Tuesday, December 22, 2015

Pembatalan Penerbangan Sepihak Kalstar Aviation

Rute Kalstar dari Surabaya ke Beberapa Kota di Kalimantan
Seperti tahun-tahun sebelumnya, akhir tahun ini bertepatan dengan libur natal dan tahun baru, aku ambil cuti selama empat hari dan berencana untuk pergi liburan dengan keluarga kecilku di Jawa Timur. Tentunya aku sudah punya tiket Pontianak - Surabaya pp pada tanggal 24 Desember 2015 dan balik pada 3 Januari 2016.

Aku memilih Kalstar karena penerbangannya paling pagi diantara maskapai lainnya rute Pontianak - Surabaya yaitu Citilink dan Lion Air. Jadwal penerbanganku dengan Kalstar hari kamis esok rencananya pukul 7 pagi, namun kemarin aku mendapatkan SMS dari Kalstar Pontianak jika penerbanganku dimundurkan satu jam menjadi pukul 8 pagi dan harus sudah check in jam 06.30 WIB.

Nah, tiba-tiba pagi tadi jam 10 kurang aku mendapat SMS lagi dari Kalstar Pontianak yang menyatakan bahwa penerbangan Kalstar Rute Pontianak -Surabaya tanggal 24 Desember 2015 s.d. 1 Januari 2016 ditiadakan dikarenakan trouble pada pesawat dan tiket dapat di-refund full. Paniklah aku saat itu, sangat marah dan khawatir tidak bisa pulang liburan akhir tahun ini karena mungkin tiket pesawat lain sudah habis.

Nggak mau menduga-duga, langsung kubuka aplikasi Traveloka di iPad dan coba kuketik rute Pontianak - Surabaya pada tanggal 24 Desember, ternyata masih ada, yaitu maskapai citilink. Sebelum kuproses pembayaran, aku sempat mencari-cari di website traveloka kali aja ada diskon hari ini, karena akhir-akhir ini traveloka banyak diskon. Benar juga ternyata khusus hari Ibu hari ini 22 Desember ada diskon Rp125.000 untuk pembelian tiket pesawat minimal Rp1juta khusus pembelian melalui aplikasi Traveloka, bukan melalui website Traveloka. Nah, tiket citilink ternyata harganya lebih dari 1 juta maka kumasukkan kupon diskon PASTI125 di halaman pembayaran traveloka dan voila.... bener diskon Rp125ribu, jadinya cuma kubayar tiketnya senilai Rp998.371,- Alhamdulillah....

Temanku  yang punya tiket Kalstar juga akhirnya beli juga tiket citilink melalui aplikasi Traveloka dan dapat diskon Rp125ribu. Beres dengan tiket pengganti, pagi itu juga kami langsung meluncur ke kantor perwakilan Kalstar Pontianak di Jalan Tanjungpura untuk melakukan refund. Sebelumnya temanku sempat telepon, untuk refund perlu menunjukkan tiket dan fotokopi KTP dan proses refund-nya akan berlangsung selama 3 hari.

Sampai di Kantor Kalstar, masih sepi saat itu, langsung kami menuju petugas customer service. Kusodorkan tiket dan fotokopi KTP. Karena penjelasan customer service menyatakan refund berlangsung selama tiga hari, maka spontan aku naik pitam dan minta untuk di-refund secara tunai saat itu juga. Si CS-pun berusaha menenangkanku, dan untungnya aku bisa segera meredam emosiku dan si CS yang perempuan menyatakan bisa me-refund saat itu juga. Kutunggu kurang lebih 10 menit akhirnya aku dan temanku mendapatkan uang kami kembali. Gimana nggak emosi, lha wong pembatalan mendadak eh malah refundnya berhari-hari, untung saja masih aku ngeh saat itu ada sms pembatalan dan segera cari tiket pengganti.

Pulang dari kantor Kalstar aku tertawa geli, uang refund-nya ternyata lebih banyak daripada uang yang kukeluarkan untuk beli tiket dulu, soalnya saat aku beli tiket di tiket.com kalau nggak salah ingat dapat diskon sekitar Rp110ribu. He he, lumayan..... Mungkin tadi kalau nggak marah-marah nggak dapet deh uang refund-nya, terkadang kemarahan itu berguna ya, haha.....

Mungkin kalau aku datang lebih siangan ke kantor Kalstar tidak bisa langsung refund, untungnya saat itu mereka masih punya uang cash. Hix... Oiya ternyata trouble pesawat yang dimaksud dalam SMS dari Kalstar Pontianak adalah Pesawat Kalstar yang tergelincir di Bandara El Tari Kupang pada hari senin kemarin.


Saturday, December 19, 2015

Ke Bandara Naik Xtrans

Nomor Reservasi Tiket Xtrans di Jakarta dan Bandung
Rumahku yang berada di wilayah Kota tangerang Selatan lumayan jauh dari Bandara Soekarno-Hatta. Sekitar 40 km jaraknya jika melalui Tol Serpong-Ulujami, nyambung Tol JORR dan Tol Bandara. Jarak yang begitu jauh tentunya cukup banyak biaya yang perlu dikeluarkan terutama jika menggunakan taksi. Bisa lebih dari 170 ribu belum termasuk biaya tol yang kalau nggak salah nominal totalnya Rp30.500, so kalau mau ke bandara naik taksi ya siap-siap saja minimal uang Rp200ribu.
-
Nah, Minggu kemarin saat aku mau balik ke Pontianak aku agak bingung mau naik pakai moda transportasi apa. Untuk taksi, kupikir-pikir terlalu mahal, sayang rasanya kalau sekedar buat ongkos taksi, mending untuk traktir temen, haha.....

Sebenarnya pengen lagi mencoba taksi Uber, namun karena keberadaannya sangat jarang di sekitar perumahanku, akhirnya kubookinglah travel Xtrans jurusan bandara yang berangkat dari kawasan BSD, tepatnya di kompleks Ruko Golden Road Sektor VII Blok S No. 119 BSD City (021-53154871) atau mudahnya di ruko-ruko samping ITC BSD. Tapi kubooking bukan melalui nomor telepon pool Xtrans BSD melainkan ke nomor telepon reservasi Xtrans di nomor (021-3150555). Cukup telepon saja, dan kita akan ditanya mau berangkat ke mana melalui pool xtrans mana. Untuk pembayaran nanti dilakukan langsung di pool keberangkatan yang kita pilih. Untuk ke bandara dari BSD cuma Rp50ribu, murah to... Oiya masing-masing pool keberangkatan tidak melayani reservasi melalui telepon, tapi sekarang sudah melayani pemesanan dengan datang ke pool-nya langsung

Selain melalui Pool Xtrans BSD, aku juga sering naik melalui pool Xtrans Bintaro yang terletak di Bintaro Trade Center (BTC), Sektor VII, Ruko Blok D2 No.15 Area Food Court (021-7450303). Hampir sama sih jaraknya antara pool BSD dan Bintaro dari rumahku, tapi karena kondisi jalan menuju pool BSD yang lebih lebar dan lancar, maka sering kupilih berangkat melalui BSD.

Keberangkatan Xtrans jurusan Bandara dari BSD maupun Bintaro setiap 30 menit sekali. Perjalanan ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam dengan kondisi jalan ramai lancar. Rute yang ditempuh tidak melalui Tol, jadi sangat rawan jika sewaktu-waktu ketemu macet di jalan. Baru-baru ini Xtrans punya layanan travel ke bandara yang melalui jalan Tol sehingga lebih cepat namun juga tarifnya lebih mahal.


Saturday, December 5, 2015

Pengalaman Naik Uber

Uber memang fenomenal. Keberadaannya di sebagian negara di dunia tempat beroperasinya seringkali diuber-uber aparat persis seperti namanya UBER, haha....

Konsep Uber yang beda dengan taksi konvensional biasa membuatnya sangat menarik dan menjadi ancaman terberat bagi taksi konvensional. Gimana nggak jadi ancaman, lha wong jauh lebih murah kok tarifnya dibandingkan taksi reguler.

Demam uber ternyata sampai juga padaku. Setelah mendengar testimoni dari teman kantor yang terlebih dahulu mencoba Taksi Uber, akhirnya aku pun tertarik mencobanya. Pertama mencoba sekitar sebulan yang lalu ternyata aku tak berhasil mendapatkan taksi UBER malam itu, mungkin habis ada razia kali, jadinya pada vakum, akhirnya aku pun naik Xtrans dari bandara ke rumah di kawasan Serpong.

Nah tadi pagi kebetulan aku ke mendarat di Cengkareng lagi, dan bermaksud membeli tiket Xtrans ke BSD di shelter bus DAMRI teriminal 2F. Saat itu aku datang sekitar pukul setengah sepuluh, tapi ternyata jadwal yang jam 10.00, dan 10.30 sudah habis semua, yang ada jam 11.00. Nggak mau menunggu lama, aku langsung teringat UBER "kali aja ada taksi uber sekarang, buka UBER dulu ah..." pikirku spontan saat itu.

Sambil duduk-duduk di ruang tunggu shelter bus DAMRI, aku pun membuka aplikasi UBER di iPad. Begitu kubuka, terlihat banyak mobil UBER berkeliaran di Bandara. Langsunglah kuorder layanan Uber X (Avanza/Xenia) dan menuliskan tujuan akhirku. Dalam hitungan detik langsung aku dapat sms informasi dari Uber dengan bunyi "Your Uber is on the way. Noor  (4.3 stars) will arrive in 1 minute. Bahwa sms center uber dengan nomor 081513693547 memberitahu bahwa taksi uber yang kupesan dalam perjalanan, sopir dengan nama Noor (bukan nama sebenarnya) akan segera tiba dalam satu menit.

Di layar iPad-ku juga nampak foto Pak Noor lengkap dengan reputasi bintangnya 4,3 plus foto wajahnya. Di situ juga terlihat nomor HP si sopir yang bisa dihubungi. Nggak sabar menunggu, langsunglah kutelpon Pak Noor, ternyata dia saat itu berada di Parkiran F1. Agak lama kami berbicara di telpon karena Pak Noor juga bilang kalau dia nggak bisa terang-terangan mengambil penumpang karena kalau ketahuan bisa ditangkap petugas bandara.

Akhirnya aku pun berinisiatif untuk ke parkiran F1 di seberang shelter DAMRI. Namun, sebelum sampai parkiran tiba-tiba ada laki-laki setengah baya yang menyapaku, "Mas Sony...? sapanya.
Ternyata laki-laki itu Pak Noor, dan bergegaslah kami ke parkiran menuju mobil avanzanya yang terparkir.

"Mas nanti kalau ada polisi bertanya, bilang saja saya sopir yang jemput Mas, karena kalau sampai ketahuan bisa ditangkap saya, ada beberapa teman yang terkena razia", pintanya.

"Ok Pak!', jawabku singkat.

Sepanjang perjalanan siang itu yang cukup panjang karena jalanannya rame, aku pun banyak mengorek cerita dari Pak Nor tentang profesinya sebagai driver UBER dan seluk beluk serta lika-liku sebagai sopir UBER (nanti akan saya ceritakan di artikel selanjutnya). Tak terasa 1 jam 21 menit berlalu sampailah kami di rumahku di Grand Serpong 2 Residence. Begitu si sopir memencet tombol selesai, keluarlah tarif yang harus kubayar di aplikasi uber selain invoice yang dikirimkan ke emailku. Kulihat, tarif yang harus kubayar ternyata cuma Rp36.500 dengan total jarak perjalanan yang ditempuh 42,36 km.

Screenshot Rute dan Tarif Uber yang saya gunakan
Kayaknya nggak mungkin cuma Rp36.500 untuk perjalanan sejauh itu. Ternyata setelah kucek detail pembayaranyang dikirimkan via email total pembayaranku senilai Rp111.500 yang dikurangi diskon voucher Rp75.000 jadinya yang kubayarkan cuma Rp36.500. Jika anda ingin mencoba UBER untuk pertama kalinya, Anda bisa mendapatkan voucher  first riding senilai Rp75.000 dengan memasukkan kode voucher diskon uber 8vywygh8ue di menu Promotion  aplikasi UBER yang anda unduh. Selamat Mencoba!!!

Thursday, December 3, 2015

Coverage 4G Plus LTE Indosat Ooredoo di Pontianak

Peta Coverage 4G Plus LTE Indosat Ooredoo
Tadi siang kuantar temanku ke Galeri Indosat Ooredoo di Jalan Ahmad Yani depan Megamall Ayani Pontianak untuk menukarkan SIMcard lamanya ke USIM card 4G LTE Indosat. Kebetulan di Pontianak sudah ada layanan 4G LTE Indosat meskipun belum mencakup seluruh kota.

Coverage 4G Plus LTE Indosat di Pontianak masih terfokus di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Jalan Tanjungpura, Kompleks Universitas Tanjungpura dan sekitarnya. Di Jalan Sultan Abdurrahman tidak semua wilayahnya tercover sinyal 4G, dan kebetulan kosku masuk di daerah yang tercover 4G LTE Indosat, haha....... Jadi bisa memanfaatkan bonus 10GB akses internet di jaringan 4G LTE karena aku baru beli paket super internet 2GB.

Untuk menikmati layanan 4G LTE harus menggunakan handset yang mendukung 4G LTE, tidak hanya berada di wilayah yang tercakup sinyal 4G LTE saja melainkan kita juga harus menukarkan SIMcard lama menjadi USIM card di Galeri Indosat (berubah namanya menjadi Gerai Indosat Ooredoo) dengan cuma-cuma alias gratis-tis-tis.....!

Mungkin untuk saat ini indosat ooredoo masih tes pasar potensi pengguna 4G LTE Indosat di Pontianak yang sepengamatanku mereka menyasar daerah-daerah yang banyak mahasiswa maupun anak mudanya seperti Universitas Tanjungpura, Politeknik Negeri, maupun Megamall Ayani tempat anak muda Pontianak nongkrong.

Pengguna Indosat di Pontianak memang tidak sebanyak pengguna telkomsel, tapi menurutku strategi mereka sudah benar yaitu menyasar anak muda yang haus akan akses internet, apalagi diiming-imingi bpnus 10GB akses di jaringan 4G LTE, siapa yang nggak tergiur.....

Selama menggunakan akses 4G LTE Indosat di Pontianak, terutama di sekitar kosku, aku cukup puas, karena meskipun sinyal 4G LTE-nya hanya berkisar  2-3 bar saja, tapi kecepatanku ngebut abisss....! Nggak tahu juga ntar kualitas kecepatannya jika sudah banyak yang menggunakan. Semoga Indosat Ooredoo terus meng-update jaringannya dan memperluas coverage 4G LTE-nya.

Wednesday, December 2, 2015

Internet 4G Plus Indosat Ooredoo Wush Wush Wushhh.....

Homepage Indosat Ooredoo

Meski cuma 2-3 bar saja sinyal 4G LTE indosat yang nampak di layar HP-ku, tapi luar biasa kecepatannya. Nggak bikin bete nunggu loading sampai tua...... Ya 4G LTE Indosat yang digembar-gemborkan di berbagai media masa cetak, online, maupun televisi memang terbukti sangat cepat, paling tidak pada awal-awal kemunculannya lah, nggak tahu besok kalau sudah banyak pemakainya.

Aku sekarang tinggal di Pontianak, yang notabene baru saja mendapatkan layanan baru dari Indosat yaitu 4G LTE meskipun masih dalam skala cakupan yang relatif kecil, tidak satu kota full ter-cover. Untungnya, kos-kosanku di daerah Jl. Sultan Abdurrahman tepatnya sebelah rumah sakit Mitra Medika masuk dalam coverage 4G LTE di Pontianak. Oh senangnya..... meskipun hanya dapat 2-3 bar sinyal saja di HP-ku.

Nonton Youtube nggak perlu buffering, apalagi buka website tinggal byak-byak-byak, langsung terbuka dalam 1-2 detik. Soal kecepatan sih nggak diragukan, tapi efeknya tidak lain tidak bukan adalah kuota internet cepet ludes!!!

Kebetulan tadi sore kuota internetku hampir habis, seeralah ku-unreg dengan kirim sms UNREG ke 363, karena aku akan beli paket internet yang berbeda dari sebelumnya. Aku tidak beli di website indosat, melainkan beli paket internet di Elevenia.co.id yang mana banyak pelapak yang menawarkan berbagai macam pilihan paket internet dengan harga yang relatif murah, malah lebih murah dari harga resminya. Kupilih paket super internet Indosat 2GB full bisa dipakai 24 jam selama 30 hari seharga Rp42ribu dari harga resminya Rp55ribu. Nah, kebetulan saat ini sedang masa promosi 4G LTE indosat, jadilah aku dapat tambahan bonus internet 10GB dijaringan 4G, WOW keren.........!

Jadilah malam ini aku ngenet sepuasnya dengan kecepatan jet, haha..... termasuk menulis blog ini, hix! Jarang-jarang kan dapat bonus yang malah nilainya lebih gede dari paket utamanya, hehe.....

Sinyal internet indosat selama ini terkenal kurang stabil dibandingkan operator lain. Namun aku yakin ke depan pelayanan indosat khususnya layanan datanya semakin baik dengan niat dan komitmen manajemennya yang kuat, terlihat dengan semakin fokusnya mereka terhadap layanannya terutama layanan 4G LTE yang baru saja di-launching beretepatan dengan momentum rebranding Indosat menjadi Indosat Ooredoo.

Tuesday, December 1, 2015

Mudahnya Beli Pulsa di Website Indosat Ooredoo

Homepage Indosat Ooredoo
Seminggu terakhir ini media massa online maupun televisi dijejali iklan dari Indosat Ooredoo. Iklan yang begitu masif dari indosat, salah satu operator seluler di Indonesia dengan warna kuning sebagai warna resminya yang memang sedang rebranding menjadi Indosat Ooredoo bersamaan dengan launching layanan 4G Plus LTE yang mereka geber di berbagai kota di Indonesia. Ooredoo dari Qatar sebagai pemegang saham terbesar saham indosat mulai menyematkan nama Ooredoo di belakang nama indosat untuk menguatkan posisi mereka sebagai salah satu pemain besar industri operator seluler di Asia.

Nah, iklan yang begitu masif tentunya menarik perhatianku. Bermula dari penasaran, apa sih layanan baru mereka, apa cuma berganti nama doang, atau ada layanan baru lainnya. Di samping skema Tarif internet, telpon, maupun sms yang baru, Indosat Ooredoo juga menawarkan berbagai fitur tambahan dalam websitenya yaitu Isi Ulang Pulsa kartu indosat dengan menggunakan kartu kredit ataupun debit online. Transaksinya menurutku cukup aman karena diverifikasi melalui OTP (One Time Password) yang akan dikirimkan melalui sms ke nomor HP kita yang telah kita daftarkan di bank penerbit kartu debit atau kartu kredit kita.

Di salah satu halaman promonya, ada gimmick menarik apalagi kalau yang bukan hubungannya sama yang berbau-bau gratisan. Iya, ada iming-iming kalau kita melakukan Isi Ulang Rp100ribu melalui website indosatooredoo.com akan langsung dapat bonus Pulsa Rp50ribu, setelah mengisi pendaftaran akun di akhir transaksi untuk 2500 pendaftar pertama. Jadilah tadi pagi langsung kuiisi, nomor M3-ku ini dengan voucher Rp100ribu dengan debit online menggunakan kartu debit (ATM) Mandiri. Dan ternyata benar dapat Pulsa tanmbahan Rp50ribu yang langsung ditambahkan pada Pulsa utama.

Karena sayang sekali untuk dilewatkan, kubelikan pula nomor Mentari istriku Pulsa senilai Rp100ribu dengan maksud untuk dapat Pulsa tambahan Rp50ribu. Tapi ternyata nggak dapat, ternyata 'kesalahanku' adalah aku beli menggunakan akun-ku, tidak membuat akun baru untuk istriku. Setelah kubuka-buka FAQ soal bonus indosat ternyata satu akun hanya berhak mendapat satu kali bonus. So karena masih penasaran, aku beli lagi Pulsa Rp100rb untuk istriku tentunya dengan akun baru menggunakan nomor istri. Dan akhirnya masuk juga bonus Pulsa Rp50ribu.

Oiya, ternyata indosat ooredoo juga memberikan tawaran gratis bicara 10000 menit ke satu nomor pengguna indosat jika melakukan Isi Ulang voucher minimal Rp10ribu. Untuk top up Rp10rb akan dapat gratisan 10.000 menit selama 1 minggu, untuk top up Rp25rb dapat gratisan 15 hari, dan top up Rp50rb dapat gratisan selama 30hari. Lumayan kan.....

Sayangnya aku nggak dapat yang gratisan 10.000 menit padahal aku tidak hanya top up Rp50ribu melainkan Rp100ribu! Apa yang salah ya???? Ternyata, setelah kubaca-baca aturannya sebelum melakukan pengisian Pulsa, kita wajib mendaftarkan salah satu nomor teman atau keluarga kita yang pakai indosat, baru kita beli pulsanya. Arghh.... sayang sekali!
Nggak mau melakukan kesalahan kedua kali, aku meminta istriku untuk mendaftarkan nomor m3-ku sebagai nomor yang bisa ditelpon dengan bonus 10000 menit. Dan akhirnya istriku berhasil mendapatkannya. Lumayan kan.... Rp10000 menit nggak bakalan deh habis dalam sebulan, kalau kalian normal-normal saja menelponnya bukan remaja alay yang kuat berjam-jam ngomong dengan pacarnya, hix....


Monday, November 30, 2015

Beli Token Listrik Murah di CIMB Clicks Niaga

Berita hari ini rame-rame menyiarkan kabar yang tentunya kurang mengenakkan bagi masyarakat Indonesia khususnya konsumen listrik rumah tangga 1300 VA dan 2200 VA yang per 1 Desember 2015 dini hari nanti akan diberlakukan Tarif baru listrik tanpa subsidi sama sekali, jadi selanjutnya Tarif listriknya akan berubah-ubah sesuai mekanisme Pasar. Tinggal listrik dengan daya 900 VA dan 450 VA saja yang masih menikmati subsidi.

Kenaikannya nggak tanggung-tangung, yaitu 11% dari semula Tarif per kWh-nya Rp1352 menjadi Rp1509 per kWh-nya. Luar Biasa!!!

Aku sebenarnya nggak mau stok Pulsa listrik banyak-banyak, tapi melihat kenaikannya yang fantastis tergerak juga hati ini untuk nyetok listrik. Aku biasanya membeli token listrik di internet banking CIMB Niaga alias CIMB Clicks. Mengapa aku sering beli di situ? Tak lain tak bukan karena tidak ada fee untuk bank-nya berbeda dengan beberapa bank besar lainnya. Cuma dipotong Pajak Penerangan Jalan (PPJ).

Mumpung belum tanggal 1 Desember kubelilah token listrik senilai Rp300rb ternyata diluar dugaanku ada biaya lain selain PPJ yaitu Biaya Materai. Betul sekali biaya Materai, aku melupakan yang satu itu!

Karena transaksiku melebih Rp250rb dan kurang dari Rp1juta maka transaksiku dikenakan biaya Materai Rp3000,-n ya sudahlah itung-itung turut menyumbang pendapatan negara,hehe....

Nah dalam struknya aku mendapatkan kWh sebanyak 213, berarti benar masih menggunakan skema Tarif lama, dimana biasanya jika aku beli token listrik Rp100rb hsnys mendapat 71 kWh.

So, kalau mau nyetok listrik dengan Tarif lama, buruan malam ini beli token listrik sebelum naik 11% dini hari nanti. Dan kalau bisa pilihlah merchant atau bank sebagai distributor token listrik yang bebas biaya, haha....

Sunday, November 29, 2015

Pengalaman Seru Susahnya Cari Hotel di Palangkaraya

Bed single ukuran (100x200)cm
Perjalanan kami bertiga kali ini memang terlalu mendadak, tidak kami rencanakan jauh-jauh hari sebelumnya. Naik Garuda Explore dengan Pesawat ATR-72 kami pun mendarat dengan selamat di Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya sekitar pukul 5 sore.

Kami tidak langsung keluar bandara untuk mencari taksi menuju ke hotel, karena kami belum tahu hotel mana yang kami tuju alias belum booking hotel! Jadilah kami masih di dalam bandara sambil googling kesana kemari mencari hotel yang masih kosong. Mulai dari website maupun aplikasi travel Agoda, Wego, Traveloka, Tiket.com, pegipegi.com dan lain-lain, kami upyek-upyek ternyata hasilnya Nihil. Semua hotel full booked.

"Ada acara apa ini di Palangkaraya kok penuh semua hotelnya saat ini", pikir kami saat itu. Tak mau menyerah, kami pun mencoba menelpon satu-persatu hotel demi hotel mulai hotel bintang empat sampai dengan hotel bintang dua, semua penuh. Ada hotel melati yang masih ada kamar kosong dan hanya menyisakan kamar dengan kamar mandi luar, Oh no......

Tapi mau nggak mau kami pun membooking tiga kamar hotel melati itu dengan tarif sekitar 150rb per malam. Akhirnya setelah berjibaku selama satu jam lebih di dalam bandara mencari hotel akhirnya kami memutuskan keluar untuk naik taksi.

Sesampainya di selasar bandara, kami pun menuju loket taksi bandara dengan tarif Rp80ribu ke pusat kota. Karena terlihat dari gelagat kami yang kebingungan nyari hotel akhirnya, si sopir pun bertanya, "Nyari hotel ya Pak?

"Iya nih, dari tadi nyari hotel penuh semua!"

"OK Pak, nanti kita cari hotel. Mau guest house baru?", tanya si sopir dengan penuh percaya dirinya menawarkan.

"Asalkan bersih, Ok aja lah, yang penting bisa tidur malam ini!"

Sambil naik taksi, kami berbincang dengan sopir taksi yang cukup ramah, kalau nggak salah namanya Bang Udin. Sekitar 20 menit perjalanan dari bandara, kami pun sampai di guest house baru yang dimaksud Ban Udin.
Kamar Mandi Dalam

Ternyata Guest House-nya nggak ada papan namanya. Kami pun mengecek dulu kondisi kamar yang ada sebelum memutuskan untuk menginap di sana. Meskipun kamarnya relatif sempit, namun relatif lengkap fasilitasnya, mulai dengan dengan AC, TV, Kamar Mandi dalam, spring bed ukuran single (100x200)cm dan tentunya cukup bersih karena masih baru. Tarif per kamarnya cuma Rp100rb per malam. Wow......

Lebih hebatnya lagi, kunci kamarnya sudah memakai kunci dengan kartu RFID kayak di hotel-hotel berbintang! Kami pun memutuskan untuk booking semalam dulu, nanti kalau cocok akan kami perpanjang satu malam lagi.... jadi, hotel melati yang sudah kami booking sebelumnya di bandara tidak jadi kami datangi, hehe....

Guest House tanpa nama itu juga dilengkapi dengan akses internet WiFI berkecepatan tinggi, apalagi router wifinya ada persis di depan kamarku, so wushh wush wushhh...... cepet banget internetnya!

Tibalah saatnya sarapan pagi, jam 06.30 sarapan sudah ready. Oiya kebetulan ruang makannya berada tepat di depan kamarku. Menu pagi itu adalah Nasi Putih dengan lauk udang goreng tepung, oseng-oseng kacang panjang, mie goreng. Untuk minumannya kita bisa bikin teh ataupun kopi hangat sendiri. Meskipun cuma satu macam menunya, tapi enak banget menurutku, kayak masakan rumahan.

Fasilitas TV layar datar dan meja kursi kecil
So untuk, guest house bertarif Rp100rb permalam, worth it banget lah pokoknya. Akhirnya kami perpanjang untuk semalam lagi. Oiya guest housenya terletak di tepi jalan raya Tjilik Riwut, Jalan Utama di Palangkaraya. Kalau mau makan malam di sekitar guest house juga ada beberapa warung makan yang cukuplah untuk memuaskan perut kita. Guest House ini juga menyediakan penyewaan sepeda motor dengan tarif Rp40rb per hari, cukup murah banget!

Karena puas dengan rekomendasi guest housenya, saat kami check out kami menggunakan jasa taksi Bang Udin lagi untuk mengantarkan kami ke Bandara Tjilik Riwut. Ternyata nggak semua harga murah menyajikan kualitas seadanya, tapi nggak tahu juga ya nanti kalau guest housenya sudah bernama alias keluar izinnya apakah masih memasang tarif murah...?


Saturday, November 28, 2015

Kuliner Pontianak: Pisang Goreng Srikaya

Logo Srikaya Suka Hati

Tak lengkap rasanya kalau di Pontianak nggak nyobain pisang gorengnya. Bukan sembarang pisang goreng melainkan pisang goreng istimewa, Pisang Goreng Srikaya.

Pisang Goreng Serikaya
Pisang goreng srikaya ini cocok untuk teman minum kopi, makanya tak jarang ditemukan di kedai-kedai kopi Pontianak. Nah, pisang goreng srikaya sendiri sebenarnya pisang goreng yang terbuat dari jenis pisang kepok digoreng dengan balutan tepung terigu yang dibelah diberi selai srikaya di tengahnya.

Pisang goreng srikaya paling nikmat dinikmati selagi hangat, dengan lelehan selai srikayanya, makyuss bangetlah pokoknya.

Nggak sembarang kedai kopi menyajikan pisang goreng srikaya yang enak, salah satunya yang terkenal berada di Jalan Tanjungpura. Di kedai kopi sempit di tengah-tengah deretan ruko, menjual selai srikaya dengan merek Serikaya "Suka Hati". Selai dijual dalam bentuk mangkuk plastik kecil seharga 25ribu. Selain menjual selai srikaya, kedai kopi yang tepatnya berada di Jl. Tanjungpura No.17 Pontianak yang diemperan rukonya terdapat banyak penjaja batu akik itu juga menjual pisang goreng srikaya dengan harga per potongnya Rp4000,-.

Pisang srikaya sangat cocok untuk menemani minum teh atau kopi, hmmmm maknyusss.....

Kedai Kopi kecil penjual pisang goreng srikaya

Selai Srikaya


Saturday, November 21, 2015

Pengalaman Tukar SIM card Biasa dengan USIM card 4G LTE di Galeri Indosat Pontianak

USIM Card 4G LTE Indosat 
Beli handset 4G nggak afdol rasanya kalau nggak ganti kartu. Nah, kebetulan handset yang baru kupakai tipe simcard-nya adalah nano simcard. Daripada aku motong simcard sendiri dengan susah payah seperti yang kulakukan untuk iPad Mini mending aku langsung saja ke Galeri Indosat untuk tukar kartu nano simcard.

Awalnya agak sayang juga sih nukerin kartu yang sudah sekitar 9 tahun menemaniku di berbagai handset, tapi kalaupun mau kupotong menjadi nano simcard juga nggak memungkinkan karena jenis simcard-nya termasuk simcard jadul yang chip-nya relatif besar. Jadilah ikhlas kutukarkan simcard im3 lawasku.

Kebetulan saat ini aku berdomisili di Pontianak, nah selasa kemarin, begitu handset pesananku datang langsung saja siang sekitar pukul 13.00 WIB aku meluncur ke Galeri Indosat Jalan Ahmad Yani Pontianak, tepatnya di depan Ayani Mega Mall. Bangunan dengan dominasi cat warna kuning membuatnya mudah dikenali sebagai galeri Indosat.

Pertama kali saat datang, masih ditempat parkir, aku disambut ramah oleh Pak Satpam. Beliau menanyakan, "Kalau boleh tahu keperluannya apa mas?"

"Mau ganti nano simcard, Pak!", jawabku lugas

Si Pak Satpam agak kebingungan, mungkin dia baru denger nama nano simcard, yo wis lah......

Akhirnya aku diantar ke customer service di gedung bagian belakang, karena bangunan utama di depan sedang direnovasi.

Masuk ke ruang customer service, disambut meja satpam yang siap dengan nomor antreanya yang saat itu dijaga oleh seorang satpam yang lebih tua. Aku tidak diberi nomor antrean karena tidak perlu antre saat itu, dan aku pun menuju salah satu dari dua meja Customer Service (CS).

Disambut dengan jabat tangan ramah oleh Mas Aan yang kebetulan bertugas sebagai CS saat itu. Tanpa basa-basi langsung kuutarakan maksudku untuk menukarkan simcard lamaku dengan nano simcard.

Mas Aan meminta simcardku yang lama dan pinjam KTP-ku untuk dicek datanya. setelah dicek di komputer kemudian dia mengambil secarik form untuk menempelkan simcard lamaku dan menulis data-datanya, dan aku tinggal tanda tangan saja.

Sebelumnya sambbil dia ngecek data di komputer kutanya "Mas di sini belum ada 4G ya layanan indosatnya?"

"Awal Desember nanti launching Mas, sekarang sudah ada tapi belum stabil, Mas-nya mau sekalian ganti kartu 4G? jawabnya

"Iya sekalian saja ganti kartu 4G Mas, toh kalaupun nggak ada sinyal 4G bisa dinonaktifkan kan...?

Aku diberi simcard baru jeni USIM Card 4G LTE ukuran All in One, artinya dalam satu simcard itu bisa dipilih ukuran simcard biasa, micro simcard dan nano simcard yang semuanya sudah terpotong dengan presisi, sehingga kita tinggal butuh ukuran yang mana, tinggal copot saja. Bagus juga tuh ide dari indosat, jadi nggak perlu khusus cetak micro simcard atau nano sim card sendiri-sendiri.

Mas Aan menjelaskan kalau kartu akan aktif dalam waktu satu jam ke depan. Kira-kira mungkin hanya sekitar 5 menit aku di situ, luar biasa cepat. Puas dengna pelayanan Galeri Indosat Pontianak, dan tanpa dipungut biaya sepeser pun untuk penggantian Simcard.

Sesampainya di kantor, meskipun belum satu jam aktivasi simcard barunya, ternyata kartu nano simcard 4G LTE-ku sudah bisa aktif.

Kucobalah layanan 4G-nya ternyata wusshhhhh cepet banget loadingnya meskipun di sekitar tempat tinggalku sinyal 4G-nya hanya berkisar 2 bar. Ahay....

Wednesday, November 18, 2015

Mengapa Kupilih Blackberry Classic

Akhirnya BlackBerry Classic pesananku sampai juga di tangan. Enam hari sejak kupesan di Blibli.com tanggal 11 kemarin, sempat was-was juga kalau sampai lama.
BB classic ini sebagai pengganti Nokia E61-ku yang usianya sudah lebih dari 8 tahun yang sudah saatnya dipensiunkan haha....

Dulu Saat orang kebanyakan memakai HP candybar, eh aku malah pakai HP QWERTY alias Nokia E61. Selanjutnya tahun 2010 Saat jaya-jayanya Blackberry, aku malah beli HP touchscreen yang belum lumrah pada saat itu alias iPhone. Dan sekarang pada saat orang-orang lagi tergila-gila dengan iPhone berlayar besar dan android, eh aku malah beli Blackberry classic dengan keyboard QWERTY-nya. 

Aku memang tidak suka mengikuti arus, aku beli HP bukan karena sekedar ikut-ikutan melainkan karena fungsionalitasnya. Seperti saat aku pengen HP yang enak kupakai mengetik bisa internetan sehingga aku bisa mengupdatew blogku dengan cepat dan mobile dimanapun maka kubelilah nokia E61 saat itu. Ketika aku penasaran dan ingin sekali mencoba HP touchscreen dari Apple yang revolusioner, kubelilah iPhone 3GS saat itu seharga lebih dari 7 juta, nominal yang cukup besar saat itu.

Ketika orang-orang sudah mulai meninggalkan HP QWERTY dan Blacberry yang sudah meredup, karena aku ingin HP yang bisa kugunakan mengetik cepat dan nyaman, maka kupilihkan BlackBerry Classic, yang bisa kugunakan untuk menggantikan HP E61-ku yang sudah ngedrop banget baterainya.

Sempat kemarin tergoda untuk membeli BlackBerry Passport Silver Edition, namun aku masih ragu dengan kemampuan keyboardnya yang cukup sederhana tanpa keybord angka, tapi pernah kucoba dengan keempukan yang pas dan kelihatan kokoh daripada BlackBerry Classic. Yang membuatku lebih penasaran ternyata keyboard blackberry passport bisa berfungsi layaknya touchpad, scroll ke atas bawah ataupun samping kanan kiri.
Setelah kupikir-pikir sayang kayaknya kalau uang sebanyak itu hanya buat beli handphone meski serius kuakui desain blackberry passport silver edition memang keren abis keliatan berkelas tidak seperti BlackBerry Pasport original.

Masih dengan agak bimbang akhirnya kuputuskan untuk membeli BlackBerry Classic di Blibli yang saat itu sedang diskon 11% all item. Dan sekarang BlackBerry Classic-ku sedang kupakai untuk menulis artikel ini.
Semoga keberadaan BlackBerry Classic ini bisa menambah produktivitasku dalam menulis.

Sunday, November 15, 2015

Pengalaman Sewa Film di iTunes Apple

Screenshot Halaman Rental Film di iTunes 
Bermula dari keinginanku memberikan hiburan gratis untuk mahasiswaku yang sebagian besar datang dari luar Pulau Kalimantan ini, aku akhirnya berkenalan dengan salah satu fitur di iTunes yaitu sewa film kualitas HD yang ketajaman gambar dan kualitas suaranya nggak perlu diragukan lagi.

Kubermaksud memberikan hiburan layar tancap buat anak-anak yang kesepian itu setiap akhir pekan. Kan nggak lucu kalau mau bikin acara nonton bareng kualitas gambarnya asal-asalan alias dari film bajakan, so kuputuskan untuk sewa film di iTunes saja, murah meriah......!   Berbagai macam film hollywood maupun dari berbagai belahan dunia termasuk film Indonesia disediakan oleh iTunes. Bisa dibeli ataupun disewa. Jika beli harganya kisaran Rp100-an ke atas, kalau sewa sekitar Rp25ribu s.d. Rp29ribu, atau bahkan ada yang lebih murah dari itu kalau nggak salah pernah kulihat ada film yang disewakan sehargaRp19ribu.

Harga sewa yang cukup murah, malah jauh lebih murah dari nonton di XXI di kotaku yang jika weekdays saja Rp40rb. Apalagi bisa dinikmati rame-rame dengan kualitas yang memuaskan lah pokoknya, meskipun layar yang kami pakai tidak selebar layar bioskop.

Ketika film kualitas HD kita nikmati sendiri di laptop atau komputer maka tak menjadi masalah. Namun ketika kita ingin menikmatinya rame-rame maka harus kita hubungkan dengan proyeltor LCD, nah di sini permasalahannya. Ketika kuhubungkan dengan kabel VGA biasa ternyata nggak mau keluar gambarnya di layar, dan selalu ada warning di layar laptop kalau LCD yang digunakan harus support HDCP alias High bandwidht Digital Content Protection yang ternyata setelah kugoogling solusinya harus minimal menggunakan kabel HDMI. Langsung saja kupesan kabel connector Miniport Display to HDMI untuk macbook air-ku. 

Setelah pesanan kabelku datang tak sabar langsung kucoba. Harap-harap cemas akhirnya  keluar juga gambarnya dan voila....... gambarnya tajam banget apalagi kuputar dengan proyektor LCD yang relatif bagus, dengan soundnya yang membuat bergetar jendela kelas, haha...... 

Oiya hampir lupa, untuk sewa waktunya dibatasi sampai 30 hari setelah proses download tuntas. Bukan berarti selama 30 hari itu kita bisa memainkannya setiap hari, melainkan kita hanya bisa memutarnya selama 48 jam dalam rentang waktu 30 hari. Jadi begitu kita memutar filmnya maka kita hanya bisa menontonya berulangkali hanya selama 48 jam sejak pertama kali diputar, setelah itu film otomatis akan hilang dari komputer kita.





Saturday, October 31, 2015

Jalan-Jalan ke Indocomtech 2015

Suasana di salah satu Hall Pameran Indocomtech 2015 di JCC Senayan (dok. pribadi)
Gembar-gembor penyelenggaraan Indocomtech 2015 tahun ini sangat masif. Kebetulan seminggu ini aku ada acara di Jakarta, jadilah aku bisa mampir ke Indocomtech, pameran komputer dan mobile technology terbesar di Indonesia. Penyelenggaraannya dari tanggal 28 Oktober s.d. 1 November 2015 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.

Rabu pagi sekitar pukul 10 pagi, aku meluncur dari rumahku di Sarua, Tangerang Selatan menuju JCC Senayan. Sekitar 1 jam perjalananku menuju venue pameran terbesar di penghujung tahun ini. Sesampainya di komplek Gelora Bung Karno, masuk melalui pintu utara kubayar ongkos parkir sebesar Rp5000,- tanpa karcis! Mendekati JCC di kuparkirkan motorku di tempat parkir yang dikelola oleh individu, entah preman atau apa dengan membayar Rp5000,-, sungguh kacau dan tumpah tindih dan sangat tidak profesional pengelolaan parkir di kompleks Gelora Bung Karno ini. Jarak dari parkiran Motor ke JCC sejauh kira-kira 150 m, lumayan juga sih, itung-itung olahraga.

Tiket Indocomtech 2015 (dok. pribadi)
Sebelum masuk tentunya harus beli tiket masuk seharga Rp15ribu untuk weekdays dan Rp20ribu untuk weekend. Pagi itu karena hari pertama usai pembukaan masih banyak stand-stand pameran yang belum siap 100%. Sekedar informasi di Hall A berisikan pameran dari pabrikan-pabrikan telepon seluler, toko online Blibli, Lazada, iBox, dll. Hall B berisikan pabrikan-pabrikan komputer yang nampaknya lebih sepi daripada Hall A, maklum sekarang lagi masanya smart phone bukan PC seperti beberapa tahun yang lalu. Hall C lebih dominan diisi oleh beberapa operator seluler semacam Telkomsel, Smart, Bolt yang saling berlomba menawarkan paket internetnya.

Tujuan utamaku ke Indocomtech sebenarnya mau ke gerai Erafone atau gerai penjual Blackberry Classic, karena aku butuh gadget pengganti Nokia E61 ku yang sudah lebih dari 8 tahun menemaniku untuk browsing dan menulis blog. Aku sudah lama mengincarnya, kali aja ada diskon banyak, haha... Ternyata gerai-gerai besar distributor ponsel semacam Erafone dan Telesindo berada di Main Lobby. di Telesindo stok blackberry classic sedang kosong, dan akhirnya aku menemukan blackberry classic yang dipajang bersanding diapit oleh blackberry passport dan blackberry passport silver edition. Blackbery Classic di situ dijual dengan harga seingatku Rp4,7juta untuk cash dan Rp5 juta untuk cicilan kartu kredit. Setelah kupegang-pegang, kubolak-balik berkali-kali, kupencet-pencet keyboar QWERTY-nya, ternyata aku kurang sreg dengan  keyboardnya yang menurutku terlalu empuk dan terkesan ringkih, berbeda jauh dengan keyboard blackberry passport silver edition yang empuknya pas dan terkesan kokoh. Karena aku masih ragu dan waktuku sangat terbatas, kuputuskan untuk menunda pembelian blackberry classic saat itu.

Entah mengapa aku kurang tertarik dengan smartphone lainnya, tapi aku sempat tertarik sih dengan Lenovo Phablet Plus dengan harga miringnya dan Lenovo Vibe Shot yang elegan. tapi karena aku sudah punya iPad Mini 2 dan kamera mirrorless Olympus Pen, jadinya ketertarikan sesaatku itu cepat menguap. Namun, bagi kalian yang ingin mencari gadget-gadget, terutama gadget android maupun iOS banyak diskon yang diumbar di Indocomtech ini. Sayang rasanya kalau melewatkannya kalau memang sudah berniat untuk ganti smartphone. Tapi ingat ya, tetap bijak dan cerdas ...dalam belanja

Oiya, saat di Indocomtech aku sempat apply kartu kredit BRI Touch yang katanya gratis iuran tahunan seumur hidup, kali aja disetujui, kan lumayan, haha......

Gudeg Bu Dibyo Bintaro

Seporsi Gudeg Bu Dibyo (dok.pribadi)
Gudeg, entah mengapa lidahku sangat cocok dengan masakan manis khas Jogja ini, padahal aku orang pantura yang umumnya tidak suka dengan masakan manis. Mungkin aku masih punya darah Jogja dari ibuku yang asli Bantul.

Makanan yang satu ini memang ngangenin, saking lamanya aku nggak makan gudeg asli sejak hampir 7 tahun yang lau, ketika istriku ke Jogja aku pesen untuk dibelikan gudeg kaleng, kali aja bisa mengobati kerinduanku dengan gudeg, tapi ternyata tidak, beda banget rasanya bahkan malah cenderung asam, ehmmmm,.....

Nah, kemarin kebetulan aku pijat di Ken Hermawan Bintaro. Aku yang belum sarapan dari pagi, usai pijat, aku sudah tidak mampu lagi menahan demo dari seisi perutku. Akhirnya aku mampir ke Gudeg Bu Dibyo yang kata temenku enak banget.

Dari Ken Hermawan di Sektor 5 depan Kampus STAN, kulajukan motorku ke arah Plaza Bintaro dan terus ke timur sampai dengan perempatan bangjo Pondok Ranji. Kalau ke kanan ke arah stasiun Pondok Ranji, kalau ke kiri ke arah Pondok Betung. Kubelokkan motorku ke arah kiri. Kira-kira 1 km ke utara di sekitar sektor 4 Bintaro, di kiri jalan ada tulisan Gudeg Bu Dibyo yang nyempil di sebuah ruko kecil, mungkin ukuran 3 x 6 meter. Saya sarankan kalau mau kesana pelan-pelan saja, karena kalau kecepatan tinggi sering nggak kelihatan terlewat begitu saja.

Sampai di sana segera kupesan Gudeg, "Bu, ini gudegnya pakai ayam kampung nggak?", tanyaku ke Bu Dibyo sambil membaca menu dan harganya yang tertera di meja etalase.

"Iya betul pakai ayam kampung!", jawabnya lembut.

Kupesanlah seporsi gudeg dengan ayam opor yang kulihat di daftar menu itu seharga Rp30ribu. Agak mahal, tapi wajarlah karena pakai ayam kampung.

Setelah kutunggu sekitar 5 menit, akhirnya gudeg pesananku datang dengan komposisi nasi putih, ayam kampung paha opor, krecek, sambal, dan tentunya gudeg yang diguyur dengan areh. Areh inilah kesukaanku yang rasanya legit dan gurih, ini yang kucari setiap kali aku menikmati gudeg, AREH-nya! Rupa areh mirip dengan bumbu maskaan rendang yang sama-sama terbuat dari santan kelapa berbumbu. Tak lupa kupesan minuman spesialnya, Es Beras Kencur!

Es Beras Kencur (dok. pribadi)
Sambil makan, aku ngobrol dengan Bu Dibyo. "Bu, kok bukanya jam 11, nggak buka lebih pagi Bu?", tanyaku sambil makan dengan lahap.

"Nggak Mas, soalnya nggak punya asisten. cuma sendirian. Saya rumahnya jauh di Ciledug, terus pagi baru masak di sini!" jawabnya.

Bu Dibyo juga menceritakan kalau banyak pelanggannya yang pesan ke dia melalui Go Jek untuk pengantarannya. Ternyata si Ibu berasal dari Tamansiswa Yogyakarta, dan baru awal tahun ini berjualan di lokasi yang sekarang ini. Sebelumnya dia berjualan di dekat Dapur Cokelat kalau nggak salah Bintaro Sektor 3A.

Memang legit rasa gudeg dan arehnya. Ayam kampungnya juga gurih dan empuk, mantap makyuss lah pokoknya. Oiya jam buka gudeg Bu Dibyo setiap hari pukul 11.00 s.d. 20.00 WIB, dan tutup pada hari Jumat, tapi kemarin hari Jumat malah pas buka, karena beliau mau tutup pada hari minggu. Ya pas Bejoku, haha....

Oiya beliau juga jualan garang asem, tapi pas aku datang kemarin garang asemnya belum matang, mungkin next time lah kucoba....


Thursday, October 22, 2015

Akhirnya Dapat Uang Jajan dari Google Adsense

Screeshot Email Pemberitahuan Pembayaran dari Google
Setelah setengah tahun bergelut dengan adsense, dan melototin pendapatan di akun adsense tiap hari, sen demi sen, akhirnya kemarin aku dapat email pembayaran dari google.

Jumlahnya cuma US$ 118 masih sangat jauh dari master-master adsense yang bergentayangan d dunia maya. Tapi lumayan lah bisa untuk bayar perpanjangan domain, hehe...... Sebelumnya aku kira kode MTCN Western Union-nya akan dikirim melalui surat, eh ternyata cuma dikirim via email. Jadilah kucoba-coba siang tadi mencairkannya di kantor pos.

Kebetulan di samping kantorku ada Kantor Pos, jadilah aku menyempatkan beberapa menit untuk menyambanginya. Masuk Kantor Pos yang berada di kawasan Kotabaru Pontianak itu, jika aku biasanya langsung mengambil nomor antrean di meja satpam yang ada di balik pintu masuk, kali ini tidak kulakukan. Aku berpikir mungkin khusus untuk layanan Western Union dilayani dengan nomor antrean yang berbeda. Ketika mau kutanyakan ke Pak Satpamnya ternyata tidak standby di tempatnya. Jadilah aku tanya pada ibu-ibu yang sedang asik bercengkerama di salahsatu bilik layanan Batara Pos.

"Maaf Bu, kalau mau mencairkan Western Union di bagian mana ya?", tanyaku agak sungkan.

"O, ngisi formulir warna kuning dulu Mas di sana!", sahutnya sambil menunjuk ke meja pengisian berbagai macam formulir.

Cuaca siang Pontianak siang tadi yang cukup panas dan gerah di dalam ruaang utama Kantor Pos plus bumbu kabut asapnya, tak mampu meredam kegembiraanku menanti pencairan 'uang jajan' dari Google itu, haha.....

Aku pun mengambil nomor antrean dan menuju meja pengisian formulir. Kutulis nama, Tempat tanggal lahir dan alamatku sesuai dengan KTP beserta nomor HP-ku. Nama pengirim juga kucantumkan dalam Hal ini Google Asia Pasific Pte Ltd. yang berbasis di Singapore.

Formulir Pencairan Dana Western Union (dok. pribadi)
Usai kutulis formulir Western Union, tak sampai tiga menit berselang terdegarlah panggilan nomor antreanku. Langsung saja aku menuju loket 2. Langsung saja kuutarakan maksudku untuk mencairkan Western Union sambil kusodorkan formulir yang telah kuiisi. Kusodorkan pula KTP dan fotokopiannya. Tak cukup dengan KTP, si Mbak memintaku menujukkan SIM, mungkin untuk penguat bukti identitas, soalnya di KTP-ku kan nggak domisili di Pontianak, melainkan di Tulungagung Jawa Timur. Si Mbak juga memintaku untuk menyebutkan Money Transfer Control Number (MTCN) yang berjumlah 10 digit yang ada di email pemberitahuan pembayaran dari Google.
Kantor Pos Kotabaru Pontianak  (dok. pribadi)

Hanya sekitar lima menit aku berdiri di depan loket dan sudah beres proses pencairannya. Terakhir aku cuma diminta tanda tangan slip tanda terima pembayaran, dan ternyata aku mendapat Rp1.614.300,00 dari konversi US$118 dengan nilai konversi US$1 = Rp13.678,00 kurs yang berlaku saat itu. Lumayan juga ya, Alhamdulillah.

Asiknya lagi, mencairkan Western Union ke Kantor Pos ternyata tidak dikenakan biaya sepeser pun.


Wednesday, September 2, 2015

Beli Tiket Kereta Api Online via Aplikasi KAI Access

"Sudah nggak zamannya lagi beli tiket di Stasiun"

Kalau dengar atau baca kalimatnya itu pasti aku akan ingat kenangan unik beberapa tahun yang lalu dimana di akhir tahun 2008 menjelang tahun baru, saat itu aku sedang berada di Jakarta. Nah, karena acaraku sudah selesai siang itu, aku pun memutuskan pulang ke Jogja dengan naik kereta. Langsunglah aku menuju ke Stasiun Senen untuk membeli Tiket Kereta Api Senja Utama Jogja. Ternyata sesampainya di stasiun, loket belum dibuka. Akupun duduk lesehan di depan loket, menunggu loket dibuka, yang biasanya di hari H keberangkatan hanya tersisa 1 gerbong yang memang sengaja dijual menjelang keberangkatan.

Aku duduk tepat di depan loket, karena aku termasuk yang datang pertama kali di Stasiun. Pasti nantinya rame banget karena kalau nggak lupa saat itu tanggal 30 Desember 2008, satu hari menjelang malam tahun baru, yang tentunya banyak orang yang mudik atau sekedar liburan ke Jogja. Nah, Tibalah sekitar pukul 2 siang loket dibuka, dan gila, tidak ada antrean, semua menyodok ke depan. Untungnya aku di depan dan kebetulan tanganku panjang, haha.... akhirnya aku dapat tiket. Eh, ternyata ada Ibu-ibu yang protes karena aku dianggapnya menyerobot antrean, padahal aku dulu yang datang duluan, haha..... Saat itu belum ada diharuskan pakai nama untuk tiketnya, jadinya beberapa orang yang antre bersamaku saat itu nitip uang untuk kubelikan tiket, hehe...... Lega rasanya dapat tiket kereta api di hari H, yang mana sebelumnya fenomena-fenomena berjubel rebutan di depan loket tiket hanya kulihat di TV, dan saat itu aku sendiri yang mengalaminya.

Hal seperti yang kualami sekitar 7 tahun yang lalu itu, tak pernah terjadi saat ini. Pemesanan tiket kereta api sudah banyak dilakukan secara online. Entah itu melalui website PT KAI, tiket.com, ataupun aplikasi resmi PT KAI yang bernama KAI Access yang bisa didownload di Blackberry World, Apple Apps Store, Ataupun Google Playstore.

Kebetulan gadgetku Apple jadi bisa download aplikasi ini. Dulu sebelum ada untuk platform iOS dan Android, aplikasi resmi ticketing kereta api hanya tersedia untuk platform Blackberry. Nah, dengan aplikasi ini beli tiket semudah belanja online, haha......

Kemarin lusa aku sempat beli tiket kereta api Gajayana untuk anak istriku dari Tulungagung ke Jakarta. Nah, ternyata melalui aplikasi itu dapat diskon Rp7500 per tiket dari harga tiket, jadi lumayan kan..... Begitu kita lihat jadwal munculah beberapa tingkatan harga tiket. Untuk tiket Gajayana sendiri, mulai yang paling murah (biasanya) tersedia sedikit sampai yang paling mahal dengan selisih sekitar Rp150ribu padahal sama saja fasilitasnya. Jadi jika kita pesan jauh-jauh hari (maksimal H-90) maka peluang kita mendapat harga paling murah di kelasnya menjadi lebih besar.

Pilihan pembayaran ada 3 macam, yaitu Klikpay BCA, ATM dan kartu kredit Visa/Mastercard. Kemarin aku memilih pembayaran dengan ATM yang bisa dibayarkan di lebih dari 10 bank nasional. Begitu kuselesaikan transaksinya dan mendapat kode booking dan nomor transaksi (13 digit), aku langsung membuka internet banking mandiri untuk membayarnya karena kalau harus ke ATM repot harus keluar apalagi saat itu sudah larut malam dan pembayaran dibatasi sampai 3 jam setelah booking. Kalau lewat dari itu, otomatis booking akan dibatalkan oleh sistem.

Pada menu internet banking mandiri kupilih menu Bayar > Tiket > kupilih kereta api, dan tinggal kita masukkan 13 digit nomor transaksi yang kita peroleh sebelumnya. Cukup praktis! Ternyata per transaksi dengan metode pembayaran ATM terkena biaya transaksi Rp7500, tapi nggak papa, toh sudah didiskon sebelumnya.

30 menit setelah pembayaran kita akan mendapatkan invoice dari PT KAI ke email kita yang bisa kita tukarkan dengan tiket di stasiun, ataupun kita cetak sendiri tiketnya di stasiun dengan memasukkan kode booking atau nomor transaksinya. Oleh karena itu, jangan sampai salah memasukkan alamat email saat registrasi pertama aplikasi KAI Access.

Oiya ketika kita ingin anak kita yang umurnya di bawah 3 tahun bisa duduk di kursi sendiri, maka saat pesan kita pilih kategori dewasa, bukan anak ataupun bayi, karena jika kita pilih anak atau bayi maka tidak dapat kursi sendiri melainkan hanya bayar 10% dari harga tiket. Kalau kita pilih dewasa jelas harus bayar 100% harga tiket. Ketika input nomor KTP untuk bayi atau balita kita, kita input saja NIK yang ada di Akte atau kartu keluarga.

Satu lagi info terbaru, ada promo bulan september ini dari PT KAI dalam rangka ulang tahunnya yang ke-70. Untuk pemesanan dan keberangkatan dari tanggal 7-28 September 2015, KAI menyediakan 70ribu kursi seharga Rp70.000,- Lumayan kan bisa naik kereta eksekutif jarak jauh hanya Rp70.000. Sayangnya tiket yang kubeli untuk keberangkatan tanggal 2 oktober, haha......


Sunday, August 23, 2015

Karnaval Khatulistiwa 2015 di Pontianak

Pamflet Festival Khatulistiwa (dok. pribadi)
Kemarin sore sekitar pukul 2 siang digelar hajat akbar dalam rangka HUT RI ke-70 yang dipusatkan di Kota POntianak, Kalimantan Barat. Gelaran dengan tajuk Karnaval Khatulistiwa 2015 ini terdiri dari karnaval darat dan air. Karnaval ini juga dimeriahkan dengan penampilan artis-artis nasional seperti Slank, Ello, dan Saykoji.

Karnaval darat sendiri dimulai dari Kompleks Rumah Radank (Rumah Adat Dayak) dengan puluhan Mobil Hias menuju ke Alun-alun Kapuas. Kemarin sore sekitar pukul 3 sore iring-iringan karnaval lewat depan kantorku di Jl. Sultan Abdurrahman. Di barisan paling depan ada Marching Band TNI yang menampilkan pertunjukan memukau dengan suara marching band yang membahana menghentak jantung para penontonnya.


Nah, setelah barisan Marching Band tibalah iring-iringan mobil hias. Mobil Hias pertama yang berhiaskan patung burung Enggang ternyata dinaiki oleh Jokowi yang didampingi dengan Gubernur Kalimantan Barat. Jokowi sambil melambaikan tangan dan mengumbar senyum ke masyarakat, juga membagi-bagi kaos dengan melemparnya.
Anis Baswedan Menyapa Masyarakat Pontianak (dok. pribadi)

Dibelakangnya ada mobil hias yang ternyata juga ada Anis Baswedan, yang duduk mengumbar senyum dan melambaikan tangan. dan setelahnya puluhan mobil mewah yyang mungkin di dalamnya berbagai pejabat negara.


Habis itu baru iring-iringan mobil hias dari masing-masing kabupaten di Kalimantan Barat, perwakilan beberapa propinsi di Indonesia, dan juga berbagai kantor dinas ataupun lembaga di Kalimantan Barat.

Mobil Hias perwakilan DKI Jakarta dengan Abang None-nya (dok. pribadi)
Jangan dibayangkan iring-iringan mobil hiasnya seperti Karnaval Mobil hias di Pasadena, AMerika serikat yang penuh bunga. Menurutku biasa saja, seperti karnaval pembangunan 17 agustusan yang ada di kota-kota kabupaten. Panitia yang mengatur jalannya karnaval juga sepertinya kurang siap, mengingat rangkaian karnaval tidak mulus tersambung menjadi satu melainkan seringkali terpisah jauh antara mobil hias yang satu dengan yang lain, bahkan jedanya cukup lama dan diselingi kendaraan umum yang lewat. Iring-iringan terakhir dari karnaval darat barisan penggemar Moge dan sepeda onthel kuno.
Mobil Hias Khas Dayak yang ditumpangi Anis Baswedan (dok pribadi)

Pengaturan iring-iringan pun kurang sistematis, campur aduk urutannya antara mobil hias dari perwakilan propinsi, perwakilan kabupaten, ataupun perwakilan instansi. Menurutku yang berkesan cuma Marching Band TNI yang all out.

Iring-iringan karnaval darat berakhir di Alun-alun Kapuas. Aku sendiri tidak ikut kesana, cuma nonton di tayangannya yang disiarkan langsung oleh Metro TV. Karnaval dilanjutkan dengan karnaval air yaitu karnaval perahu dan kapal hias di sepanjang sungai Kapuas.
Panser pun ikut Karnaval (dok. pribadi)

Sebenarnya event ini bisa di gelar tiap tahun dan menjadi event wisata bagi kota Pontianak jika direncanakan dan dikemas secara profesional. Lebih apik lagi jika dikombinasikan dengan karnaval manusia dengan kostum yang warna warni dan menarik seperti Jember Fashion Carnaval. Atau juga dikombinasikan dengan pawai adat dayak seperti saat gawai dayak Mei lalu dan dipadu dengan atraksi budaya berbagai etnis yang ada di Pontianak sehingga bisa lebih hidup, tidak sekedar berpose dari atas mobil hias. Mobil hiasnya juga bisa dipersyaratkan dengan standar tertentu, misalnya harus full bunga agar kelihatan lebih berkelas tidak sekedar seperti karnaval kampung dari papan triplek.
Mobil Hias Adat Minang (dok. pribadi)
Suku Dayak (dok. pribadi)
Mobil Hias Dayak (dok. pribadi)

Terlepas dari segala kelebihan dan keurangan karnaval kemarin, paling tidak masyarakat pontianak mendapatkan hiburan gratis dan mata masyarakat Indonesia tertuju ke Kota Pontianak. Untung kemarin tidak ada kabut asap, kalau ada bakal batuk-batuk tuh Jokowi, hehe.....


Saturday, August 22, 2015

Perbedaan Klik BCA dan Klikpay BCA

Screenshot Homepage Klik BCA
Seringkali kita bingung dengan istilah pembayaran di berbagai marketplace dengan metode klikpay BCA atau Klik BCA. Sekilas hampir sama, meskipun sama-sama merupakan layanan dari Bank Central Asia alias BCA ini dan juga langsung mendebet saldo rekening BCA, namun keduanya mempunyai banyak perbedaan.

1. Username dan Password
    Username dan password keduanya berbeda, tidak otomatis username dan password klik BCA bisa digunakan untuk klikpay BCA. Username Klik BCA otomatis diberikan oleh sistem saat awal mula pendaftaran, sedangkan passwordnya terdiri dari kombinasi angka-angka saja. sedangkan Username Klikpay BCA adalah berupa email yang kita daftarkan dan paswordnya merupakan kombinasi huruf dan angka.

2. Proses Verifikasi
Proses verifikasi terhadap setiap transaksi yang dilakukan juga berbeda. Jika Klik BCA menggunakan Key BCA (token fisik) untuk proses verifikasinya, berbeda halnya dengan klikpay BCA yang menggunakan One Time Password (OTP) yang akan langsung dikirimkan di nomor HP kita untuk kemudian diinputkan ke halaman klikpay BCA.
Screenshot Homepage Klikpay BCA

3. Fitur
Sebenarnya layanan Klikpay BCA merupakan bagian dari layanan Klik BCA yang khusus untuk memudahkan dalam pembayaran secara online. Sedangkan untuk Klik BCA lebih mencakup layanan perbankan yang bisa dilakukan secara online meliputi Transfer, Pembelian voucher seluler dsb, pembayaran berbagai macam tagihan, pembayaran e-commerce, melihat informasi rekening baik itu saldo, mutasi rekening, histori transaksi, dsb.

4. Akses
Untuk mengakses layanan Klik BCA harus login ke https://ibank.klikbca.com/ , sedangkan untuk mengakses Klikpay BCA tidak harus membuka halaman klikpay BCA melainkan biasanya ketika kita memilih pembayaran di toko online menggunakan klikpay BCA kita akan langsung di arahkan (redirect) ke halaman klikpay BCA.

5. Pendaftaran Layanan
Untuk bisa memiliki akses ke layanan Klik BCA kita harus mendaftar di ATN BCA atau cabang BCA terdekat dan mengambil Key BCA (token fisik) di bank cabang BCA yang kita pilih sebelumnya. Sedangkan untuk memiliki akses Klikpay BCA kita terlebih dahulu harus punya akun Klik BCA, dan jika sudah punya maka kita bisa segera mengaktivasi Klikpay BCA melalui halaman Klik BCA.

Keberadaan Klikpay BCA memang dirancang khusus untuk mempemudah pembayaran di berbagai toko online yang sedang menjamur saat ini, sehingga nasabah BCA tidak harus direpotkan untuk mengakses klik BCA yang terkenal ribet itu.

Sunday, August 2, 2015

Mudik ke Pati dari Tulungagung Lewat Jalur Alternatif Yang Mulus Lancar

Screenshot Rute Mudik Tulungagung - Pati di Google Maps (dok. pribadi)
Mudik Tahun ini terasa sangat menyenangkan. Bagaimana tidak, perjalanan mudikku dari Tulungagung Jawa Timur menuju Pati Jawa Tengah, terasa nyaman, lancar, nyaris nggak ada macet.

Dari Tulungagung ke Pati tidak ada transportasi umum langsung. Jika terpaksa menggunakan kendaraan umum dari Tulungagung harus ke Surabaya dulu, baru ganti bus jurusan Semarang yang jelas lewat Pantura Pati Jawa Tengah. Namun waktu yang ditempuh bisa sampai 10 jam. Dari Tulungagung - Surabaya 4 jam, dan Surabaya - Pati 6 jam. Mudik pakai kendaraan umum dari Tulungagung ke Pati pastinya sangat merepotkan apalagi masih ada balita yang seringkali rewel jika kelamaan di bus karena tidak bisa bebas bergerak.

Solusinya? ya terpaksa pakai mobil pribadi. Sejak Manggala lahir 3 tahun yang lalu ini adalah tahun ke-4 kami mudik lebaran naik mobil pribadi. Ada beberapa rute yang kami tempuh menuju Pati. Rute pertama Tulungagung - Trenggalek - Ponorogo - Madiun - Ngawi - Cepu - Blora - Rembang - Pati. Rute kedua Tulungagung - Nganjuk - Ngawi - Cepu - Blora - Rembang - Pati. Dan rute ketiga yang kami peroleh terakhir dari Google Maps adalah Tulungagung - Nganjuk - Bojonegoro - Jatirogo (Tuban) - Rembang - Pati. Ketiga rute tersebut hampir sama jaraknya, cuma yang membedakan kualitas jalan dan kepadatan lalu lintasnya.

Tahun-tahun awal kami mudik ke Pati seringkali menggunakan rute 1 maupun 2, baru tahun lalu kami mulai menggunakan rute 3 yang ternyata relatif lebih cepat karena jalanannya yang lumayan lebih sepi meskipun banyak jalan yang rusak di ruas Bojonegoro - Rembang. Tapi tak masalah toh mobil kami cukup tinggi dengan roda yang relatif besar, lain perkaranya jika kami mudik pakai Jazz atau Yaris, bisa-bisa nyampai Pati rontok semua.

Tahun ini kami memilih kembali rute 3. Dari Tulungagung kami sengaja berangkat sekitar pukul 4 pagi agar tidak terkena imbas macet di ruas Kediri - Nganjuk yang relatif sempit jalannya karena pas lebaran hari kedua yang pastinya akan ramai lalu-lintas masyarakat yang mau silaturahmi. Sekitar pukul 5 pagi kami sampai Nganjuk dan berhenti di masjid menjelang masuk kota Ngajuk untuk sholat Subuh. Lumayan agak lama kami berhenti di masjid karena aku mendadak dapat 'panggilan alam' juga, haha......

Sekitar 40 menit kami di masjid, langsung melanjutkan perjalanan menuju Bojonegoro. Matahari pagi yang mulai bersinar dan suasana sejuk persawahan Nganjuk yang didominasi tanaman bawang merah yang kami lalui plus jalanan yang sepi sangat menyenangkan sekali. Nyetir jadi nggak kerasa capek. Untungnya lagi kita bisa lebih ngirit BBM, soalnya nggak perlu pakai AC, jendela kubuka lebar-lebar bisa menghirup udara pagi yang bersih dan sejuk.

Kira-kira 15 menit meninggalkan kota ngajuk, jalanan mulai menanjak dan pemandangan di kanan kiri jalan digantikan dengan hutan jati yang sedang meranggas karena kemarau. Kontur jalannya pun mulai naik turun berkelak-kelok dengan tikungan yang tajam. Tapi aku slow aja nyetirnya, nggak buru-buru, selain karena pertimbangan safety juga ingin menikmati juga suasana perbukitan. Sekitar 1 jam perjalanan di perbukitan yang lumayan menantang itu, untung jalannya lumayan bagus, meskipun ada beberapa ruas yang sedang ada pengerjaan perbaikan jembatan kecil.

Menjelang masuk kota Bojonegoro kami berhenti di Masjid Besar yang cukup megah di tepi jalan untuk sekedar mendinginkan mesin mobil, ke toilet dan sarapan pagi membuka bekal yang kami bawa, maklum baru sekitar pukul 7 pagi. Kami berhenti sekitar 20 menit dan melanjutkan perjalanan kembali.

Masuk kota Bojonegoro lumayan sepi lalu lintasnyanya. Cukup mudah menemukan 'jalan keluar' dari kota Bojonegoro menuju Rembang. Dari Alun-alun ke arah timur dan begitu ketemu jembatan Bengawan Solo berarti jalan kita sudah benar menuju Jatirogo (Tuban) ataupun Rembang.

Perjalanan sepanjang Bojonegoro - Rembang yang tahun kemarin didominasi jalan rusak, tahun ini kami sungguh tercengang. Ternyata jalanan menuju Rembang dari Bojonegoro sudah mulus dan lebar, hanya beberapa kilometer ruas jalan saja yang masih agak sempit, tapi overall menurutku ini adalah jalan alternatif paling mulus dan lancar jaya........, so kira-kira 1,5 jam dari Bojonegoro kami sudah sampai di perbatasan Jawa Tengah.

Kami pun berhenti di Pom Bensin antara Kecamatan Sale dan Pamotan Rembang yang tahun kemarin kami juga berhenti di situ untuk sekedar ke toilet. Kami pun melanjutkan perjalanan lagi sambil mencari kira-kira di pinggir jalan ada warung bakso, karena Manggala habis muntah. Mungkin perutnya kosong karena nggak mau sarapan ditambah jalanan yang naik turun berkelak-kelok. Akhirnya di kecamatan Pamotan Rembang, di dekat pertigaan yang arah Rembang, sedangkan yang satunya arah ke Lasem, ada warung bakso Solo. Kami pun mampir dan ternyata baksonya cukup enak, Manggala pun lahap menyantapnya.

Sekitar 2o menit kami berhenti di warung bakso dan bergegas kembali melanjutkan perjalanan yang kira-kira 1,5 jam lagi sampai kota Pati. Masuk kota Rembang lalu litas lumayan rame di dekat objek wisata Taman Kartini, dan aku pun mengalami insiden kecil. Bemper depan mobilku nyenggol sedikit motor di depanku, tapi untungnya pengendara motornya nggak jatuh, karena cuma sedikit sekali senggolannya. Alhamdulillah nggak papa......

Pantura siang itu lumayan sepi, aku pun masuk kota Pati sekitar pukul setengah 12 siang. Aku Mampir di Pom Bensin jalan Pati - Tayu untuk mengisi Pertamax. Kuisi Full Tank cuma habis kurang dari 250rb. Jarak rumah eyang Manggala dari Kota Pati sekitar 7 km, kami pun sampai di rumah kira-kira pukul 12. Jadi total perjalanan kami plus mampir-mampirnya sekitar 8 jam, dan anehnya aku tidak terlalu merasa capek, mungkin karena hepi kali ya, haha....

Monday, July 27, 2015

Pengalaman Mudik Naik Embraer E-Jets 190/195 Kalstar

Safety Guide Kalstar E 190/195 (dok. pribadi)
Lebaran tahun ini adalah mudik ketiga kalinya aku dari Pulau Kalimantan. Berbeda dengan dua kali mudik sebelumnya yang mana aku mudik dari Balikpapan, tahun ini aku mudik dari Pontianak. Tujuanku pertama jelas ke Tulungagung, Jawa Timur, dan bandara yang terdekat adalah Juanda Surabaya.

Mudik kali ini aku terbang dengan pesawat Kalstar Aviation Pontianak - Surabaya, karena hanya Kalstar-lah satu-satunya maskapai yang melayani rute tersebut secara langsung. harga yang kutebus untuk penerbangan pp Pontianak Surabaya adalah sebesar Rp3 jutaan, lumayan juga sih, tapi ya mau nggak mau harus kubeli.

Ini bukan penerbangan pertamaku menggunakan Kalstar ke Surabaya dari Pontianak, mudik ini penerbangan yang kedua. Yang pertama sekitar bulan Mei kemarin, pesawat yang digunakan jenis boeing yang agak jadul, agak ketar-ketir juga kala itu naik Kalstar.

Tanggal 16 Juli 2015 atau H-1 habis subuh aku dan teman kantor berangkat ke Bandara Supadio, Saat check in aku sengaja request ke petugas counter check in Kalstar untuk duduk di samping jendela pintu darurat. Diberikanlah aku nomor 15A. Usai Check in aku langsung menuju ruang tunggu di lantai 2 terminal Supadio yang baru. Dari ruang tunggu yang yang berdindingkan kaca lebar menghadap ke landas pacu, terlihat jelas kabut asap yang agak pekat. Aku sudah was-was, jangan-jangan penerbanganku delay, tapi Alhamdulillah jarak pandang masih memungkinkan untuk take off. sekitar pukul setengah 8.

Saat boarding masuk pesawat, aku agak sedikit kaget karena ternyata pesawatnya bukan pesawat yang dulu aku naiki ke Surabaya, melainkan pesawat yang lebih kecil dengan formasi tempat duduk 2-2 seperti pesawat Bombardier CRJ-1000 yang dipakai Garuda Indonesia. Duduklah aku di seat 15A samping jendela pesawat persis di pintu darurat. Setelah duduk kubaca safety guide yang ada di kantong kursi di depanku, barulah aku tahu kalau pesawat yang digunakan adalah jenis Embraer E190/195. Pesawat ini kemungkinan besar yang tipe E190 soalnya di lembar safety guide-nya di bold di angka 190.

Pesawat buatan Brazil ini menurutku lebih lapang dan lebih tinggi ruang kabinnya dibandingkan pesaingnya yaitu pesawat Bombardier CRJ 1000 yang dipakai oleh Garuda Indonesia. Duduk di kursi samping pintu darurat jelas ruang kakinya lebar dan memang itulah yang kucari karena aku termasuk si panjang kaki, hehe....

Sepanjang perjalanan kurang lebih selama 1,5 jam si pramugari menyajikan kotak snack berisikan satu roti sosis keju dan satu aqua gelas. Cukup sederhana, tapi lumayanlah....

Perjalanan 1,5 jam ke Surabaya nggak terasa karena kebetulan asik ngobrol dengan penumpang sebelah yang sama-sama mau mudik ke Jawa Timur. Pendaratan cukup mulus dan stabil, menurutku malah lebih stabil embraer 190 daripada si Bombardier CRJ 1000.

Hari Minggu kemarin balik ke Pontianak, lagi-lagi aku naik Kalstar dengan pesawat tipe yang sama. Aku minta ke petugas counter seat di pintu darurat lagi dekat jendela, dikasihlah nomor 14A. Lumayan On Time, boardingnya, dan take off pukul 19.45 WIB mundur 15 menit dari jadwal semula. Masuk ke pesawat ternyata seat 14A bukan berada di pintu darurat, melainkan di depannya. Wah payah, aku lupa kalau yang di pintu darurat itu 15A. Mungkin si petugas counter check in salah lihat di monitornya. Ya sudahlah....

Sambil menunggu take off kuamati tempat nomor tempat duduknya, ternyata tidak ada nomor 13. "Oalah ternyata percaya angka keramat juga to Kalstar ini, nggak hanya lantai gedung atau nomor rumah saja yang nggak pakai nomor 13, ini seat pesawat juga.... !", pikirku.

Begitu take off, aku rasakan tekanan udara yang kurang nyaman di kabin, puncaknya saat pesawat mulai turun dari ketinggian bersiap landing, telinga bagian kananku sakit banget. Kok ini rasanya beda banget ya sama pesawat yang kutumpangi saat berangkat mudik. Atau mungkin ada yang nggak beres dengan telingaku, kok penumpang lainnya kayaknya nggak segelisah diriku. Pesawat pun landing dengan sempurna di Supadio sekitar pukul 21.05 WIB, lebih cepat 10 menit dari perkiraan semula. Alhamdulillah sampai dengan selamat.

Overall pelayanan Kalstar sudah semakin bagus dengan peremajaan armadanya dan ketepatan waktunya. Oiya aku belum nyoba toiletnya yang ada dua buah di ujung depan dan paling belakang, mungkin lain kali aja....