Tuesday, November 9, 2010

Pekanbaru, Kota yang Mulai Bersolek (part 2)

Hari Ketiga
Rabu, 6 Oktober 2010 setelah mengamati ujian, aku dan si Julai kembali ke hotel. Di dalam kamar hotel sendirian membuatku sangat bosan, kuputuskan untuk keluar dari hotel tuk sekedar jalan-jalan menghirup udara sore Pekanbaru. Aku penasaran dengan Masjid An-Nur yang katanya megah dan punya halaman yang luas. Kebetulan setelah kucari lokasinya di google map ternyata tidak jauh dari hotelku. Aku langsung saja berjalan sendirian, kebetulan si Julai lg gk kepengen keluar. Kira-kira berjalan kaki 10 menit sampailah aku ke Masjid kebanggaan warga Pekanbaru itu. Masjid yang didominasi dengan warna hijau dengan kubah-kubahnya yang cantik memang terlihat anggun sore itu. Ternyata memang benar masjid itu punya halaman yang luas. Ketika itu banyak kutemui warga Pekanbaru terutama muda-mudinya yang sedang berolahraga sore. Ada yang joging, futsal, jalan-jalan, ataupun duduk-duduk di bawah kerindangan pohon Asem Londo ataupun cemara udang tersebar di area masjid.

Tentu aku tak lupa mengabadikan momen-momen itu, dan beberapa jepretanku ku-upload di panoramio biar bisa dilihat di google earth. Saat aku mau kembali ke hotel saat melintas di depan pintu utama masjid, aku di datangi segerombol anak muda. Mereka ada 5 orang dan kebetulan cewek semua yang masih berstatus mahasiswa. "Bang bisa minta tolong?" celetuk salah satu diantara mereka. "Mau difotoin ya?" jawabku sambil tersenyum. Aku juga diminta berfoto bareng mereka dan tak lupa mereka minta account FB-ku.

Malam harinya jam 19.00 aku ada janji dengan si Rahmad untuk nyari durian. Tak lupa si Julai kuajak sekalian, eh ternyata si Julai malah lagi asik di warnet nge-donlot Glee terbaru, serial TV yang sedang populer saat ini di Amrik sono. Tapi akhirnya si Julai bisa ikut. Malam itu pun kami bertiga naik angkot mencari durian. Julai yang memang tak suka durian kupaksa mencoba satu biji duren tapi malah tak dihabiskannya. Dia malah menghabiskan Pulut atau yang di Jawa disebut Ketan. Ternyata di Pekanbaru masyarakatnya ada kebiasaan makan durian sambil dicampur dengan makan ketan. Jadilah cuma aku dan si Rahmad yang makan duriannya. Bahkan Durian yang kedua, hampir aku semua yang makan. Kenyang banget rasanya perutku kala itu.

Tidak berhenti sampai disitu, si Rahmat langsung mengajak kami makan nasi goreng yang katanya terkenal enak di dekat hotel kami menginap. Aku yang sudah kelewat kenyang cuma pesan mie goreng, sedangkan rahmat dan julai pesan nasi goreng. Sungguh malam yang memabukkan perutku. Sampai di hotel pun perutku terasa nggak enak banget karena terlampau kenyang. Tapi aku tetap saja bisa memejamkan mataku walau perut meronta. Ha ha.....