIB selama kurang lebih 5-10 menit server KAI down, padahal tidak banyak yang mengakses. Atau mungkin masih ada bug di sistem online ticketing KAI?

Selama ini mungkin masyarakat tidak terlalu memperhatikan masalah ini, dan ini tentu PR bagi Direksi KAI untuk mengusut siapa yang 'bermain tiket' selama ini atau jika ada bug di sistemnya perlu segera diperbaiki agar masalah ticketing ini menjadi lebih transparan.

Tingkatkan Layananmu, Maju terus PT KAI!

Saturday, September 27, 2014

Kualitas Produk Apple Inc.

Akhir-akhir ini para penggemar berat iPhone dikejutkan dengan berita miring kalau iPhone 6 jika terlalu lama ditaruh di celana jadi bengkok. Benar atau tidaknya isu itu, aku punya pendapat sendiri tentang kualitas iPhone.

Orang yang belum pernah memiliki iPhone mungkin selama ini lebih tergiur dengan smartphone dengan spesifikasi hardware seperti kecepatan prosesornya, resolusi kameranya, memorinya, ataupun lebar layarnya. Nah, berbeda dengan smartphone kebanyakan. Apple adalah satu-satunya perusahaan teknologi yang berhasil memadukan hardware dan software-nya sendiri. Berbeda dengan pabrikan lain yang lebih mengandalkan software dari Google (saat ini). Dengan demikian, Apple tahu spesifikasi hardware yang bagaimana yang sesuai dengan software-nya ataupun sebaliknya. Jadi jangan heran dengan prosesor yang secara tertulis tertera kecepatannya lebih lambat daripada prosesor kompetitornya, namun di iPhone jarang terjadi nge-lag alias aplikasi berjalan dengan smooth. Begitu pula kamera iphone dengan megapiksel yang sama atau lebih rendah daripada kompetitornya, tak jarang kualitasnya jepretannya lebih bagus.

Hampir lima tahun yang lalu aku membeli iPhone 3GS saat launching di Plasa Senayan. Rp7,2 juta kutebus untuk sebuah HP layar sentuh yang tercanggih di zamannya itu. Bukan untuk gaya-gayaan, tapi aku memang tertarik dengan fiturnya yang memang benar-benar baru saat itu dan percaya akan kualitas produk Apple Inc.

Prosesornya tidak sampai 1GHz, RAM-nya jelas jauh dari smartphone zaman sekarang, Memorinya 16GB, kameranya 3 MP, layarnya 3,5 inch. Dengan spesifikasi yang seperti itu iPhone 3GS-ku masih berfungsi baik sampai sekarang ini.

Usia hampir 5 tahun untuk sebuah smartphone merupakan prestasi tersendiri. Apalagi sejak beli dari awal tahun 2010 sampai dengan sekarang tidak pernah terjadi masalah yang berarti dan tidak pernah opname di service center. Dalam kurun waktu tersebut mulai dari iOS 3 sampai dengan mengadopsi iOS 6 selalu ku-update sistem operasinya. Coba bandingkan dengan smartphone lain yang paling-paling hanya bisa di-update sistem operasinya satu versi di atasnya. Baru pada tahun 2013 saat launching iOS 7, si iPhone 3GS-ku sudah tidak bisa diupdate dengan sitem operasi yang baru. Tapi hal itu nggak masalah, toh tetap berjalan lancar dan smooth.

Performa baterainya pun masih cukup bagus sampai saat ini. Kualitas warna di layarnya pun masih prima. Padahal si iPhone juga sering banget berjam-jam kukantongi di celana yang seringkali suhunya terlalu panas untuk menyimpan smartphone.

Aku cukup puas dengan produk Apple sampai saat ini. Bahkan iPod nano 2nd generation yang kubeli tahun 2006 saat ini masih bisa muter musik dengan kualitas yang hampir tidak berubah, cuma baterainya saja yang sudah ngedrop. iPad 2 yang kubeli tahun 2011 juga performanya masih OK, tidak pernah ada masalah apalagi sampai ke service center. Begitu pula yang terakhir adalah iPad mini yang kubeli Bulan April kemarin sangat bagus performanya sampai saat ini.

Seringkali orang mencerca produk-produk Apple sebagai produk berspesifikasi biasa untuk gengsi semata yang dibanderol dengan harga selangit. Namun, aku melihatnya sebagai hal yang berbeda. Harga mahal sangat pantas untuk produk Apple, bukan hanya untuk kualitas hardware-nya, melainkan untuk keindahan desainnya dan tentunya yang utama adalah inovasinya. Pantas saja apapun cercaan terhadap produk Apple, para penggemar setianya tidak mempedulikan dan selalu penasaran dan menantikan produk-produk inovasi terbarunya.

Sunday, September 14, 2014

Pengalaman Berbelanja di Zalora (part 2)

Ikat Pinggang yang kubeli dalam perjalanan dari Denpasar ke Jakarta lebih dari dua tahun yang lalu di pesawat Merpati yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi, kini sudah menunjukkan keusangannya dimakan sang waktu (meski baru dua tahun).

Lapisan kulit sintetisnya sudah mulai mengelupas dan semakin parah, membuatku semakin malu untuk memakainya. Aku punya beberapa pengalaman dengan ikat pinggang dan sebagian besar malah yang harganya murah yang tahan lama, sedangkan yang relatif mahal malah cuma bertahan sebentar.

Bosan gonta-ganti ikat pinggang karena cepat usang, kali ini aku bermaksud mencari sabuk yang kuat, dari kulit asli, dan tentunya modelnya nggak norak, biar terus keliatan muda, hiks..

Iseng-iseng kubuka website lazada ternyata ada sabuk merek Levi's dari kulit asli seharga 399rb, jika ditambah voucher diskon 50rb yang sering dibagikan cuma2 oleh Lazada berarti harganya jadi 349rb. Aku naksir sama yang warnanya coklat. Sebelum aku membelinya, kucoba membandingkan harganya di toko online lainnya, kali ini Zalora sebagai benchmarknya. Ternyata harganya sama, namun di Zalora bisa mendapatkan voucher diskon 75rb untuk pembelian minimal 300rb, berarti harganya jadi 324rb, lumayan.....

Langsung saja kubeli dan bayar pakai 'kartu sakti'. Tidak ada tambahan ongkos kirim, karena untuk dikirim ke alamatku di Balikpapan jadi gratis karena nominal belanjaku lebih dari 200rb. Yang lebih membuatku puas paketnya cepat sekali sampai di tanganku. Aku pesan hari senin, eh selasa siang udah sampai kantorku. Wow luar biasa. Malah lebih cepat jika dikirim ke alamat jabodetabek padahal beda pulau. Karena beda pulau itulah, Zalora menggunakan ekspedisi RPX melalui pesawat tentunya.

Sesampainya di tanganku paketnya langsung kubuka. Sabuknya keren bingits... Kulit sapi asli made in Italy. Finisihing-nya cukup halus. Tibalah saatnya kucoba di celanaku. Tidak seperti dugaanku sebelumnya, ternyata ada bagian sabuk yang terbuat dari metal sebagai penyampung sabuk yang tidak bisa masuk ke kolom sabuk di celana formal. Selidik punya selidik, sabuk Levi's ini bukan ditujukan untuk celana formal, melainkan untuk celana jeans yang kolom sabuknya lebar. Waduh......

Akhirnya kuputuskan keesokan harinya aku pesan lagi di Zalora. Kali ini untuk sabuk merek Lois (produsen jeans juga kayak Levi's) berwarna hitam yang juga terbuat dari kulit asli. Sebelumnya aku pengen yang warnanya coklat seperti warna kulit, namun karena sudah punya, akhirnya kupilih warna coklat. Aku sudah was-was juga, jangan-jangan nanti tidak muat juga di celanaku karena lebar sabuk sebesar 4 cm. Namun aku yakin masih bisa masuk karena tidak ada metal penyambung yang cukup tebal (menonjol) seperti yang ada di sabuk Levi's.

Rabu aku pesan, namun tidak seperti sebelumnya, hari kamis sabuk pesananku belum datang. Kutracking di webside RPX ternyata sudah sampai di Balikpapan. Pesananku akhirnya kuterima hari Jumat siang, setelah kurirnya menelponku. Si kurir ternyata masih baru jadi mungkin hari kamis dia masih nyari-nyari lokasi kantorku, dan kebetulan nomor HP-ku yang kucatatkan saat pemesanan sedang tidak aktif. Yang aku heran, status terakhir pesananku saat kutelusuri lewat website RPX berbunyi "Requested from costumer for future delivery", padahal aku tidak meminta atau dihubungi sama sekali sebelum status itu muncul.

Sabuk Lois yang kuterima cukup bagus, dikemas dalam sebuah kotak mungil, berbeda dengan Levi's yang hanya terbungkus plastik. Namun dari segi fisiknya lebih elegan si Levi's (ya jelas aja lha wong harganya hampir dua kali lipatnya).

Overall pelayanan dari ZALORA cukup memuaskan dan cepat, serta barang yang kuterima cukup bagus kondisinya.

Sunday, September 7, 2014

Balikpapan Kota Ternyaman di Indonesia?

Plaza Balikpapan (Dok. pribadi)
Tahun ini Balikpapan dinobatkan oleh Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia menjadi kota ternyaman di Indonesia menggeser Yogyakarta yang telah menjadi kota ternyaman selama beberapa tahun ini.

Balikpapan, kota minyak ini memang mempunyai berbagai fasilitas yang tidak kalah dengan kota-kota besar di Pulau Jawa. Bandara Sepinggan adalah Bandara terbesar di Indonesia bagian Timur. Mal-mal baru terus bermunculan di kota ini. Bioskop XXI saja punya dua jaringan di sini, ditambah lagi pesaingnya Blitz Megaplex yang semakin memanjakan penikmat film di kota yang dihuni tidak sampai 1 juta jiwa ini.

Restoran-restoran mahal pun bertebaran di kota ini. Tenant-tenant jaringan nasional maupun multinasional semakin menggurita di kota yang 'dikuasai' oleh para pendatang ini. Tengok saja KPC, Mc Donald, A&W,JCo, Starbucks, Levi's, Polo Ralph Lauren, dan masih banyak lagi semakin menggoda masyarakat untuk mengeluarkan uang lebih banyak dan yang paling penting tidak perlu jauh-jauh pergi ke Jawa untuk menikmatinya.

Fasilitas kesehatan juga lengkap sekali di kota ini, dari RSUD, Rumah Sakit Pertamina, sampai dengan RS Siloam yang memproklamirkan sebagai rumah sakit berstandar internasional ada di kota ini.

Hutan Kota sebagai paru-paru kota, Pantai berpasir coklat dengan tegakan cemara yang menghadap teluk Makassar, ataupun Hutan Mangrove yang memenuhi Teluk Balikpapan menjadikan kota ini semakin nyaman untuk dihuni.

Namun apakah semua yang di Balikpapan memang benar-benar membuat nyaman penghuninya? Tentunya tidak semuanya nyaman, coba kita daftar satu per satu:

1. Listrik
Balikpapan sampai saat ini terkenal dengan mati listrik meskipun frekuensinya tidak sesering beberapa tahun yang lalu. Mati Listrik di kota ini bisa sampai 24 jam, namun umumnya akhir-akhir ini hanya setengah hari. Bayangkan kalau di Jakarta mati setengah hari saja bisa nge-hang server detikcom dipenuhi umpatan masyarakat ibukota, hiks..

Seringnya mati listrik di kota ini membuat warganya mengantisipasi dengan membeli genset. Di Kantorku saja jika mati lampu 10 jam saja bisa menghabiskan hampir 100 liter solar, padahal untuk mendapatkan solar di kota minyak ini butuh perjuangan.

Ironis memang, di kota minyak terjadi krisis energi...

2. Air
Balikpapan didominasi daerah bekas rawa dan perbukitan. Di daerah bekas rawa airnya keruh sekali sedangkan di perbukitan air jernih susah didapat meskipun sudah di bor puluhan meter. Nah, karena sulitnya air bersih sebagioan besar warga Balikpapan menggantungkan kebutuhan airnya kepada PDAM. Klo lancar aliranya sih nggak masalah, masalahnya airnya sering mati bahkan saat aku menulis artikel ini, airnya belum kunjung mengalir sejak sekitar pukul 6 pagi tadi berarti sudah hampir 20 jam! Busett dah....

Kosku sendiri tidak ada tandon airnya, dan terjadilah seharian ini kami 'krisis' air. Biasanya kami 'mengungsi' ke kantor jika air mati, namun karena air PDAM di kantor juga mati ditambah sumur bor sebagai cadangannya sedang masalah, jadilah krisis air terjadi pula di kantor. Aku seharian ini sudah capek mengumpat karena air yang tak kunjung mengalir, tapi untungnya selepas maghrib air di kantor bisa menyala, lumayan bisa menghela keringat yang semakin lengket di badan. Alhamdulillah, sekali lagi kantor menjadi 'penyelamat' di saat Balikpapan krisis air bersih.

Hari-hari biasa Mobil-mobil tanki penjual air di Balikpapan laris manis karena jaringan pipa PDAM yang belum merata. Bahkan, temanku kantor di rumahnya tidak ada sumur, namun dia punya tandon untuk menampung air dari sumur yang disediakan oleh developer, dan hari-harinya selalu direpotkan untuk mengisi tandon airnya karena rebutan dengan tetangganya. Aku pernah bertanya kepadanya, "kok kamu nggak bikin sumur bor aja?",
"Nggak dulu Mas, soalnya bikin sumur di sini mahal sekali bisa lebih dari 10 jt, dan belum dijamin dapat air bersih!", serunya.

Tadi sore aku sempat ke warung makan, dan aku pesan ayam goreng krispi plus sambal dan lalapannya. Nah, disediakan pula kobokan untuk cuci tangan, dan ternyata air kobokan itu adalah air galon sama halnya yang dipakai untuk minum karena air PDAM mati! Kasihan hari ini warung-warung mengeluh susah nyuci piring karena air mati.

3. BBM
Balikpapan yang terkenal sebagai kota minyak ternyata lebih susah mendapatkan BBM di kota ini. SPBU di kota ini relatif sedikit untuk ukuran kota besar. Setiap hari antrean motor dan mobil di SPBU cukup panjang, apalagi antrean truk-truk yang mengantre solar. Di sini motor-motor lebih suka membeli premium dari penjual eceran yang banyak sekali di sepanjang jalan kota ini, daripada mereka harus mengantre di SPBU.

4. Makanan
Standar harga makanan di Balikpapan memang menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia. Aqua Galon yang di Jawa hanya sekitar 13rb, di Balikpapan menjadi sekitar 32rb.

5. Panas
Hawa panas di sini bikin kulit item! Hawa panas di Balikpapan tidak disebabkan oleh polusi kendaraan bermotor seperti di Jakarta melainkan lebih disebabkan oleh teriknya sinar matahari karena kedekatannya dengan equator.

6. Harga Rumah
Harga rumah 3 tahun terakhir di Balikpapan melonjak tak terkendali, sudah hampir menyamai harga rumah di Jabodetabek. Banyak orang luar kota menjadikan rumah di Balikpapan sebagai investasi yang akibatnya semakin mendongkrak harganya dan menjadikan semakin tidak terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah di kota ini.

Sewaktu kecil aku kagum dengan kota Balikpapan ketika ditayangkan di TVRI karena jalananpun disedot debunya dengan mesin penyedot debu raksasa, keren banget pikirku saat itu, bahkan di Jawa pun tidak ada yang melakukannya. "Betapa kaya dan perhatiannya pemerintah kota Balikpapan terhadap fasilitas publik"' pikirku. Namun, saat ini ketika aku merasakan sendiri tinggal di Balikpapan, aku belum pernah melihat mobil penyedot debu beroperasi di jalanan.

Balikpapan dengan dinamikanya yang semakin kencang, berubah dari kota sedang menjadi kota metropolitan semakin butuh perhatian untuk penataan kota maupun masyarakatnya agar semua yang tinggal di Balikpapan baik itu penduduk asli, pendatang, maupun ekspatriat yang banyak melakukan bisnis di Balikpapan semakin nyaman dengan kota ini.

Sudah nyamankah kamu tinggal di Balikpapan?