Saturday, April 11, 2015

Ale-Ale Kerang Asli Ketapang

Ale-Ale masih lengkap dengan cangkangnya (dok. pribadi)
Ale-ale sejenis kerang kecil yang banyak terdapat di Ketapang. Sebenarnya di daerah lain di Indonesia pun ada, namun beda dikenalnya. Kalau di daerahku di Pantura Timur Jawa ada yang menyebutnya kuwek, atau apalagi namanya di daerah lain, entahlah.

Tidak perlu diperdebatkan namanya, yang pasti kerang jenis ini kalau sudah dimasak rasanya lezat sekali. Untungnya di Ketapang ini perairan lautnya masih relatif bagus. Pencemaran logam berat masih jauh di bawah ambang batas. Berbeda dengan di Teluk Jakarta yang sudah tidak bagus lagi kualitas airnya karena pencemaran logam berat, makanya kita perlu berhati-hati makan kerang-kerangan yang berasal dari Teluk Jakarta, karena kerang sangat rentan sekali terpapar logam berat.

Kembali ke Ketapang, Ale-ale di Ketapang lumayan melimpah, sampai-sampai keberadaannya diabadikan menjadi tugu di salah satu perempatan jalan raya di Ketapang. Ale-ale biasanya dijual di pasar-pasar tradisional dalam bentuk masih lengkap dengan cangkangnya, sudah dikupas cangkangnya, ataupun diawetkan/diasinkan dalam botol-botol.

Ibu-ibu pengupas cangkang ale-ale (dok. pribadi)
Nah, saat mayu pulang dari Ketapang, temanku dititipi temannya di Pontianak untuk membawakan oleh-oleh berupa ale-ale. Sebelum ke bandara, siang itu kami pun meluncur ke pasar Sentap untuk mencari ale-ale, ternyata sudah habis alias tidak ada lagi penjual ale-ale karena hari sudah siang. Tak mau pulang tanpa hasil, kami pun bertanya ke orang pasar dimana lagi tempat penjual ale-ale.

Kami pun bergegas menuju tempat penjual ale-ale yang ditunjukkan oleh orang pasar berkejaran dengan waktu.
Kami menuju perkampungan yang sebagian masyarakatnya sering menjual ale-ale. Kuhitung sampai 5 kali kami bertanya dimana orang yang menjual ale-ale.

Tetap semangat kami blusukan dari kampung ke kampung, asyiknya kami jadi lebih tahu kondisi perkampungan penduduk asli di Ketapang. Akhirnya sampailah kami ke sekumpulan ibu-ibu di depan sebuah rumah dengan tumpukan ale-ale segar yang baru diambil di muara sungai.

Kami pun bertanya berapa harga ale-ale. Mereka menyebut Rp10000/canting untuk ale-ale yang sudah dikupas, dan Rp6000/kg untuk ale-ale segar yang masih bercangkang. Temanku akhirnya membeli 5 canting ale-ale, yang langsung dikupaskan saat itu juga, fresh from the oven.

Sambil ibu-ibu itu mengupas ale-ale dengan cekatan, kujepret sana-sini mengabadikan momen itu dsambil ngobrol dengan ibu-ibu kampung yang ramah-ramah itu.

Mengupas Ale-ale dengan pisau khusus (dok. pribadi)
Akhirnya selesai juga 5 canting ale-ale kupas yang tidak sampai 30 menit mengupasnya. Ditaruhlah ale-ale kupas tadi di dalam botol bekas aqua, dan dimasukkan kantong plastik rapat-rapat karena mau dibawa di kabin pesawat agar tidak tercium baunya ataupun bocor tetesan airnya.

Sesampainya di Pontianak, keesokan harinya di kantor dimasaklah ale-ale yang malam harinya dimasukkan ke kulkas oleh teman-teman kantor, dan ternyata rasanya enak, segar, berbeda jika beli di pasar. Lebih fresh ini.

Ke Ketapang jangan lupa mencari oleh-oleh ale-ale segar atau kalau tidak mau repot ya ciciplah masakan yang ada ale-alenya. Sedikit tips: sebaiknya jika untuk oleh-oleh jangan beli ale-ale yang sudah diasinkan dalam botol karena itu sudah relatif lama dan asin banget, jadi rasa ale-alenya sudah tak nampak lagi kalah dengan rasa asin.

No comments:

Post a Comment