Tuesday, April 29, 2014

Mobile Apps Citilink : Mobile Check in dan Mobile Ticket Reservation

Homepage Aplikasi Citilink di iOS (dok. pribadi)
Dalam hal memberikan kemudahan untuk check in dan reservasi tiket, Citilink termasuk yang terdepan dalam memberikan pelayanan. Selain dengan web check in melalui internet, proses check in calon penumpang Citilink sekarang dapat dilakukan melalui aplikasi Mobile Apps Citilink yang tersedia di App Store untuk IOS, Google play untuk Android, dan Balckberry world untuk handset Blackberry. Begitu pula dengan reservasi tiket bisa langsung dilakukan dengan aplikasi ini, alias tidak perlu lagi repot-repot membuka website Citilink.

Kebetulan saya menggunakan handset IOS, dan merasa sangat terbantu dengan adanya aplikasi ini. Aplikasi ini sangat praktis dan cepat serta hanya membutuhkan koneksi internet yang standar. Berbeda manakala membuka website Citilink untuk check in yang jika dilakukan di ponsel agak berat dan lambat dengan koneksi yang biasa.


Term of Use aplikasi Cilitink (dok. pribadi)
Mobile check in dibuka mulai 14 hari sebelum jadwal terbang dan ditutup 2 jam sebelum jam terbang. Nah, ada pengecualian bahwa untuk penumpang hamil, yang membawa bayi, orang dengan pergerakan terbatas (cacat), anak di bawah usia 16 tahun, ataupun untuk penumpang dengan jumlah tiket lebih dari 9 dalam satu order. Kita hanya perlu memasukkan kode booking dan nama belakang kita. Selanjutnya muncul keterangan jadwal penerbangan kita, identitas penumpang, dan ada kolom dialog yang perlu kita centang (check list) jika data kita sudah siap untuk check in. Setelah kita tekan tombol check in maka jika berhasil akan muncul keterangan check in finished, otomatis boarding pass terkirim dalam email kita. Berbeda dengan web check in yang bisa memilih nomor kursi (dengan biaya tambahan), Mobile check in akan otomatis memberikan nomor kursi, tanpa memberi kesempatan kita untuk memilih nomor kursi. 


Find Flight di aplikasi Citilink iOS (dok. pribadi)

Selain untuk Mobile check in, aplikasi ini juga dapat digunakan untuk memesan tiket. Cukup mudah dan cepat prosesnya seperti halnya memesan via website resmi Citilink, bahkan lebih praktis.

Selama ini maskapai di Indonesia yang punya aplikasi Mobile selain Citilink ada Garuda Indonesia, Air Asia, dan Tiger Airways ( Mandala). Lion Air kapan ya???

update: terakhir kali saat saya melakukan mobile check in dengan aplikasi ini mendapat kursi nomor 12A untuk berangkat dan 14D untuk kembali, yang ternyata dua-duanya berada di deretan pintu darurat, jadi lebih longgar ruang kakinya.

Wednesday, April 23, 2014

Bandara New Sepinggan Balikpapan

Antrean di Counter Check In Garuda Indonesia (dok. pribadi)
Sudah sebulan lebih Terminal Baru Bandara Sepinggan Balikpapan beroperasi. Terminal Bandara termegah di kawasan Timur Indonesia ini membuat decak kagum berbagai kalangan, namun tidak senorak seperti di daerah lain yang bandara barunya sebagai 'objek wisata' dadakan. Bagunan yang luas dan lapang yang terdiri dari 4 lantai ditambah fasilitas gedung parkir-nya yang gede bingits... (kata anak zaman sekarang) seakan tak mau kalah dengan megahnya gedung terminal.

Bandara New Sepinggan ini dilengkapi pula dengan mal yang sampai saat ini belum banyak tenant-tenant yang buka. Antara lantai satu dengan lainnya dihubungkan dengan eskalator maupun elevator. Konsep taman indoor pun melengkapi bandara baru ini.

Ayo kita review berbagai fasilitas di terminanl bandara Sepinggan yang baru ini:
1. Ruang keberangkatan
Ruang ini terletak di lantai tiga bangunan utama. Seperti di Bandara Soetta Jakarta dimana calon penumpang bisa diantar langsung ke lantai dua bandara, namun di Sepinggan ternyata terletak lebih tinggi yaitu di lantai tiga yang mana mobil bisa langsung naik ke atas. Jika calon penumpang terlanjur tiba di lantai dasar maka harus naik ke lantai 3 melalui atrium mal dengan eskalator maupun elevator.
Ruang Check In Sepinggan (dok. pribadi)

Di ruang keberangkatan terdapat ruang-ruang check in yang berbentuk seperti payung (mirip jamur) dengan list lampu berwarna hijau. Ruang check in ini jauh lebih luas jika dibandingkan dengan terminal lama, sehingga tidak terlihat bejubel penumpang antre di counter check in.
Monitor Raksasa yang menampilkan flight update (dok. pribadi)


Ada pula monitor raksasa yang menayangkan jadwal keberangkatan maupun kedatangan pesawat. Di ruang check ini ini juga terdapat taman-taman indoor yang didominasi tanaman palem-paleman. dominan warna hijau. Memang keberadaan taman-taman yang luas di dalam terminal ini membuat mata menjadi segar, namun yang patut disayangkan adalah pemilihan jenis tanamannya yang terkesan asal-asalan, tidak disesuaikan dengan kondisi ruangan yang ber-AC. Nampak banyak tanaman yang layu dan mulai mengering daunnya (padahal belum seminggu usai peresmian), debu yang melapisi daun-daun, ataupun pot-pot tanaman yang berwarna hitam dari plastik yang jauh dari kesan mewah dan elegan. Penataan taman pun terkesan seadanya, komposisi tanamannya kurang diperhatikan, terlihat asal hijau saja konsepnya. Harusnya Manajemen Bandara menggunakan jasa konsultan taman indoor yang profesional agar jauh dari kesan seadanya.
Taman indoor yang cukup asri (dok. pribadi)

Penataan taman kurang rapi (dok. pribadi)

Taman dilihat dari lantai 3 ruang check in (dok. pribadi)




2. Pemeriksaan X-Ray
    Berbeda dengan sistem pemeriksaan pada terminal lama yang harus melalui 2 mesin X-Ray, yaitu saat mau masuk ke ruang check in dan ketika mau masuk ke ruang tunggu, di terminal baru pemeriksaan cukup hanya sekali saja yaitu ketika mau ke masuk ke ruang tunggu. Hal ini lebih praktis bagi penumpang, namun menuntut kecermatan petugas x-ray yang lebih baik.

3. Ruang Tunggu
    Ruang tunggu di terminal baru ini sangat luas dari timur ke barat. ruang tunggu antar gate tidak dibatasi sekat apa pun, tempat duduknya dengan dominasi warna hijau ada yang berbentuk bangku deret, ada pula yang berbentuk sofa berbetuk melengkung dengan kesan minimalis moderen yang kuat. ada pula menara-menara berbentuk semacam pohon berwarna putih seperti miniatur menara-menara pohon di Gardens by The Bay Singapore yang  aku kurang tahu fungsinya hanya sekedar ornamen atau semacam lampu ruang yang menyala ketika malam hari atau tiang penyembur hembusan air conditioner, entahlah aku nggak sempat memperhatikan detail ketika itu.
Ruang Tunggu dengan nuansa modern (dok. pribadi)


Ketika aku mencari lokasi Blue Sky Lounge di ujung barat ruang tunggu, aku melihat travelator yang relatif pendek, yang menurutku sia-sia saja. Lha gimana tidak, cuma jarak beberapa meter saja kok diberi travelator???
Travelator yang ukurannya cukup nanggung (dok. pribadi)


4. Garbarata
Tidak seperti terminal lama yang tidak dilengkapi garbarata, di terminal baru ini dilengkapi garbarata. Penumpang yang boarding tidak lagi naik bus atau berjalan kaki menuju pintu pesawat, melainkan cukup turun ke lantai 2 dengan eskalator dan langsung menuju lorong garbarata. Dinding garbaratanya juga dibuat dari kaca sehingga tidak terkesan berjalan di lorong sempit.
Garbarata yang didominasi material baja dan kaca (dok. pribadi)


5. Toilet
Keberadaan toilet di Terminal baru ini relatif banyak dan luas, bahkan terkesan banyak ruang sisa sehingga mengesankan kurang efisien dalam penggunaan ruang. Desain toiletnya cukup bagus dan lapang, namun dari sisi kebersihan perlu ditingkatkan, sayang kan kalau closetnya yang bermerek Kohler dang pastinya kelasnya premium dan mahal tapi kurang bersih dalam perawatannya.

6. Mobilitas Pengunjung
Karena didesain ada mal-nya, maka terminal baru ini berkonsep terbuka yang memungkinkan pengunjung selain calon penumpang bisa masuk ke area terminal sampai batas ruang tunggu. Hal ini berarti menuntut tingkat pengamanan yang lebih tinggi karena celah yang semakin terbuka lebar jika tidak disikapi dengan tepat.

7. Sistem bagasi
Ketika datang di terminal kedatangan saat baru keluar garbarata, terlihat mesin yang menggerakkan bagasi dalam rangkaian yang panjang seperti peralatan di pabrik besar yang mungkin mampu mendeteksi bagasi penumpang ini dari penerbangan apa nomor berapa sehingga tidak salah tempat sewaktu pengambilan di bagasi counter karena sewaktu aku melihatnya, mesin seolah-olah memilah-milah tas ini masuk pintu pengambilan bagasi mana dan tas yang lain ke pintu mana. Aku kurang begitu tahu kecanggihan apalagi di sistem bagasi bandara baru ini.

8. Area Parkir
Bandara ini dilengkapi dengan gedung parkir 5 lantai  yang mampu menampung ribuan mobil. Namun patut disayangkan sementara ini hanya ramah pada penumpang yang diantar jemput dengan mobil, sedangkan penumpang yang diantar jemput dengan motor harus berjalan cukup jauh kira-kira 200 meter ke arah timur dari area kedatangan, tepatnya di depat terminal B Bandara lama.


Wednesday, April 9, 2014

Nyoblos di Tiga Kota Berbeda

Aneka Kartu Siap coblos (dok. pribadi)
Sudah ketiga kalinya aku ikut merayakan pesta demokrasi lima tahunan ini. Lumayan, hari ini libur nasional tanpa mengurangi jatah cuti tahunanku. Kebetulan 9 April 2014 ini hari Rabu Pon, sama dengan hari weton istriku maupun kakakku, hari yang paling tidak punya andil menentukan arah Indonesia ke depan.

Seharian ini kupantengin terus Metro TV yang menayangkan secara live quick count hasil pemilu dan ternyata dimenangi PDIP dengan sekitar 19%, diikuti oleh Golkar dengan sekitar 14%, dan Gerindra dengan sekitar 12%. Parahnya Partai Demokrat hanya meraih kurang dari 10% di urutan keempat.

Live Count di Metro TV (dok. pribadi)

Secara pribadi aku cukup antusias untuk nyoblos di pemilu tahun ini. Tiga kali mengikuti Pemilu, semua kuikuti di tiga kota berbeda. Tahun 2004, aku nyoblos di Jogja. Waktu itu kebetulan aku didaftarakan oleh Bapak/Ibu Kosku di kawasan Pringgolayan Jogja, dan kebetulan TPS-nya berada di halaman Rumah Bapak Ibu kosku.

Tahun 2009, kebetulan aku sudah bekerja di Jakarta, dan lagi-lagi aku didaftarkan oleh Bapak Kosku yang kebetulan anggota KPPS di kawasan Kelurahan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Aku pun menggunakan hak pilihku yang menurutku sayang kalau tidak dipakai.

Aku harus mengulangi hal yang hampir sama di Pemilu 2014 ini. Lagi-lagi aku dalam status anak kos. Kebetulan aku bertugas di Balikpapan dan karena didaftarkan oleh kantor agar bisa memilih di Balikpapan, aku pun antusias menggunakan hak pilihku. Aku mendapat undangan model A-5 Daftar Pemilih Tambahan di TPS 25 kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan.

TPS tempatku menyoblos (dok. pribadi)

Semalam, usai makan tahu telor di kawasan Ring Road dengan teman-teman kantor, kami pun survei lokasi TPS 25. Ternyata lokasinya masuk dalam perumahan, jauh dari jalan raya utama kira-kira 1km dari Jalan Raya, tepat di depan mushola perumahan yang menurutku lokasinya 'terpencil' di lembah diantara perbukitan _Kelurahan Gunung Bahagia Balikpapan.

Keesokan harinya (hari ini), aku dan dua teman sekantorku naik motor nyoblos di TPS 25. Kami tidak antre, karena sudah sepi TPS-nya, hanya terlihat saksi-saksi dari parpol yang sedang asik ngobrol. Kami diberi masing-masing 4 formulir untuk memilih anggota DPR RI, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kota. Aku tidak hanya memilih partainya saja, tapi kupilih juga nama caleg-nya meskipun aku tidak kenal dan hanya sebagian kulihat biodatanya di website KPU. Kuakhiri dengan mencelupkan jari kelingking tangan kananku ke mangkuk kecil berisikan tinta biru kehitaman (ungu tua) yang ternyata tidak terlalu bagus kualitasnya alias mudah luntur.

Jari kelingkingku kucelupkan tinta (dok pribadi)
Pulang dari TPS, kami mencoba lewat jalan yang berbeda, masih semacam jalan tanah yang dibeberapa ruasnya becek dan berlumpur. Aku pun sempat turun dari boncengan motor temanku, daripada terperosok di lumpur. Lega dan puas rasanya telah menggunakan hak-ku sebagai Warganegara Indonesia turut merayakan secara aktif Pesta Demokrasi ini.

Mampir ke kantor, aku ketemu beberapa teman yang belum mencoblos. Kuajak mereka agar segera mencoblos, mumpung belum ditutup TPS-nya pada jam satu siang. Adapula yang kutelpon agar segera mencoblos, tapi banyak juga yang pada akhirnya memilih Golput.

Istriku sendiri nyoblos di Tulungagung, tak lupa mengajak Manggala ke TPS dan iseng mencelupkan kelingking Manggala ke tinta. Semoga Pilpres pertengahan tahun nanti aku bisa nyoblos di kota yang berbeda lagi, ha ha..... Amin!