Sunday, June 28, 2015

Harga Domain Ternyata Terus Naik

Aku masih ingat ketika sekitar 4 tahun yang lalu ketika aku untuk pertama kalinya iseng membeli sebuah domain mylovelydoctor.web.id hanya seharga Rp35rb. Memang aku beli domain yang termurah saat itu ya (dot)web(dot)id, beda halnya yang termahal tentu saja yang berakhiran (dot)com. yang harganya kalau nggak salah sekitar Rp80 ribuan. Sampai saat ini domai web.id menjadi salah satu yang termurah dibandingkan domain berakhiran lainnya 'cuma' Rp55rb per tahun.

Sejak empat tahun ini aku selalu beli domain di IDWebhost. Perusahaan penjual domain dan hosting yang berpusat diYogyakarta ini, menurutku bisa dipercaya dengan pelayanan yang prima, meskipun menurut sebagian orang harganya relatif lebih mahal daripada yang lainnya.

Domain kedua yang kubeli adalah polahku.com dengan harga promo saat itu seharga Rp60rb untuk setahun, aku sempat nyesel nggak sekalian beli untuk beberapa tahun. Perpanjangan pertama kalau nggak salah seharga Rp90ribu, dan ternyata kemarin saat perpanjangan kedua sudah seharga Rp95rb per tahun, jadilah yang kedua ini sekalian kuperpanjang 2 tahun.

Order domain ketigaku adalah siwalan.com yang kubeli sekitar akhir tahun kemarin, kalau nggak salah harganya Rp95ribu per tahun. Aku baru membelinya untuk satun saja.

Terakhir, yang baru kubeli hari ini adalah wakilmanajerinvestasi.com seharga Rp110ribu, dengan diskon promo bulan juni ini sebesar 10% jadi yang kubayar hanya Rp99ribu. Wow, ternyata harga normal pertengahan tahun 2015 ini mengalami kenaikan Rp15ribu dari tahun kemarin, buset dah.....nggak hanya sembako yang naik terus tapi domain juga, haha......!

Sekarang bukan domain (dot)com lagi yang termahal, melainkan Top Level Domain (dot)id, yang harganya saat ini di IDwebhost seharga Rp495rb per tahun, Gila.....! Itu mah cocoknya buat perusahaan-perusahaan yang bonafit atau buat artis-artis dan tokoh terkenal, terlalu mahal buat rakyat kebanyakan seperti kita-kita ini. Aku sebenarnya juga punya domain (dot)id beralamatkan di sonyhart.id yang merupakan hadiah dari ICTWatch yang sudah setengah tahun lamanya ini belum kuaktifkan, haha..... sayangkan nanti kalau sudah kuisi konten-konten tapi nggak kuperpanjang domain yang mahal itu.

Jika kita sudah beli domain harus kita update lah website atau blog kita, sayang kan sudah beli mahal-mahal tapi nggak kontinyu di-update. Ayo menulis....!

Friday, June 26, 2015

Beli Paket Internet Murah 3 (Tri) dengan Aplikasi BimaTri

Screenshot Homepage  BimaTri (dok.rpibadi)
Gonta-ganti nomor untuk sekedar mendapatkan paket internet murah menurutku sudah nggak zamannya lagi. Bulan Ini pake Telkomsel, bulan besok pake Indosat, terus ada promo paket internet Xl ganti ke Xl, tergoda dengan paket internet Tri ya pindah beli paket Tri, balik lagi ke Indosat karena murah meriah, nggak ada habisnya......

Setelah gonta-ganti kartu operator GSM untuk HP ataupun tablet, sekarang sebagian besar gadgetku berlabuh ke operator Tri, apalagi alasannya kalau nggak paket internetnya yang murah dan lumayan cepat.

Tri termasuk operator yang tahu akan kebutuhan pelanggannya akan kemudahan untuk registrasi ataupun pembelian berbagai macam pilihan paket internetnya. Dibuatlah aplikasi BimaTri yang tersedia di hampir semua platform OS mobile phone dari iOS, Android, Blackberry, dan Windows Phone.

Dengan aplikasi BimaTri, urusan beli/daftar oaket internet jadi sangat mudah nggak seribet harus ketik sms dengan berbagai kode ataupun dengan Dial dengan nomor dan simbol-simbol tertentu. Cukup pilih paketnya, dan otomatis akan memotong pulsa kita. Nggak hanya pakai pulsa existing yang ada di HP kita, melainkan pembelian paket internet bisa menggunakan kartu kredit/debit Visa ataupun mastercard, sangat memudahkan. Khusus untuk penggunaan kartu debit hanya melayani untuk kartu debit Bank Mandiri, BNI, dan CIMB Niaga.

Aplikasi ini sangat bagus dan responsif, serta di-update secara berkala oleh Tri. namun, kadangkala kalau koneksi internetnya lagi nggak stabil aplikasi ini susah diakses, dan bikin jengkel saat perlu banget mau beli paket internet, aplikasi BimaTri-nya malah error. Tapi jarang banget kok kejadian seperti itu.

Pilihan paket internet di BimaTri realtif sangat banyak dibandingkan pilihan paket internet yang ditawarkan operator lain. Kita harus jeli dalam memilih paketnya, sesuaikan dengan kebutuhan kita. Apakah kita termasuk yang hobi download, apakah kita termasuk kalangan "kalong" yang suka begadang malam, atau kita hanya sekedar hobi browsing saja. Nah, kita bisa beli paket sesuai dengan preferensi kita masing-masing.

Thursday, June 25, 2015

Es Tebu Khas Pontianak

Ramadhan kali ini adalah Ramadhan pertama kalinya aku di Pontianak, dan  sekaligus ketiga kalinya di Borneo (sebelumnya 2 kali Ramadhan di Balikpapan). Beda Balikpapan, beda pula di Pontianak. Banyak macam yang beda di kedua kota besar di Pulau Kalimantan ini, namun kali ini saya akan membahas yang unik di Pontianak selama Bulan Ramadhan.

Aneka jajanan untuk takjil, aneka minuman, dan masakan khas Pontianak banyak dijajakan di pinggir-pinggir jalan selama bulan ramadhan ini. Nah yang menarik perhatianku salah satunya adalah penjual Es Tebu. Iya benar, es dari sari tebu hasil perasan tebu yang merupakan bahan baku pembuatan gula pasir itu. Kalau di kota-kota lain banyak dijajakan es buah ataupun es kelapa muda, namun di Pontianak

Di pinggir-pinggir jalan banyak penjual es tebu, apalagi menjelang waktu berbuka puasa. Es tebu yang disajikan dengan es batu per bungkus plastiknya dihargai Rp2000 s.d. Rp3000, murah meriah. Sedangkan yang berisikan full sari tebu setiap bungkus plastiknya tanpa es dijajakan Rp5000,-. Manis dan segar rasanya, membuat tenggorokan yang kering ini menjadi langsung segar, mak nyesss.....

Yang menjadi keherananku adalah, di Pontianak kan tidak ada pabrik gula pasir, kok banyak penjual es tebu ya? Iseng-iseng kutanya sama si penjual, "Pak ini tebu-tebunya yang ditanam di halaman-halaman rumah itu ya?".

"O bukan Dik,... ini tebunya dari ladang, kalau yang ditanam di pekarangan rumah itu nggak manis!", ujar si penjual.

Berbuka dengan minum Es Tebu memang segar sekali disaat cuaca di Pontianak sangat panas Ramadhan kali ini.

Sunday, June 21, 2015

Pengalaman Menggunakan BBM Money

Screenshot aplikasi BBM Money (dok. pribadi)
BBM Money semacam E-cash Mandiri ataupun Rekening Ponsel CIMB Niaga. Patform pembayaran BBM Money memang belum terlalu terdengar gaungnya dibandingkan dengan produk serupa dari Bank-bank ternama negeri ini.

BBM Money sendiri merupakan kerjasama antara Blackberry dengan Permata Bank. Jadi ketika kita mendaftar BBM Money pertama kali kita akan mendapatkan 16 digit nomor account BBM Money yang merupakan virtual account dari Bank Permata.

Nah bagaimana untuk top up BBM Money? Kebetulan aku tidak punya account Bank Permata, jadilah aku mentransfer sejumlah uang melalui internet banking Mandiri dengan memilih transfer Online antar Bank. Aku pilih tranfer ke bank permata dan kumasukkan 16 digit nomor account BBM Money sebagai nomor rekening tujuan, dan tentunya kena biaya charge Rp6500'-

Top Up juga bisa dilakukan melalui ATM. Bank permata mempunyai kode 013 yang perlu kita input sebelum menginput nomor BBM Money di ATM, biayanya juga Rp6500,-

Jika sudah top up, kita bisa menggunakan saldo di BBM Money untuk membeli pulsa handphone, pulsa listrik, tarik tunai di ATM Bank Permata, transfer ke contact BBM, maupun yang terbaru adalah membayar di e-commerce yang telah bekerja sama dengan BBM Money.

Fungsi terakhir itulah yang membuatku tergoda kemarin untuk top up pertama kali BBM Money-ku karena diiming-imingi dengan diskon cukup besar untuk gadget-gadget tertentu di beberapa toko online yang telah bekerja sama dengan Blackberry. Coba bayangkan siapa yang nggak tergoda dengan harga iPhone terbaru dengan haya membayar Rp100rb dan banyak gadget lainnya dengan harga sama. Namun setelah kuubek-ubek tokonya ternyata stoknya sudah habis, mungkin yang dijual dengan harga promo itu cuma satu buah, untuk sekedar gimmick saja. Aku bayangkan berapa orang yang tertarik gimmick itu dan 'terpaksa' mengaktifkan BBM Money, dan sekarang sudah jarang lagi gimmick yang menarik, akhirnya siang tadi sebagian saldonya kupakai untuk beli pulsa, haha....

BBM Money cocok untuk nasabah Permata Bank, tapi tidak untuk nasabah Bank lain, karena ada biaya charge transfer online jika di top up dari rekening bank lain. Coba kalau BBM Money, Ecash Mandiri, Rekening Ponsel dan berbagai produk sejenis tidak ada biaya transfer online untuk top up, pasti platform pembayaran mobile akan semakin marak di masyarakat, dan cita-cita pemerintah untuk menciptakan electronic payment society akan segera terwujud.

Beli Office 365 Dapat Skype Gratis 60 Menit/Bulan

Awalnya nyesel banget buru-buru beli Office 365 meskipun dengan harga diskon cukup besar. Sebelumnya aku berpikir, kalau beli office 365 itu sama halnya aku beli Microsoft Office yang reguler, eh ternyata dugaanku salah besar.

Beli office 365 ternyata beli lisensi selama setahun menggunakan office dan tidak berlaku selamanya. Oh no.... berarti setahun lagi aku bayar langganannya dong yang lumayan mahal untuk kantong orang Indonesia kebanyakan.

Namun beli office 365 ini banyak keuntungannya lho. Kita akan dapat akses update minor office maupun update office terbaru. Kebetulan office 365 yang kubeli kuinstall di MacBook Air dan masih office 2011 for Mac, nah sebentar lagi akan rilis office 2016 for Mac, jadi aku bisa langsung update seri office-nya, nggak perlu beli office 2016.

Keuntungan lainnya kita mendapatkan penyimpanan awan 1 TB di OneDrive Microsoft, Wow gede banget..... Asiknya lagi untuk office 365 Personal yang kubeli bisa diinstal di 1 Tablet dan 1 Smartphone yang mendukung office tentunya.

Yang lebih mengasyikkan dari bonus-bonus itu adalah bonus telpon menggunakan Skype selama 60 menit ke nomor HP ataupun telepon rumah/kantor di seluruh dunia. wow.....

Biasanya layanan Skype yang gratis kan hanya voice call ataupun video call melalui internet ke sesama pengguna skype, namun beda ceritanya kalau telpon ke nomor HP atau telpon rumah pastinya kena charge, tapi jika kita beli office 365 personal dapat gratisan 60 menit per bulan, lumayan.....

Tadi sudah kucoba untuk telpon ke nomor HP-ku simpati, ternyata bisa....Wow! Pastinya bonus ini akan sangat berguna bagi yang punya kerabat atau teman akrab di luar negeri. Tapi nggak masalah, toh masih bisa dipakai buat telpon lokal atau telpon keluarga di luar pulau, iya to....

Saturday, June 20, 2015

Keabadian Kenangan Melalui Sebuah Lagu

Akhir-akhir ini aku punya hobi baru, yaitu membeli lagu-lagu 'lawas' dari iTunes. Di toko musik sudah jarang ada kaset ataupun CD-nya, tapi di iTunes, hampir semua lagu dari masa-masa dijual dalam bentuk format digital.

Murah meriah, cukup dengan harga 3ribu, 5ribu, atau 7ribu per lagunya, sudah mendapatkan lagu denga kualitas suara yang tidak perlu diragukan lagi. Nggak perlu beli satu album penuh.

Mengapa aku banyak membeli lagu-lagu lama dibandingkan dengan lagu-lagu masa kini yang lagi tren. Aku dan anda juga, mungkin pernah merasakan, ketika mendengar sebuah lagu lama, langsung memori kita dipanggil kembali mengingat suatu kejadian di masa lalu. Rasanya aneh, padahal memang kenyataannya begitu.

Misalkan ketika aku mendengar lagu-nya Naff dengan Judul Terendap Laraku, memoriku langsung teringat dengan kenangan masa-masa awal kuliah pada tahun 2002-2003 dan proses kedekatanku dengan seorang wanita. Lain lagi ketika aku mendengar lagunya Sheila On 7 berjudul KITA ataupun DAN, yang langsung mengingatkanku pada masa-masa Ospek SMA. Ketika mendengar lagu Waka-Waka dari Shakira, ingatanku langsung melayang saat gegap gempita world cup 2010 Afrika Selatan dan kedekatanku dengan seorang wanita saat itu. Dan masing-masing lagu punya mampu me-recall kenangan yang berbeda-beda.

Mengapa bisa begitu? Aku mencoba mengingat-ingat kenapa bisa terjadi seperti itu. O ternyata dulu saat Ospek SMA sering diperdengarkan lagu Sheila On 7 yang KITA ataupun DAN. O... Ketika aku lagi masa awal2 kuliah dan jatuh cinta dengan seorang wanita, aku sering mendengar lagu Terendap Laraku di Radio. O saat aku sedang asik-asiknya penuh semangat menantikan pertandingan demi pertandingan piala dunia 2010 kebetulan juga lagi jatuh cinta dengan seorang gadis muda, aku sering mendengar lagu Waka-waka di TV maupun radio. Ternyata mendengar lagu berkali-kali saat suatu momen tertentu secara tidak sadar lagu itu akan meresap di alam bawah sadar kita beserta rekaman momen yang menyertainya, yang suatu saat ketika lagu itu kita dengarkan, memori kita akan otomatis mengingat kembali kenangan itu.

Ternyata, lagu-lagu itu merupakan sarana yang sangat efektif untuk mengingatkan kita terhadap kenangan-kenangan dengan detail, yang jarang kita temui jika kita mengenang sebuah peristiwa tanpa melalui sebuah lagu.

Begitulah kuasa Tuhan yang luar biasa, dari sebuah lagu saja kita bisa mengingat kenangan lama tanpa sengaja dari awal untuk mengingatnya.

Pantas saja kalau lagu-lagu itu tak lekang oleh zaman, karena menyertai banyak kenangan dari masing-masing penggemarnya.

Berkunjung Ke Kota SIntang (Part 3)

Sebetulnya ada objek menarik di Sintang yaitu Bukit Kelam. Bukit yang lumayan tinggi dengan puncaknya yang terlihat tumpul setidaknya jika dilihat dari kejauhan di Kota Sintang. Namun, sepertinya perlu seharian untuk menikmati bukit Kelam (dengan mendaki tentunya), sedangkan waktuku di Kota Sintang sangat terbatas. Ya sudahlah, mungkin lain waktu aku datang ke kota ini dan menyempatkan untuk mendaki Bukit Kelam.

Malam kedua di Kota Sintang, kami diajak makan malam keluar oleh kolega kami di Sintang ke sebuah rumah makan seafood di sisi kota Sintang lainnya yang merupakan pusat perdagangannya, beda dengan dengan sisi kota tempat kami menginap dan pusat pemerintahan. Rumah makan yang tidak mewah melainkan berada di salah satu ruko-ruko. Enak dan segar masakan yang disajikan, padahal Sintang jauh dari laut, jauh dari pegunungan tempat sayur mayur, yang otomatis berimbas pada harga makanannya, nggak tahu berapa harga makanan yang enak-enak, maklum makan gratissss, haha.... yang pasti nggak murah lah....

Usai makan malam yang mengenyangkan itu, kami Balik ke Ke Guest House Bagus. Sebelum menuju kamar kami masing-masing kusempatkan bertanya ke Mbak-mbak resepsionis, "Mbak, untuk pembayaran bisa gesek pakai kartu debit Mandiri?".

"O, bisa mas....", sahutnya singkat. Berati aku nggak usah repot-repot mengambil uang di ATM malam itu. Kami pun masuk ke kamar kami masing-masing.

Jadwal pesawat kami ketika itu jam 7 pagi. Aku pun bangun pukul 4 pagi, bersiap untuk mandi. "Wah kok hujan ya, semoga sebentar lagi segera reda.", doaku dalam hati ketika bangun mendengar derit bunyi hujan yang sepertinya awet banget.

Pukul setengah enam, aku sudah berisap di lobi menuju jemputan ke bandara. Sambil menunggu jemputan kubermaksud check out sekalian membayar hotelnya. Resepsionisnya saat itu ganti mas-mas. Dan kutanya, "Mas bisa bayar pakai kartu debit Mandiri kan?". Dia menjawab dengan ragu, "Wah maaf Pak nggak bisa, mesinnya sedang bermasalah!".

"Gimana sih, tadi malam kata mbaknya bisa!", jawabku segera dengan sedikit kecewa.

Setelah menunggu beberapa menit, tetap saja EDC-nya nggak bisa diakses dan akhirnya aku pun meminkan sejumlah uang temanku untuk melunasi tagihan hotel.

Kelar dengan semua tagihan hotel, jemputan kami pun datang. Pak Karna menjemput kami dengan mobil dalam keadaan hujan yang masih saja awet. "Wah ini pasti delay, aku dulu di Nunukan juga seperti ini, mau berangkat ke bandara malah hujan deras, dan bukan hanya delay namun dibatalkan!", ujarku kepada temanku.

"Semoga saja hujan segera reda dan penerbangan kami ke Pontianak nggak delay dan lancar!", doaku dalam hati.

Sesampainya di Bandara, pintu masuk terminal keberangkatan belum dibuka, namun berepa saat kemudian langsung dibuka, dan kami pun segera check in. Saat check in, ternyata bagasi kami yang berisikan dokumen-dokumen dan peralatan dalam kardus (lumayan banyak sih) tidak diikutkan dalam  penerbangan kami saat itu, melainkan akan diikutkan dalam pernerbagan selanjutnya jika landasan sudah kering. Kami pun ngotot dan mengiba agar bagasi kami itu diizinkan untuk ikut penerbangan, namun petugas keukeuh untuk menolaknya dengan alasan keselamatan.

Kami pun memaklumi, mungkin pesawat tidak boleh terlalu berat agar bisa take off dan landing dengan lebih safety dalam keadaan hujan ataupun landasan basah.

Sejenak sebelum boarding, kulihat pilot yang kelihatannya sudah senior (orang Indonesia) mulai menuju pesawat, dengan kondisi cuaca di luar yang masih hujan rintik-rintik. Sesaat setelah itu, kami dipersilakan untuk boarding dengan dipinjami payung satu per satu berjalan menuju apron tempat parkir pesawat Kalstar ATR 72 seri 500.

Aku pikir kondisi cuaca seperti itu,penerbangan kami akan dibatalkan, ternyata jalan terus. Selepas take off, cuaca semakin bagus, aku pun menyempatkan untuk memotret kelak-kelok sungai Kapuas dari atas.

Penerbangan lumayan lançar pagi itu, dan sekitar 15 menit berlalu pesawat mulai bergoncang-goncang hebat, tiba-tiba naik wussshh..... tiba-tiba turun.....weshhh..... kayak bermanuver menghindari awan. pagi itu suasana di Kabin pesawat sangat hening dan mencekam, jantungku pun berdegup kencang. Temanku yang seorang perempuan di sampingku menangis terus. Pikiranku semakin nggak karuan, manakala aku ingat pagi hari sebelum penerbangan aku ditelpon istriku, katanya semalam manggala sering terbangun dari tidurnya dan menanyakan "Bapak endi- Bapak endi?" (Bapak mana, Bapak mana?: bahasa Indonesia). Jangan-jangan penerbangan ini menjadi akhir hidupku, tapi aku yakin Hidup dan Mati seseorang hanya milik Allah, kalau belum saatnya ya tidak akan terjadi. Yang membuatku lebih yakin, tadi kulihat pilotnya sudah cukup senior, jadi pastinya dia sudah banyak mengalami cuaca seperti ini. Sang pramugari yang biasanya terlihat mondar-mandir di lorong pesawat pun tak nampak sama sekali, sampai-sampai snack yang harusnya dibagikan, tidak dibagikan sama sekali.

Akhirnya, setelah sekitar 10 menit bergumul dengan cuaca buruk, akhirnya kami segera landing di bandara Supadio Pontianak. "Cindy-cindy...tuh-tuh udah kelihatan kantor kita!", seruku kepada temanku sambil menunjuk kantor kami yang baru dekat bandara. Akhirnya dia mulai tenang dan lega.... Sama sepertiku, dia berpikir kalau dia sudah mendekati ajal.

Akhirnya kami mendarat di POntianak dengan selamat, meskipun penerbangannya berjalan lebih lama sekitar 45 menit. Itulah pengalam terburukku naik pesawat sampai saat ini, semoga tidak pernah mengalami hal seburuk itu atau yang lebih buruk.



Friday, June 12, 2015

Berkunjung ke Kota Sintang (Part 2)

Menginap di Guest House Bagus, yang katanya salah satu penginapan yang lumayan bagus di Sintang ternyata menurutku standar saja. Kamar nomor 9 di pojok ruangan lantai 1 bertarif sekitar 400rb semalam yang kutempati berukuran cukup luas. Lengkap dengan TV LCD, kulkas mini, meja rias, kursi, springbed (yang jelas bukan sekelas Serta apalagi KingKoil), dan kamar mandi yang cukup luas atau malah terlalu luas menurutku jadi nggak efisien.

Kamar yang cukup luas ukuran sekitar 25 m2 itu tidak ditunjang dengan AC yang mumpuni dengan PK yang sesuai. Malam pertama aku menginap malah AC-nya mati sendiri tengah malam, jadi aku terbangun karena kepanasan. Untungnya air hanya di kamar mandi cukup lancar meskipun seringkali ada hewan luding (kaki seribu yang ukurannya kecil, tapi nggak berbahaya) sering lewat. yang kusayangkan dari fasilitas kamar mandinya adalah penutup klosetnya yang sudah tua dan terkesan kotor meskipun bersih, sehingga agak risih juga saat buang air.

Biasanya di hotel ada minuman botol air mineral 2 buah gratis, tapi ini beda, alih-alih botol mineral, yang disediakan adalah air putih di sebuah teko kaca entah itu dari air mineral galon,, atau isi ulang, atau apa itu. Dan ketika habis kita harus minta isi ulang ke petugas guest house. Untuk makan paginya aku sengaja nggak mencoba, karena aku memilih kamar saja tanpa breakfast. Jika ingin breakfast akan dikenakan charge Rp50ribu.

Nah, malam pertama di Sintang aku makan malam bersama teman di warung makan di ujung jalan, tepatnya di pojok perempatan. Warungnya kecil, tapi permanen bukan kaki  lima, penjualnya seperti anak-anak punk gitu. Aku sempet ragu dengan rasa makanannya, tapi berhubung pilihannya banyak banget mulai dari berbagai macam jenis nasi goreng, cah kangkung, cap cai, dan banyak masakan seafood. Takut juga kalau harganya dimahalin berhubung kami kan orang dari luar kota, kelihatan banget pastinya..... Eh ternyata semua prasangka burukku itu termentahkan dengan enaknya citarasa masakannya, kesegarannya, dan harganya yang tergolong murah, cukup terjangkaulah. Tak terasa sejam lebih aku dan temanku ngobrol di warung kecil itu, kami pun kembali ke hotel dengan perut kenyang dan puas.

Keesokan harinya setelah seharian di KPPN Sintang, kami sempatkan mampir di Kraton Sintang meskipun cuma bisa memotret dari luar karena sedang tidak dibuka untuk umum. bangunan cukup besar di tepian Sungai Kapuas. Di Tepian sungai Kapuas depan Kraton Sintang, banyak penjaja makanan kecil maupun minuman, sepertinya kalau malam hari tempatnya ramai untuk nongkrong. Di tepian Sungai Kapuas itu juga dibangun Gazebo-gazebo cantik untuk memfasilitasi pengunjung yang ingin bersantai sambil menikmati matahari terbenam di Tepian Sungai Kapuas.

Di Sebelah Kraton ada Masjid besar peninggalan yang sepertinya masjid resmi Kraton Sintang. Aku pun juga cuma motret sana-sini dan mengagumi arsitektur Masjid Kuno yang masih berdiri tegak terawat. Matahari Sore itu sangat terik sekali, keringatku bercucuran, padahal sudah lebih pukul 4 sore. Panas dan lembab sekali rasanya.....


Tuesday, June 2, 2015

Bermain Google Adsense

'Bermain' Google Adsense memang mengasyikkan. Bisa menambah semangat kita dalam menulis. Tapi jangan sekali-kali kita pengen instan mendapatkan penghasilan dari google adsense dengan cara-cara yang curang.

Nikmati saja menulis, nikmati ucapan terima kasih dari para pembaca yang merasa jika tulisan kita bermanfaat bagi mereka. Syukuri kita bisa beramal dan memberikan informasi yang bermanfaat kepada sesama. Nanti juga pundi-pundi dari google adsense akan mengalir dengan sendirinya.

Nikmati saja sen demi sen yang masuk, seringkali bahkan belum pernah sehari lebih dari 1 dollar pendapatannya dari google adsense, yang penting kita rajin posting hal-hal yang bermanfaat.

Kali aja tulisan kita bisa jadi buku. Kali aja kita di-endorse perusahan nasional untuk menulis sesuatu tentang mereka dan produknya. Dan masih banyak lagi peluang yang ada dari kegiatan ngeblog, nggak semata pendapatan dari google adsense. Namun tak dipungkiri, pendapatan dari google adsense cukup menggoda.

Pertama kali diterima sebagai publisher google adsense senang sekali rasanya. Pertama kali mencapai 10 dollar dan mendapatkan PIN dari Google yang dikirim via pos untuk memverifikasi alamat dan memilih metode pembayaran, rasanya juga senang (meskipun nggak se-surprise saat diterima sebagai publisher pertama kali).

Nah yang belum kurasakan ya mendapat bayaran dari google adsense, maklum belum sampai 100 dollar, haha.... Padahal udah 3 bulan sejak pertama kali blogku di accept google adsense. Nggak masalah yang penting kunikmati saja hobi menulisku ini, karena kepuasan menulis dan berbagi informasi dengan orang lain itu berbeda dengan kepuasan dari uang semata.

Ayo berbagi dengan sesama dengan menulis melalui artikel yang bermanfaat!

Berkunjung ke Kota Sintang (part 1)

Sintang, kota yang baru saja kudengar namanya baru-baru ini. Bertugas di tempat baru, di Pontianak maksudnya, memang banyak pengalaman baru. Aku pun berkesempatan berkunjung ke kota-kota di Kalimantan Barat dan Tengah, termasuk Sintang salah satunya.

Pukul 4 sore pesawat ATR 72 seri 500 dari Maskapai Kalstar mulai take off menuju Sintang, maju 10 menit dari jadwal semula. Sekitar 35 menit pesawat yang kutumpangi itu mendarat di bandara kecil bernama Susilo (kayak nama orang Jawa ya...).

"Lho-lho-lho, ini kok mendarat di tengah-tengah perkampungan! Nah loh, di ujung landasan hanya dibatasi pagar malah ada jalan raya!", pikirku keheranan ketika landing sore itu. Cuaca cerah mendukung penerbanganku sore itu.

Ternyata bandaranya kecil banget, dan pesawat yang kami tumpangi adalah satu-satunya yang ada di bandara kecil itu. Itu adalah penerbangan terakhir yang dilayani Bandara Susilo, dan segera tutup beberapa saat kemudian. Aku pun menunggu jemputan di luar terminal kedatangan. Sepertinya aku penumpang terakhir yang pergi meninggalkan bandara. Akhirnya mobil jemputanku datang, Pak Karna yang menjemputku saat itu, sosok bapak-bapak berusia 50-an tahun yang sangat ramah.

Pak Karna mempersilahkan aku masuk mobil dan kami pun beranjak menuju KPPN Sintang. Kesan pertama keluar dari Bandara, kami sudah disambut kondisi jalan yang rusak khususnya di sekitar jembatan yang melintasi sungai Kapuas. Jalanan kota relatif sempit dengan kondisi jalan yang sepertinya sudah beberapa tahun belum diaspal lagi. Debu ada di mana-mana apalagi jika menemui jalan yang rusak.

Berdasarkan informasi dari Pak Karna, Pemerintah setempat sedang membangun Bandara baru sekitar 20 km dari kota, bekas bandara zaman Belanda dulu katanya. Sintang juga diprediksi menjadi ibukota provinsi jika rencana pemekaran beberapa Kabupaten menjadi Provinsi Kapuas Raya memisahkan diri dari Provinsi Kalimantan Barat, karena pembangunan infrastruktur yang sangat timpang, terutama kondisi jalan.

Sekitar 15 menit dari Bandara sampailah kami ke KPPN berdekatan dengan kantor Bupati Sintang. Usai dari KPPN aku diantar ke Guest House Bagus, tempatku menginap selama dua malam. (bersambung)