Sunday, May 3, 2015

Berkunjung ke Kota Buntok, Kabupaten Barito Selatan (Bagian IV)

Karena waktu tempuh ke Muara Teweh yang berkisar 3,5 jam dari Buntok, dan waktu sudah menjelang makan siang, kami pun mampir ke Rumah Makan Balangan Rif'ah. Rumah makan ini berlokasi cukup strategis yaitu di pojok perempatan traffic light Jl. Pahlawan, dan berseberangan dengan Papan Nama "Buntok Kota Batuah" yang sering dijadikan latar belakang para pelancong yang mengunjungi kota ini.

Di rumah makan ini terkenal dengan masakan ikan bakarnya ada ikan nila, lais, patin, dan banyak lainnya. Adapula berbagai macam pepes ikan, dan yang istimewa adalah ikan Bilis goreng tepungnya yang renyah dan gurih. Aku sengaja memilih pepes ikan patin, ikan bilis goreng tepung, dan sayur asem.

Memang cukup mantap lah rasa dari masakan yang disajikan di rumah makan ini, sambalnya pun terasa istimewa, pantas saja rumah makan ini menjadi favorit para pelancong ataupun tamu-tamu dari luar kota. Masakannya fresh, enak, dengan harga yang relatif terjangkau, dengan pelayanan yang cepat.

Kenyang dengan makanan yang enak-enak, kami pun menyempatkan diri berfoto-foto di papan nama "Buntok Kota Batuah" di seberang rumah makan, tepat di pojok traffic light. Kata mas Jun yang mengantar kami, belum afdol kalau berkunjung ke Buntok, belum foto di situ.

Aku masih penasaran dengan seberapa luas sih kota Buntok, seberapa rame sih pusat kotanya, soalnya siang hari pun, hanya terlihat satu dua kendaraan saja yang lewat, dan di traffic light pun seringkali tidak ada kendaraan yang berhenti.

"Mas Jun, muter-muter kota dulu ya, dimana sih keramaian Buntok itu?", pintaku ke Mas Jun sebelum meninggalkan kota Buntok.

Kami pun diajak berkeliling kota Buntok, kami menuju pelabuhan kapal cepat di tepian sungai Barito. Pengen juga sebenarnya ke Muara Teweh naik speed menyusuri sungai Barito. Kata mas Jun, jika naik speed ke Muara Teweh waktu tempuhnya juga hampir sama dengan jalan darat berkisar 4 jam. Pelabuhan siang itu relatif sepi karena tidak pas jadwal pemberangkatan speed.

Usai dari pelabuhan tepian Barito, kami menyusuri melewati Plaza Beringin, pasar tradisional terbesar di Buntok yang terlihat agak rame siang itu. Beberapa bangunan pemerintah seperti Gedung Kantor Bupati Buntok terlihat sepi siang itu dengan halamannya yang luas, begitu pula dengan gedung DPRD Buntok yang lebih sepi. Hanya kompleks sekolahan yang terlihat rame dengan anak-anak sekolah pada jam istirahat siang itu.

Tak sampai 15 menit kami keliling kota Buntok dari ujung ke ujung, kami pun langsung melanjutkan perjalanan ke Muara Teweh. selepas kota Buntok, kami melewati daerah Sanggu ditandai dengan adanya bundaran besar, tapi tidak sebesar alun-alun dimana terdapat bandara kecil, rumah dinas bupati yang megah menggantikan rumah dinas bupati yang terbakar di tengah kota Buntok beberapa tahun silam, dan stadion yang cukup besar tapi kondisinya merana saat ini. Daerah Sanggu ini sepertinya dirancang untuk pengembangan kota Buntok, dengan jalan-jalan yang sedang dalam proses pelebaran, mengingat daerah Sanggu ini kontur tanahnya lebih tinggi dibandingkan kota Buntok yang sering tergenang banjir. Yang sangat disayangkan adalah kondisi Stadion Sanggu yang dulu dibangun untuk kegiatan MTQ Nasional, namun sekarang merana dan jarang dimanfaatkan, sayang sekali..... Begitulah seringkali nasib bangunan pemerintah, bisa membangun tapi nggak bisa memelihara dan memanfaatkannya dengan optimal. Di daerah Sanggu ini terdapat batas kota Buntok berupa sepasang gapura dengan bentuk unik khas Kalimantan Tengah.

Nggak jauh daerah Sanggu, kami melewati sebuah danau rawa yang cukup luas, namanya Danau Melawen. Banyak legenda yang mewarnai keberadaan danau ini, nggak saya jelaskan di sini, coba di googling aja, hehe..... Danaunya cukup luas dengan latar rawa-rawa dengan air yang tenang dipadu dengan biru langit di atasnya, sungguh menjadi pemandangan yang indah, gratis dinikmati pengendara sepanjang jalan. Cukup potensial jika dibuatkan semacam rest area sambil menikmati keindahan Danau Melawen, entah kapan itu bisa terlaksana, mungkin tidak lama lagi....

Baca juga:
Berkunjung ke Buntok (Bagian II)
Berkunjung ke Buntok (Bagian III)






No comments:

Post a Comment