Showing posts with label pengalaman. Show all posts
Showing posts with label pengalaman. Show all posts

Monday, May 21, 2018

Bersihnya Mushola Mall Alam Sutera



Ruang Utama Mushola Mal Alam Sutera
Hari Minggu kemarin kebetulan aku main sama kakakku ke Mall Alam Sutera untuke sekedar nonton Deadpool 2 dan belanja baju diskonan, hehe...... Sebenarnya aku nggak terlalu suka ke Mall. Ke mall paling cuma nonton atau ke gramedia, kalau jajan jarang apalagi nongkrong di coffee shop.

Sukanya ke Mall Alam Sutera ini karena mall-nya lumayan sepi. Mal-mal di Jabodetabek yang umumnya ramai banget saat akhir pekan, di Mall ini tidaklah demikian. Sayang banget menurutku mal segede ini tapi pengunjungnya relatif sedikit. Saat nonton di bioskop pun kayaknya saat itu nggak sampai 10 orang yang nonton, haha.... nggak rugi apa ya XXI-nya...!

Usai nonton bioskop, kami mampir ke sebuah toko jeans yang lagi obral. Lumayan murah dan kayaknya itu toko satu-satunya yang ramai saat itu. Asyik pilih-pilih jeans dan baju, tak terasa hampir sudah lebih dari pukul 2 siang, padahal aku belum sholat Dzuhur, wah parah nih..... buru-buru aku nyari mushola. Setelah dua kali nanya petugas informasi, ternyata musholanya terletak di lantai Basement 1. Dari atrium utama, kalau kita datang dari pintu masuk utama langsung menuju ke kanan, nah nanti ketemu outlet Breadlife, di belakangnya ada eskalator menuju ke basement 1. Usai menuruni eskalator kita langsung ketemu petunjuk mushola ada di sebelah kanan.

Mushola yang luas dan bersih
Kesan pertama melihat musholanya, cukup bersih dengan karpet merah yang terawat dan tidak berbau apek. Lumayan luas musholanya, dengan sekat antara jamaah pria dan perempuan. Tempat wudhu-nya pun cukup representatif, juga dilengkapi rak-rak untuk penyimpanan sandal sepatu, taupun kalau kita mau lebih aman bisa kita titipkan sepatu/sandal ke loker yang dijaga petugas. Mushola Mall Alam Sutera sepengamatanku merupakan salah satu yang terbaik diantara mushola-mushola di mal-mal Jabodetabek. Empat Jempol buat Mall Alam Sutera.

Rak-rak sepatu dan sandal, dilengkapi pula dengan bangku

Tempat Wudhu yang bersih

Bersih dan rapi


Tuesday, January 23, 2018

Pengalaman Menggunakan OVO

OVO, agak asing memang kedengarannya bagi orang awam, tetap bagi 'penggemar' dompet digital, layanan milik Lippo ini mulai mengepakkan sayapnya. Banyaknya raksasa dompet digital yang beroperasi di Indonesia seperti Tcash, Gopay, dkk tidak membuat gentar OVO untuk terus menggenjot jumlah penggunanya. Berbagai promo pun digeber oleh OVO yang terafiliasi dengan Lippo Group ini.

Sebagai bagian dari Lippo Group, OVO dengan mudah bisa digunakan di berbagai unit bisnis Lippo, diantara Matahari department store, mataharimall.com, First Media, dan masih banyak lagi lainnya. Tidak hanya di unit bisnis Lippo, OVO juga bisa digunakan untuk berbelanja di berbagai merchant lainnya.

Aku sendiri baru memanfaatkan OVO ketika ada promo pembayaran tagihan First MEdia dapat cashback 30%, jadilah kucoba pakai OVO untuk pertama kalinya saat itu. OVO mempunyai cara verifikasi yang unik, saat pertama membuka aplikasinya kita diminta untuk fingerprint scanner, kemudian memasukkan PIN, hal ini mungkin dilakukan untuk keamanan yang berlapis. Nah, sekarang saatnya untuk top up isi dompet digital ini. Ada beberapa metode yang tersedia, menggunakan top up melalui ATM, NOBU ATM, Merchant, dan Kartu Debit. Secara pribadi aku belum pernah mengisi melalui ATM, NOBU ATM, ataupun merchant. Aku  baru pernah mencoba mengisinya memakai kartu debit. Dalam hal pengisian melalui kartu debit, OVO baru didukung oleh kartu dari Bank Mandiri, CIMB Niaga, Bank Mega, Permata, dan BTPN. Seingat saya pengisian melalui kartu debit ini tidak terkena biaya, sama seperti melalui ATM bank Nobu. Kalau melalui merchant mungkin dikenakan charge, tapi tidak sebesar menggunakan ATM biasa.

Dalam aplikasi OVO ada menu DEALS yang berisikan berbagai macam promo yang sedang berlangsung. Kita juga bisa melakukan pembelian pulsa atau transfer uang. Namun, fiturnya belum selengkap dompet digital lainnya yang sudah bisa dipakai bayar berbagai tagihan, token listrik, sampai dengan mencairkan saldonya melalui ATM.

Modal dasar yang kuat yang sudah dimiliki OVO dengan sokongan dari Lippo Group harusnya bisa menjadikan OVO berkembang lebih pesat. kalau soal keamanan saya rasa tidak perlu diragukan lagi. Cuma catatan saya: OVO perlu semakin memperluas berbagai macam alternatif pengisian ulang saldo OVO, selanjutnya semakin banyak kerja sama dengan berbagai maca merchant, serta memperbanyak pula fitur-fitur pembayaran/pembelian yang bisa dilakukan dengan OVO.

Thursday, December 7, 2017

Kupat Tahu Magelang Bintaro

Satu Porsi Kupat Tahu Magelang Spesial komplit dengan Telur Bebek Dadar
Kuliner yang satu ini mungkin tidak asing di telinga kita. Ya bahan utama pasti sesuai dengan namanya yaitu Tahu dan Ketupat. Makanan yang populer di Jawa Tengah ini, disajikan dengan kuah kacang encer dengan tingkatan rasa pedas sesuai selera kita. Selain Tahu dan ketupat, tentunya ada taoge (kecambah) yang tidak pernah absen dalam penyajian standar makanan ini.

Rasa segar dari irisan daun jeruk dengan kuah kacang kecap manis encer plus taburan daun seledri itulah yang membuat makanan ini terasa ringan, tidak eneg dan tidak terlalu mengenyangkan, pas lah pokoknya.... potongan bakwan dan telur bebek dadar semakin menggugah selera untuk segera melahapnya.

Jika Anda berdomisili di Bintaro dan sekitarnya dan kangen akan kuliner kupat tahu yang satu ini, patut mencoba di ramah makan kupat tahu magelang yang letaknya di jalan Tegal Rotan, tepat di pertigaan seberang jalan masuk ke Mal Bintaro Xchange. Kalau datang dari arah selatan (dari arah ciputat atau Kampung Sawah) letaknya berada di kiri jalan setelah pom bensin berdekatan dengan sebuah masjid.

Mantapnya Kupat Tahu magelang di rumah makan ini adalah rasanya yang nendang, mantap, nggak ngirit bumbu. Tahu dan telur dadar juga baru digoreng fresh ketika kita pesan. Untuk harganya jika dilengkapi dengan telur dadar satu porsinya seharga Rp22.500,- Cukup worth it lah dengan rasa maknyuss yang didapatkan.

Saturday, December 2, 2017

Penasaran Rasa Indomie Kemasan Vintage 1972



Tas Kain berisi 10 indomie kemasan vintage
Akhirnya aku jadi beli juga Indomie Kemasan Vintage di JD.id yang beberapa waktu lalu cuma dibanderol Rp25ribu padahal harga aslinya lebih dari Rp30 ribu. Dikemas dengan bungkus indomie seperti kemasan tahun 1972, indomie kemasan vintage edisi ulang tahun indomie ke-45 ini dijual dalam paket Tas Kain berisikan 10 bungkus indomie. Rinciannya ada 4 buah indomie goreng, 3 buah indomie rasa kaldu ayam, dan 3 buah indomie rasa kari ayam.

Rasa penasarankulah yang membuatku untuk membelinya. Akhirnya beberapa waktu lalu kucoba untuk memasaknya. Yang pertama kali kucoba adalah indomie gorengnya. Ternyata tidak hanya kemasannya yang berbeda, isinya pun sedikit berbeda. Di dalam kemasannya selain ada mie instan, tentu ada bumbu-bumbunya. Nah, bumbunya disini ada bumbu bubuknya, kemudian cabe bubuk, kecap, dan minyak. Berbeda dengan isi indomie goreng yang sekarang yang ada tambahan bawang goreng dan saus sambalnya (bukan cabe bubuk). Untuk urusan rasa, menurutku jelas enak indomie goreng yang masa kini, lebih mantap rasanya. Yang kemsan vintage ini rasanya kurang nendang gitu, kayak nanggung bumbunya. Namun, yang signifikan berbeda adalah derajat kekenyalan mie-nya. Ternyata mie-nya setelah dimasak tidak mudah lengket datui sama lainnya dan lebih kenyal. Secara pribadi aku kurang suka jenis mie yang seperti ini, karena kayak ada lilinnya meskipun sebenarnya tidak ada. Setelah dimasak sepertinya kuantitas mie-nya lebih banyak daripada yang indomie goreng masa kini. Overall untuk yang Indomie goreng kemasan vintage ini menurutku rasanya kurang nendang, dan kekenyalan mie-nya secara pribadi malah menjadikan rasa mie secara keseluruhan agak aneh.

Untuk mie rebusnya yang kucoba pertama kali adalah yang rasa kaldu ayam. Lagi-lagi tekstur mienya sama dengan yang jenis indomie goreng kemasan vintage, kenyallll! Untuk bumbunya minimalis sekali, yaitu cuma ada bumbu bubuk dan cabe bubuk saja, nggak pakai minyak bawang dan sebagainya. Untuk rasa, tetap enak yang kemasan masa kini. Tapi kubaca beberapa review mengenai indomie kemasan vintage ini kok bagus ya untuk urusan rasanya, apa lidahku yang perlu dikalibrasi, haha.....

10 bungkus indomie kemasan vintage dengan 3 varian
Terakhir, baru malam ini kucoba rasa yang ketiga yaitu, indomie rebus rasa kari ayam. Tekstur mie-nya masih sama kenyalnya dengan dua varian sebelumnya. Untuk bumbunya selain bumbu bubuk dan cabe bubuk, dilengkapi pula dengan minyak berbumbu kari ayam, yang menurutku seperti bumbu rasa indomie soto yang sekarang, hehe..... Untuk yang satu ini rasanya lumayanlah dari kedua varian sebelumnya.

Untuk menambah citarasa ketiga jenis varian indomie kemasan vintage itu, aku tambahkan taburan bawang merah goreng so lumayan berasa lah... Review saya ini cukup subjektif, karena citarasa sebuah makanan sangatlah subjektif, mungkin yang lain bisa jadi menurut mereka indomie kemasan vintage ini lebih enak daripada yang indomie masa kini.

Wednesday, November 15, 2017

Cek In Air Asia di Juanda Surabaya

Tidak seperti maskapai lainnya yang membuka cek in-nya sekitar 1-2 hari sebelum keberangkatan, Air Asia membuka layanan web cek in 14 hari sebelum keberangkatan sampai dengan 4 jam sebelum keberangkatan. Layanan web cek in-nya bisa diakses di sini.

Air Asia juga menerapkan kebijakan serupa dengan citilink yaitu menjual nomor kursi jika mau memilih kursi. Kalau pengen gratis berarti kita harus menerima nomor kursi yang sudah dipilihkan oleh sistem. Yah namanya saja maskapai Low Budget, masih untung bisa terbang murah dan aman, hehe.....

Menurutku sistem web check in di Air Asia lebih bagus daripada kepunyaan citilink. MEskipun sama-sama bisa diakses melalui website juga dapat diakses melalui aplikasi mobile. Namun, ketika kita menyelesaikan proses check in, ada opsi untuk mengirimkan boarding pass ke email kita, sehingga kalaupun nggak sempat ngeprint saat itu, bisa kapan-kapan toh sudah tersimpan di email. Adapula opsi mengirim notifikasi boarding pass ke SMS.

Sebenarnya dengan aplikasi mobile Air Asia kita tidak perlu mencetak boarding pass, melainkan bisa menggunakan e-boarding pass yang hanya bisa diperoleh jika kita check in melalui aplikasi. Namun, e-boarding pass ini setahuku belum berlaku di semua bandara, kalau tidak salah hanya berlaku di Soetta saja. jadi, kita perlu tetap nge-print boading pass.

Ketika di Juanda, saat aku mau nge-print boarding pass di mesin cek in mandiri (semacam mesin atm), ternyata setelah berkali-kali kucoba tetap nggak bisa, dan aku harus tetap ke counter, padahal saat itu counter belum buka dan sudah banyak penumpang yang antre di depan counter dengan bawaan bagasi mereka bertroli-troli. "Wah bisa lama nih, antrenya...!" gerutuku saat itu. bagaimana nggak menggerutu, karena aku nggak bawa bagasi dan harusnya bisa cepat cek innya tanpa harus antre dengan penumpang yang bawa banyak bagasi. Yo wis lah, berlatih sabar, hehe.....

Sesampainya di counter cek in, kutanyakan ke petugasnya mengapa nggak bisa digunakan mesin cek in mandiri sebanyak itu. Jawabannya cukup sederhana, lagi error sistemnya, wah wah wah......

Tapi Aku cukup puas dengan pelayanan Air Asia saat itu yang cukup on time. Mungkin lain kali aku perlu mencetak dulu boarding passnya di rumah biar gk antre lagi....


Thursday, November 9, 2017

Proses Panjang Berliku Komplain Gagal Top Up Flazz BCA

Ini mungkin proses terpanjang, ternjlimet, teruwet, dan tercapek yang harus kujalani untuk komplain ke BCA terkait kegagalan saat Top Up Saldo Flazz. Untuk soal komplain mengkomplain mungkin aku sudah cukup terlatif, entah sudah berapa puluh kali aku komplain ke toko online, marketplace, ataupun Bank terkait pelayanan mereka, dan hampir semua berakhir dengan manis. Semoga yang satu ini tidak berakhir pahit.

Kronologi kejadian sampai dengan proses komplainnya adalah seperti ini:

  1. Tanggal 27 September 2017 sekitar pukul 11.35 WIB aku top up Flazz melalui EDC di kasir Gramedia Boulevard Bintaro dengan debit kartu ATM-ku. Transaksiku dinyatakan gagal saat itu karena saldo flazzku tidak bertambah banyak. Kutanyakan ke Kasirnya, katanya uangnya akan segera kembali sekitar 1-2 hari kerja. Nomor kartu flazzku juga dicatat dan katanya mau dibantu melaporkannya ke BCA. Entahlah, itu pernah dilakukan atau tidak sampai saat ini.
  2. Malam harinya, kucoba untukk menghubungi customer care BCA melalui telepon. Namun, jawabannya relatif sama dengan si mbak kasir, yaitu dikatakan oleh CS-nya bahwa benar terjadi kegagalan dalam hal top up flazz, dikarenakan koneksi mati. Dijanjikan oleh si Mas CS itu uangku akan dikreditkan kembali keesokan harinya.
  3. Beberapa hari tidak ada uang masuk ke rekening BCA, kutulislah email: halobca@bca.co.id mendapatkan jawaban bahwa aku harus datang ke cabang BCA terdekat.
  4. Karena aku tidak sempat ke BCA terdekat, maka ketika aku pulang ke Tulungagung, tanggal 3 Oktober 2017 kudatangi kantor BCA Tulungagung. Aku berbicara panjang lebar dengan CS-nya (mbak cantik yang kulupa namanya), dia pun dengan sabar dan melayaniku dengan ramah. Dalam kesempatan itu aku juga dihubungkan kembali dengan petugas halo BCA. Akhirnya aku dijanjikan sampai 5 hari kerja untuk pembalian dananya.
  5. Lama kutunggu sampai kira-kira sebulan ternyata nggak ada juga refund yang masuk ke rekening BCA-ku. Akhirnya hari selasa 7 November 2017 kemarin kulayangkan komplain 'keras' ke email halo bca, bahwa jika masalahku tidak terselesaikan sampai jumat 10 November, maka terpaksa kutulis di surat pembaca.
  6. Sore harinya aku dihubungi oleh Kepala Layanan BCA Tulungagung, Pak Toni. Melalui SMS Beliau meminta kapan kesediaanku untuk ditelpon, karena kulihat beberapa kali ada telepon masuk yang nggak kujawab, mungkin karena aku lagi sibuk saat itu. Beliau juga minta untuk men-scan kartu flazz-ku untuk melihat mutasi transaksinya. Kujelaskan bahwa aku tidak berada di Tulungagung, dan aku pun spontan punya ide, ku-scan sendiri kartu flazz-ku dengan aplikasi Mobile BCA di android, terlihat mutasi transaksinya dan akhirnya ku screenshot dan kukirimkan gambarnya ke Pak Toni. Beliau berkata langsung segera memprosesnya dan mengirimkan data tersebut ke pusat.
  7. Tanggal 8 November 2017 tidak ada kabar apapun mengenai progress komplainku.
  8. Tanggal 9 November 2017 sore hari ini sekitar pukul 5 lebih ada 3 panggilan tak terjawab di HP-ku. Dari nomornya kelihatan telepon dari Jakarta. "Mungkin itu pihak BCA mau mengabarkan progress komplainku?", pikirku saat itu. Aku segera saja mengecek mutasi di rekening BCA-ku melalui klikbca, dan ternyata ada kredit  dari BCA. Alhamdulillah.... aku tidak perlu menulis di surat pembaca esok hari. Ternyata mujarab juga ya kata 'Surat Pembaca'!
Akhirnya perjalanan panjang komplain ke BCA berakhir manis, meskipun telah menguras tenaga dan pikiran. Terima Kasih Pak Toni dan timnya yang telah membantu proses komplain saya.


Sunday, October 22, 2017

Nyobain Sakuku : Uang Elektronik BCA

Sakuku, nama yang tidak begitu populer jika dibandingkan uang elektronik berbasis nomor HP milik Bank Swasta nasional terbesar di Indonesia yaitu BCA. Keberadaannya kurang se-populer uang elektronik berbasis nomor HP lainnya semisal Tcash Telkomsel, eCash Mandiri, bahkan sama Rekening Ponsel CIMB Niaga. Sepengamatanku BCA kurang begitu gencar melakukan promosi Sakuku, uang elektronik berbasis kartu mereka yaitu Flazz lebih familier di masyarakat.

Sakuku memang lahir belakangan dibandingkan uang elektronik berbasis nomor ponsel lainnya seperti Rekening Ponsel, Tcash, ataupun eCash Mandiri, tapi ternyata Sakuku mempunyai berbagai macam fitur yang tak kalah menarik uang elektronik lainnya.

Kemarin baru saja kucoba menginstal aplikasi Sakuku. Sesaat setelah aplikasi dibuka, ponsel kita akan mengirimkan SMS verifikasi, kemudian kita diarahkan untuk mengisi identitas dan membuat password. Sakuku pun siap digunakan.

Salah satu motifku saat membuka Sakuku disamping penasaran dan pengen mencoba fiturnya, juga karena promo-promonya yang cukup menarik. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, akhirnya segera kuisi saldo sakuku melalui internet banking BCA. Saat ini lagi ada promo bayar Rp1,- untuk pembelian es krim scoop di aplikasi mobile Haagen Dazs jika bayar pakai Sakuku. Lumayan kan....

Layaknya uang elektronik lainnya, Sakuku juga mempunyai fitur transfer ke rekening Sakuku lainnya atau rekening bank, tarik tunai di ATM, dan fitur menarik yang tidak dipunyai uang elektronik lainnya yaitu Split Bill atau fitur berbagi tagihan. Misalnya jika kita sedang makan bareng-bareng sama teman, dan kita yang membayar tagihan, maka kita bisa berbagi tagihan tanpa sungkan, syaratnya teman-teman kita juga punya rekening Sakuku dan terdeteksi di kontak kita. Fitur ini sangat berguna jika kita sering hangout bareng teman agar tidak sungkan ketika menagih uang patungannya.

Nah untuk bisa menggunakan fitur itu, akun Sakuku yang reguler harus di-upgrade menjadi akun Sakuku Plus. Untuk nasabah BCA tinggal memasukkan nomor kartu ATM BCA dan akan diverifikasi otomatis oleh sistem. Untuk nasabah non BCA jika ingin meningkatkan fitur dari Sakuku menjadi Sakuku Plus perlu mendatangi kantor cabang BCA terdekat dengan membawa identitas diri.

Setiap login aplikasi Sakuku kita diminta memasukkan PIN/Password yang terdiri dari 6 digit angka. Di Halaman awal aplikasi ada info promo yang sedang berlangsung, juga ada info mutasi transaksi, ikon Menu, Info, dan Inbox. Ketika kita klik ikon Menu akan muncul pilihan Bayar Belanja, isi Pulsa, Transfer, Split Bill, Tarik Tunai, dan Kontak. Nah, untuk kontak sendiri cukup unik, jika kita mengkliknya akan muncul daftar kontak teman kita yang mempunyai rekening Sakuku ataupun Sakuku Plus.

Meskipun bisa m=punya akun Sakuku tanpa punya rekening BCA, tapi menurutku untuk praktisnya perlu punya rekening BCA karena untuk Top Up akan sangat mudah jika punya rekening BCA, bisa top up melalui internet banking, m-banking, ataupun ATM, bahkan lebih mudah daripada top up kartu Flazz BCA. Top up sebenarnya bisa juga dilakukan di merchat-merchat partner dari Sakuku, namun menurutku itu kurang praktis.

Baca juga: Mencoba Tarik Tunai Sakuku di ATM BCA

Saturday, October 21, 2017

Masakan Ayam Lodho Khas Tulungagung

Ayam Lodho Tulungagung
Tulungagung, suatu kota kecil di Jawa Timur bagian Selatan, diapit oleh kabupaten Blitar di Timur, Kediri di Utara, dan trenggalek di Barat, di Selatan langsung berbatasan dengan Samudra Indonesia. Kota ini dulu terkenal sebagai penghasil marmer berkualitas bagus, Marmer untuk membangun Monas dan Masjid Istiqlal kemungkinan besar didatangkan dari Tulungagung.

Selain terkenal sebagai penghasil marmer, Tulungagung juga mempunyai berbagai macam kuliner yang menggoyang lidah, salah satu kuliner yang terkenal adalah Ayam Lodho. Masakan ini mirip dengan opor yang membedakan adalah perlakuan terhadap daging ayamnya. Kalau opor daging ayam mentah langsung dimasak bersama santan dan rempah lainnya, kalau memasak ayam Lodho dengan proses yang lebih panjang, yaitu sebelum dimasak dengan santan dan rempah, daging ayam dibakar terlebih dahulu sehingga ada sedikit rasa dan aroma sangit-sangit-nya (aroma asap).

Yang membedakannya lagi adalah kalau opor biasanya tidak dimasak pedas, kalau ayam lodho dimasak pedas dengan cabe rawit utuh yang lumayan banyak. Ayam Lodho juga sering disajikan bersama semacam lalapan matang ataupun urap dari rebusan daun ketela ataupun tauge rebus lengkap dengan bumbu urap dari kelapa parut.

Ayam Lodho lengkap dengan Urap dan Ketimun
Nah, awal Oktober kemarin saat aku ke Tulungagung, tiba-tiba saja kok aku pengen lagi menikmati masakan Ayam Lodho yang dulu pertama kali kuicip hampir 7 tahun yang lalu. Lokasi rumah makan Lodho yang terkenal itu berada di tepi jalan raya Tulungagung - Kediri. Sekitar 10 menit dari pusat kota, kira-kira berjarak 7 km dari kota di sisi barat jalan, dekat Taman Makam Pahlawan Tulungagung. Aku lupa nama rumah makannya, tapi kata istriku yang asli Tulungagung memang di situ yang terkenal ayam lodho-nya. Memang sih rasanya beda dari rumah makan-rumah makan Lodho yang pernah kucoba di Tulungagung. Nggak pelit bumbu, santannya lebih kental, cabe rawitnya luar biasa banyak. Porsinya lumayan besar memang, sebanding dengan harganya yang relatif lebih mahal dari rumah makan Lodho lainnya, tapi yang penting rasanya Mak Nyus.....

Kalau lewat Tulungagung jangan lupa mampir di rumah makan Ayam Lodho ya.....

Friday, October 20, 2017

Main Ke Kantor Pusat PT Unilever Indonesia Tbk di BSD

Graha Unilever BSD
Setiap kali aku ke Aeon Mall pasti lewat depan gedung yang bentuknya unik dan membuatku penasaran. Bukan gedung jangkung, melainkan gedung yang hanya terdiri mungkin kira-kira 5 lantai. Meskipun hanya terdiri dari 5 lantai, gedung itu cukup ikonik dengan fasad depannya yang didominasi kaca dan baja terkesan modern elegan.

Nggak heran gedung itu sangat bagus, ternyata Gedung baru Kantor Pusat PT Unilever Indonesia Tbk. Jadi Unilever mulai tahun ini telah mengalihkan semua operasi kantor pusatnya dari Jakarta Pusat ke kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang.

Dari dulu aku penasaran melihat secara langsung bagaimana isi dari dalam kantor pusat Unilever Indonesia itu, yang selama ini interiornya hanya bisa kulihat di youtube dari vlog-vlog para Youtuber. Dari kesanku melihatnya di Youtube, Interior dan fasilitas gedung ini sangat bagus. Ada semacam atrium dengan ceiling-nya yang cetar seperti halnya di mal-mal, mungkin malah lebih bagus. Di Atrium utama ada tangga besar yang menurutku menjadi point of interest dari Atrium ini yang bisa difungsikan juga sebagai Tribun 'penonton' ketika digelar acara di atriumnya. Keberadaan Gym, Salon, Kafetaria, Ruang entertainment (nonton ataupun nge-game) pun ada, bahkan ruang untuk pijat juga ada. Sangat lengkap ditambah lagi ada Magnum Cafe dan semacam toko yang memanjang barang-barang produksi dari Unilever yang bisa dibeli oleh pegawainya ataupun tamu.

Nah, hari Rabu kemarin aku berkesempatan main ke Gedung Unilever. Kebetulan ada acara RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) Luar Biasa dari PT Unilever Indonesia Tbk, dan aku saat itu menemani kakakku yang mewakili perusahaannya sebagai salah satu pemegang saham Unilever. Kebetulan saat itu aku sedang tidak pegang saham Unilever, jadi aku jadi pendamping kakakku saja, hehe....

Datang ke Unilever pakai Vespa, kami masuk melalui pintu barat dan tas rangsel kami pun diperiksa oleh satpam dengan metal detector. Kami pun langsung diarahkan parkir di tempat parkir terbuka di sisi barat gedung. Cuaca saat itu terik banget, dan buru-buru kami menuju ruang RUPS di pintu masuk utama gedung di sebelah timur. Kami diarahkan melalui pedestrian berkanopi dari kaca bening yang terlihat modern elegan, tapi tidak mampu melindungi kepalaku dari sengatan Sang Matahari.

Berjalan sekitar 100 meter kami pun sampai di depan Lobby Utama. Sebelum masuk, barang bawaan kami harus masuk ke scanner seperti yang di bandara-bandara itu. Usai registrasi dan diberi tanda pengenal, kami pun masuk ke ruang RUPS yang ternyata tidak melewati Atrium utama. Ruangannya berada di sisi depan sebelah kanan dari Lobby utama, padahal aku pengen liat bagaimana ambience dari Atrium Unilever yang kayaknya keren itu. Dari kejauhan aku cuma liat tangganya yang ikonik itu.

Sebelum RUPS dimulai ditayangkan peraturan umum mengenai tata cara yang harus dipatuhi setiap pegawai ataupun tamu yang berada di lingkungan gedung Unilever demi terciptanya keamanan, kenyamanan dan keselamatan seluruh orang yang ada di kawasan Gedung Unilever. Menurutku tayangan itu cukup bagus dan patut ditiru institusi-institusi lainnya. Terlihat sangat profesional.

RUPS cuma berlangsung sekitar 30 menit, kami pun segera pulang dengan membawa souvenir RUPS, tak lupa kusempatkan berfoto di tulisan Unilever di depan Lobby. Aku kira usai RUPS ada sesi office Tour, eh ternyata tidak..... huh... sudah panas-panas ke situ, eh malah nggak kesampaian liat-liat isi gedungnya. Yo wis lah...mungkin lain kali, dasar Wong Ndeso pengen liat gedung keren dibela-belain panas-panasan, haha......

Usai ngambil Vespa, kami pun meluncur keluar meninggalkan Kantor 'Terkeren' se Indonesia itu dengan perasaan kurang puas. Sebelum benar-benar meninggalkan kompleks Unilever, kami harus melewati pemeriksaan petugas di pintu keluar parkir, si Satpam meminta kami membuka bagasi Vespa. Sesuatu yang aneh dilakukan ketika meninggalkan suatu gedung. Kalau mau masuk diperiksa gitu wajarlah karena untuk menjaga dari kemungkinan terorisme dsb, tapi kalau mau keluar diperiksa juga, itu menurutku kebangetan, kekhawatiran yang berlebihan dan cenderung fobia dan kurang menghormati terhadap tamu, itu saja yang merusak kesanku terhadap Kantor Unilever. Entah itu diberlakukan kepada semua tamu termasuk yang pakai mobil atau yang pakai motor saja, atau malah cuma terhadap orang-orang yang dicurigai saja? Mosok ya aku ngutil pot bunga di Gedung Unilever, kan nggak banget to.... Memang sih bagasi Vespaku itu lumayan besar tapi disitu cuma ada tas berisikan Souvenir RUPS tadi, hah.... sangat merepotkan. Aku tidak menyalahkan si Satpam, toh dia cuma menjalankan SOP, yang kusayangkan SOP pemeriksaan saat keluar itu menurutku nggak wajar, kecurigaan yang berlebihan, dan memberikan kesan yang kurang sopan terhadap tamu. Semoga pihak manajemen segera meninjau ulang SOP yang nggak banget itu....

Wednesday, October 18, 2017

Keuntungan Menjadi Member Informa

Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan member-memberan dari suatu toko. Namun, karena sesuatu hal yang 'terpaksa' maka aku ikut dalam program member Informa, sebuah toko ritel besar berisikan berbagai macam furnitur ataupun berbagai perlengkapan interior rumah yang juga masih 'saudara kandung' dari ACE Hardware dan sama-sama merupakan toko ritel milik Kawan Lama Group.

Mengapa aku terpaksa menjadi member Informa, tak lain karena aku ingin mendapatkan benefit dari keanggotaan member informa. Ceritanya ketika aku belanja furnitur di Informa, ternyata untuk pengiriman furnitur ada biaya pengiriman dan perakitannya sendiri. Kalau menjadi member informa untuk pembelian minimal 4 juta maka akan gratis pengiriman, jika diatas 5 juta maka tidak hanya gratis pengiriman namun juga gratis biaya perakitan, sesuatu yang tidak pernah dikenakan jika kita membeli di toko mebel konvensional.

Jika tidak member maka akan dikenakan biaya pengiriman Rp250 ribu, sedangkan biaya perakitan Rp150 ribu jadi totalnya Rp400 ribu untuk ongkos antar dan pasang. Namun, non member bisa juga mendapatkan gratis ongkir jika pembeliannya minimal Rp8 juta, dan membayar 5% dari nilai barang untuk biaya instalasinya jika transaksinya minimal Rp8 juta, kurang dari itu maka akan tetap dikenakan biaya normal.

Nah, kebetulan transaksiku saat itu Rp6 juta lebih, maka aku harus tetap membayar ongkir dan biaya instalasi karena aku bukan member. Agar gratis maka aku harus jadi member, tetapi untuk menjadi member Informa dikenakan biaya Rp100 ribu dan berlaku untuk selamanya. Nggak papa lah, daripada aku harus bayar Rp400 ribu, mending aku bayar Rp100 ribu dan dapat member informa plus beberapa potensi benefit darinya.

Ketika kita transaksi di Informa maka jika kita member darinya akan mendapat poin dari transaksi kita, satu poin per kelipatan Rp100ribu. Jadi kala itu karena transaksiku sekitar 6,3 juta maka aku dapat 63 poin. Asiknya lagi jika kita mempunyai minimal 40 poin maka bisa ditukar voucher belanja dengan nominal Rp100 ribu, maka secara tidak langsung keanggotaanku di informa itu gratis, lha wong aku dapat 63 poin yang bisa kutukar voucher Rp100 ribu berlaku untuk semua barang di informa. Lumayan.....

Wednesday, September 6, 2017

Pengalaman Menginap di Swiss-Belinn Hotel Malang

Berpose di depan Lobby
Sabtu, 29 Juli 2017 kami menginap di Hotel Swiss Belinn Malang. Hari itu aku mengantar istriku untuk ikut seminar selama 2 hari di kota Malang. Daripada pulang pergi Malang-Tulungagung selama 2 hari  yang tentunya bikin capek, kami memutuskan untuk mencari hotel yang representatif untuk kami sekeluaga, tentunya representatif menurut keluarga kecil kami adalah hotel yang punya fasilitas kolam renang untuk anak, karena manggala senang sekali berenang, di mindset dia mungkin kalau menginap di hotel ya harus berenang. Swiss Belinn Malang memang pilihan yang tepat.

Ngasih makan ikan koi sambil nunggu check in
Lokasi hotel cukup strategis, dekat dengan pusat perbelanjaan berdampingan dengan 2 mal yaitu MX Mall dan Matos (Malang Town Square), jadi kalau mau cari makan, sekedar cuci mata cukup berjalan kaki dari hotel, apalagi kalau akhir pekan lalu lintas di Malang banyak yang macet. Salah satu pertimbanganku memilih Swiss Bel karena berkali-kali aku menginap di jaringan Swiss Bel beberapa kota, aku selalu puas dengan pelayanan dan fasilitasnya.

Kamar hotelnya cukup bagus, bersih. Kamar Mandinya juga bersih dan yang penting air panasnya lancar. Sarapan paginya juga cukup memuaskan dengan berbagai varian makanan yang cukup lengkap. Puas lah pokoknya..... Namun, kepuasanku itu agak ternodai dengan kekecewaanku terkait keputusan manajemen hotel untuk menutup kolam renang pada sabtu sore, padahal keputusanku untuk memilih hotel ini yang salah satu pertimbangan utamanya adalah keberadaan kolam renang anak.

Usai Check in sekitar pukul 2 siang, kami menunggu usai waktu Ashar untuk berenang. Manggala sangat bersemangat sekali untuk berenang sore itu. Dari kamar manggala sudah siap dengan baju renangnya, aku pun sudah memakai celana renang. Dan eng-ing eng...... sesampainya di kolam renang ada pengumuman kalau kolam renang untk sabtu sore itu ditutup, tenyata kolam renangnya dipakai untuk pesta ulang tahun. Namun, sebelum aku bertanya kepada petugas, ada salah satu petugas yang memberitahu kami bahwa kolam masih bisa dipakai. Sebenarnya aku agak malas berenang, karena kolam renang sudah penuh dengan hiasan, berbagai macam lampu dan kabel ataupun stop kontak yang berseliweran, aku jadi miris. Akhirnya, hanya Manggala yang berenang karena dia sudah kebelet banget berenang, aku tidak jadi berenang, karena malu juga dilihatin banyak orang yang lagi memasang dekorasi pesta, yang pstinya membuatku nggak nyaman.

Cuek Berenang di Tengah-tengah dekorasi pesta 
Ketika Manggala sedang berenang, ada seorang perempuan, yang mungkin dia saudaranya cewek yang ulang tahun atau mungkin malah dia yang akan jadi ratu pesta ulang tahun itu berbicara sangat lantang, agak marah-marah kepada petugas hotel, "Kok ini masih ada yang berenang! katanya ditutup!", dan bla bla bla.... banyak lagi celotehannya yang bikin telingaku panas.

Aku juga sempat ngobrol dengan petugas kolam renangnya yang menurutku cukup baik dan sopan, dia juga memberikan kami handuk dan memberikan kursi untukku duduk di pinggir kolam sambil mengawasi Manggala. Aku ngobrol banyak dengan dia, bahwa kondisi seperti ini salah, kujelaskan bahwa hotel dimana pun, apalagi hotel dengan chain international harus konsisten dengan fasilitas yang disebutkan dalam pelayanannya, termasuk tentang penggunaan kolam renang untuk tamu pengunjung. Kalau kolam renang itu sudah merupakan fasilitas untuk tamu hotel, ya semua tamu hotel bisa menggunakan pada waktu yang sudah ditentukan/dipublish. Ini nggak ada pemberitahuan apapun, kami sebagai tamu hotel diminta untuk mengalah. kalaupun ada pemberitahuan bahwa kolam renang tidak bisa digunakan dalam tempo tertentu, para tamu hotel harus mendapatkan kompensasi tertentu, karena tamu hotel sudah membayar menginap di hotel salah satu item fasilitas yang bisa didapatkan ya penggunaan kolam renang. Eh ini malah penggunaan kolam renang diokupasi pihak tertentu berakibat mengabaikan kenyamanan dan kepuasan tamu hotel lainnya.

Aku sebenarnya sangat khawatir dengan Manggala berenang di situ, karena di samping kolam renang persis ada stop kontak yang kalau terpercik air bisa fatal akibatnya karena tidak ada pelindung apapun, aku berkali-kali mengingatkan Manggal untuk menjauh dari stop kontak itu. Tiba-tiba ada petugas hotel yang menghampiriku memberitahukan bahwa kolam renang ditutup, katanya sudah ada pemberitahuan sebelumnya, padahal aku tidak mendapatkan pemberitahuan apapun. Emosiku spontan tersulut, aku berdebat dengannya dengan nada tinggi, aku minta bertemu dengan manajer hotelnya, tapi sampai aku dan manggala beranjak dari kolam renang si manajer juga tak kunjung datang.

Kolam renangnya cukup luas dan representatif (kolam anak dan dewasa)
Ada beberapa tamu hotel yang datang untuk berenang, juga kecewa tidak diperbolehkan berenang. Meskipun kami bisa berenang keesokan harinya, tapi berenang sore hari itu menurutku lebih enak daripada pagi hari, karena kalau pagi apalagi di Malang hawanya cukup dingin jadi agak kurang nyaman untuk berenang, kecuali kolam renangnya berisikan air hangat, hehe.....

Akhirnya aku meninggalkan kolam renang itu dengan hati dongkol kecewa banget. Aku heran, apakah manajemen Swiss Bel Hotel Pusat membolehkan hotel-hotelnya untuk kolam renangnya digunakan oleh pihak tertentu pada waktu jam pelayanan (jam operasional) dari fasilitas kolam renang tersebut yang sudah dipublish untuk semua pengunjung. Lain halnya kalau pesta ulang tahun di kolam renang itu diselenggarakan di luar jam operasional kolam renang, itu nggak masalah bagi kami tamu hotel.

Meja Kerja di kamar

Toiletnya sederhana tapi cukup fungsional dan bersih

Hotel merupakan bisnis jasa yang mengutamakan pelayanan dan keramahan demi kepuasan tamunya. Semoga uneg-uneg tamu hotel seperti saya ini didengar dan dipertimbangkan manajemen Swiss Belinn Malang untuk terus meningkatkan kepuasan terhadap tamu-tamunya.




Wednesday, July 19, 2017

Cara Praktis Bayar Tagihan First Media

Setiap tanggal 15 tagihan baru langganan internetku di First Media (FM) pasti akan muncul di aplikasi My FirstMedia di iPadku. Kita juga bisa mendapatkan detail tagihan yang secara rutin dikirimkan ke email kita, meskipun tidak tepat setiap tanggal 15, untuk bulan ini malahan baru hari ini tanggal 19 Juli aku mendapatkan tagihan baru di emailku.

Yang agak surprise, tagihanku bulan ini lebih sedikit dibandingkan bulan lalu, padahal paketnya tetap sama. Nggak besar sih selisihnya cuma Rp5000,-

"Pasti ini ada kaitannya dengan metode pembayaran tagihan yang kulakukan!", pikirku saat itu.

Ternyata, setelah kubaca di detail tagihanku yang dikirimkan lewat email, untuk bulan ini tidak ada item 'Payment Charge" sebesar Rp5000,-. Lho kok bisa? Usut punya usut, bulan lalu aku bayar tagihan melalui aplikasi My First Media, dan memilih pembayaran menggunakan kartu kredit. Ternyata pilihanku tepat, pembayaran menggunakan kartu kredit langsung di aplikasi My FirstMedia tidak dikenakan biaya administrasi, lain halnya kalau kita melakukan pembayaran melalui ATm, mobile banking ataupun internet banking. Sebelum-sebelumnya aku bayar tagihan FM melalui fasilitas internet banking.

Untuk membayar melalui Aplikasi First Media, sebelumnya harus:

  1. mendownload aplikasi My FirstMedia untuk iOS ataupun android. 
  2. Kemudian klik menu "Pay Now"
  3. Muncul Pay Bill
  4. Kemudian Klik Next
  5. Pilih Metode pembayaran yang muncul, ada Visa, Mastercard, Mandiri Clickpay, DOKU Wallet, Debit Online, BNI debit online, dan OVO.
Pilihan Metode Pembayaran di Aplikasi My FirstMedia
Kebetulan aku membayar menggunakan kartu kredit Mandiri Mastercard, jadi kupilih Master Card. Selanjutnya kita diminta memilih antara DOKU dan Credit Card. Aku pilih Credit Card dan diminta untuk memasukkan nomor kartu kredit, Expiry date, dan CVV.

Jika sudah lengkap, kita klik "Pay" di bagian bawah. Pembayarannya cukup aman karena diverifikasi otomatis dengan sistem pembayaran DOKU yang akan mengirimkan OTP ke nomor ponsel kita yang terdaftar pada layanan First Media. Setelah dapat OTP, kita masukkan OTP itu ke halaman pembayaran, dan transaksi kita akan dinyatakan berhasil dan selesai. Cukup Praktis dan Aman.

Kita tidak perlu mengetikkan jumlah tagihan ataupun mencari-cari pilihan providernya (First Media)  seperti yang kita lakukan jika kita membayar tagihannya melalui ATM ataupun Internet Banking. Gratis pula biaya transaksinya. Dan Sssttt.....!!! yang penting bisa ngutang bayarnya pakai kartu kredit, hehe.....

Saturday, June 17, 2017

Pengalaman Menginap di Hotel Bukit Daun Kediri (part 2)

Liburan kemarin putraku Manggala pengen berlibur di hotel yang ada kolam renangnya seperti tahun kemarin. Nggak mau repot jauh-jauh ke Malang, aku memilih berlibur saja ke Kediri, menginap di Hotel Bukit Daun persis seperti tahun lalu.

Selain faktor keterjangkauan, kupilih Hotel Bukit Daun karena kompleks hotelnya yang cukup luas seperti resort gitu, ada kolam renang anak yang cukup representatif dan halaman yang cukup luas bisa untuk bersepeda si Manggala sepuasnya.

Kupesan jauh-jauh hari sebuah kamar standar room seharga sekitar Rp350 ribu yang ternyata sama persis tipenya dengan kamar yang kupesan tahun lalu dan bisa parkir mobil langsung di depan kamar.

Kebetulan hari saat kami sekeluarga menginap di sana adalah hari libur nasional bertepatan dengan hari kenaikan Isa Almasih jadi Hotelnya pun cukup ramai dengan peziarah umat nasrani yang berziarah di kompleks Gereja Puhsarang yang kebetulan berdekatan dengan Hotel Bukit Daun, hanya berjarak sekitar 5 km dari Hotel.

Sesampainya di hotel sekitar pukul 2 siang, kami pun langsung menuju resepsionis untuk check in. Kami diberi satu kunci kamar jenis kartu RFID, voucher makan pagi dan voucher berenang. Sesampainya di kamar, Manggala nggak sabar untuk berenang dan langsung minta ganti baju dengan pakaian renang. Aku juga sudah mempersiapkan celana renang yang minggu kemarin baru kubeli di Zalora dan kacamata renang yang sudah lama tidak kupakai khusus spesial kusiapkan untuk menemani Manggala berenang liburan kali ini.

Kebetulan kamar kami dekat dengan kolam renang jadi cuma berjalan kira2 30 meter sudah sampai kolam. Siang itu kolam sudah lumayan ramai dengan para remaja dan anak-anak yang sedang asik berenang. Sepertinya mereka kebanyakan bukan tamu hotel yang menginap melainkan pengunjung umum kolam renang yang membayar tiket masuk tersendiri.

Byurrr... langsung saja Manggala nyebut tanpa babibu. Matanya berbinar-binar melihat kolam yang nampak lumayan jernih itu dengan air mancur yang keluar dari mulut patung lumba-lumba di tepi kolam. Aku pun menemaninya sampai puas. Sesekali kuajari cara berenang tapi dia masih ngeyel dengan gayanya ngawurnya. Karena kebanyakan minum air, dia pun muntah, huek sorrr...... 

Usai berenang langsung saja kami kembali ke kamar, mandi. Acara selanjutnya adalah bersepeda di halaman belakang hotel yang cukup. Halaman belakang hotel ini sejak aku pertama kali menjamahnya lebih dari setahun yang lalu masih hampir sama keadaannya. Masih berupa lahan terbuka yang dipaving. Halaman seluas itu cocok kalau untuk acara konser, temu klub mobil sport, atau kegiatan outdoor lainnya. Pemandangannya cukup bagus karena langsung berhadapan dengan bukit hijau di belakangnya. Sayang kondisinya terkesan kurang termanfaatkan secara maksimal, tidak terlihat juga bekas-bekas suatu event pernah berlangsung di situ.

Masih di halaman belakang ada kandang besar berisikan beberapa ekor rusa. Pengunjung bisa mendekat ke kandang dan biasanya si rusa akan mendekati pengunjung berharap dapat makanan dari pengunjung, sayangnya tidak bisa memberikan makanan buat rusa karena pihak hotel nggak menyediakan ataupun menjual makanan khusus buat rusa. Aku pun berinisiatif mencabut rumput liar di sekitar kandang dan kuminta Manggala memberikannya ke rusa yang mendekatinya.

Puas berenang dan bermain sepeda, si Manggala merasa lapar banget begitu pula dengan kedua ortunya, haha.... Kami pun meluncur ke kota cari bebek goreng langganan kami yang maknyus fresh padahal harganya murah banget nggak sampai 20ribu per ekornya, puas lah pokoknya. Usai makan kami bergegas menuju Taman Tirtayasa yang terletak di samping Stadion Brawijaya Kediri untuk melihat pesta lampion. Ternyata pas sampai di sana selain ada berbagai macam bangunan lampion ada atraksi yang sangat menarik yaitu Dancing Fontain yang keren banget dipadu dengan permainan tata cahaya dan sorot proyektor yang memutar film pendek dengan air mancur sebagai backgroundnya.

Masih di Hotel Bukit Daun keesokan harinya Manggala mengajak berenang lagi. Sebenarnya males banget dingin-dingin harus nyebut nemenin Manggala berenang, tapi demi kegembiraan si anak lanang kesayangan, apa sih yang nggak kuberikan. Si Manggala di kolam renang malah sempat kenalan dan bermain dengan anak kecil perempuan yang mungkin usianya lebih dari 3 tahun di atasnya, namanya Erika. Dia memang gampang akrab dengan anak kecil yang baru dikenalnya apalagi kalau usianya yang lebih tua darinya.

Puas berenang kami pun balik ke kamar dan mandi. Tidak seperti pengalaman mandi sebelumnya yang air hangatnya lancar, kali itu air hangatnya tidak keluar sama sekali, payah.... males buat komplain toh sebentar lagi mau check out.

Tibalah saat sarapan. Kami pun menuju ruang makan yang berada di samping sungai. Pemandangannya cukup bagus dengan nuansa etnik interior ruangannya. Makanannya cukup biasa, kurang variatif dan agak lama top up persediaannya. Pihak manajemen Bukit Daun perlu belajar mengenai betapa sangat pentingnya kepuasan pengunjung terhadap menu breakfast akan membuat pengunjung terkesan dan bisa menjadi referensi positif jika mau menginap lagi di kemudian hari. Bisa belajar dari jaringan hotel kelas kakap semacam aston, mercure, ataupun lainnya. Fasilitas yang mungkin saja kurang memuaskan pengunjung bisa terabaikan dalam memori pengunjung jika menu sarapannya variatif, enak, dan memuaskan.

Secara umum aku memberikan poin 7,5 dari skala10 untuk pengalaman menginap di Bukit Daun. Pemandangan alamnya, kolam renang dan kondisi kamar cukup memuaskan. Minusnya cuma air hangat yang ngadat pada pagi hari saat itu dan menu sarapan yang kurang variatif. Semoga kedepan pelayanannya semakin lebih baik.


Tuesday, May 23, 2017

Menginap di Swissbel Hotel Balikpapan

Sudah 2 tahun lebih aku meninggalkan tempat tugasku di Balikpapan, rasanya pengen nostalgia dengan kota yang menemaniku selama 2,5 tahun antara periode 2012 - 2015. Kesempatan untuk mengunjungi kota minyak pun datang lagi. Kebetulan aku ditugaskan untuk selama 3 hari di Balikpapan. Tentu saja kesempatan itu tidak kusia-siakan. "Asyik bisa ketemu teman-teman lamaku lagi.....!", teriak kegiranganku dalam hati.

Bertugas di Balikpapan selama 3 hari, mengharuskanku untuk menginap selama 2 malam di sana. Untuk soal urusan inap menginap, sekarang lagi bukan masalah. Tidak perlu repot-repot menelpon resepsionis hotel untuk booking kamar, ataupun meminta bantuan teman untuk nge-booking-in kamar. Sekarang ada berbagai macam aplikasi online untuk beli voucher hotel dengan berbagai varian jenis hotel maupun kamar yang tinggal klik-klik saja langsung deal. Ada Traveloka, Tiket.com, Pegipegi, reservasi.com, inap.com, agoda, trivago, wego, dll yang tentunya membuat urusan pesan memesan kamar hotel jadi jauh lebih praktis.

Nah, diantara aplikasi-aplikasi tadi, aku memilih Traveloka, karena saat itu Traveloka memberikan gimmick diskon paling besar, haha..... dasar kaum price sensitive! Setelah kuubek-ubek berbagai macam hotel di Balikpapan, kupilihlah Swiss Bel Hotel Balikpapan di pusat kota Balikpapan, bersebelahan dengan Plaza Balikpapan plus lokasinya yang tepat di tepi pantai. Kupilih tipe kamar Superior Deluxe seharga kalau nggak salah Rp758 ribu per malam. Aku booking 2 malam, untungnya dapat diskon tambahan 10%, lumayan lah daripada kagak, hehe.....

Setelah kupesan sempat menyesal juga ternyata setelah kulihat-liha lagi varian kamar yang ditawarkan, ada tipe kamar deluxe yang lebih murah dengan pilihan tambahan free menu dinner di samping breakfast yang memang sudah standar dari layanan. Adapula kamar yang menawarkan free tiket nonton bioskop untuk dua orang. Dalam pesananku kutambahkan catatan untuk dipilihkan kamar yang single bed, non smoking room, dan menghadap ke pantai.

Check in tanggal 16 sore, aku pun menuju resepsionis dan bilang kalau aku sudah booking melalui Traveloka. Langsung lah si mbak-mbak resepsionis memberikanku kartu ber-chip RFiD sebagai kunci kamar sekaligus untuk menghidupkan lampu kamar. Aku mendapat kamar 1227 di lantai 12 langsung menghadap pantai lepas. Sebelum memasuki kamar aku melewati lorong hotel yang menurutku relatif gelap dan terkesan suram apalgi dengan beberapa bagian plafon yang bocor dan kurang terawat, dengan noda-noda basahan air di karpet lorong. Ah masa bodo lah, yang penting kamarnya bersih dan pemandangannya bagus.

Begitu kubuka pintu kamar ternyata lampu dan AC sudah hidup. Kamarnya lumayan luas dengan Springbed ukuran King Size, aku lupa mengintip mereknya, mungkin King Koil, Spring Air atau Serta. Ada lemari pakaian lengkap dengan hanger dan deposit box. Ada pula mini bar yang dilengkapi dengan teh, kopi, gula, krim dan air mineral serta heater untuk merebus air. Kulkas kecil di bawah mini bar dalam keadaan kosong tapi tetap hidup, cukuplah kalau kita pengen menyimpan makanan atau miniman tetap dingin.

Adapula meja kerja menghadap jendela luar, dan dua buah kursi santai dan meja kecil untuk menaruh kopi atau teh. TV LCD tergantung di dinding dengan usia yang mungkin udah lebih dari 5 tahun keihatan dengan fisik TV-nya yang agak tebal. AC-nya buka AC Split melainkan AC central. AKu kurang suka dengan jenis AC ini, meskipun bisa diatur juga, seringkali AC jenis ini potensi erornya lebih tinggi. Terbukti saat malam pertama aku menginap, hawa dinginnya tidak begitu terasa, sampai-sampai mukaku berminyak semua, padahal di luar saat itu sedang hujan. Keesokan harinya aku mendapat edaran yang diselipkan di pintu kamar yang menginformasikan kalau AC memang dalam perbaikan sehingga potensi AC-nya tidak dingin pada saat-saat tertentu itu wajar.

Untuk kondisi kamar mandi menurutku OK banget, bersih, dilengkapi dengan hairdryer (meskipun nggak kupakai). Toiletriesnya cukup lengkap ada sabun cair, sabun batangan, shampo, conditioner, handbody, cutton bud, sisir, sikat gigi dan pasta gigi. Air panasnya juga lancar, nggak bikin emosi karena kadangkala hotel yang kuinapi bermasalah dalam fasilitas air panas, entah itu lama keluarnya, nggak keluar sama sekali air panasnya, ataupun seting kran air panasnya yang ribet harus ngepasin dalam posisi dan putaran tertentu.

Kamar ini dilengkapi dengan balkon yang menghadap ke pantai, bisa diakses melalui pintu kaca geser yang kebetulan saat itu di kamarku pintu kacanya meskipun sudah dikunci dari dalam tetap saja bisa digeser, mungkin karena sudah longgar terkena korosi angin laut yang mengandung garam selama bertahun-tahun. Pemandangannya bagus, udara pantainya itu lho yang bikin pernafasan segar, nggak rugi lah ngeluarin duit sebanyak itu hanya untuk menginap. Karena aku takut ketinggian, aku tidak berani berlama-lama di balkon karena  seolah-olah ada yang 'memanggil-manggil'-ku untuk terjun bebas, hiiii ngeri...... Pemandangan di kanan balkon kamar ada pembangunan superblok Borneo Bay milik si pengembang kakap Agung Podomoro Group yang luar biasa besar ada apartemen, kondotel, dan pusat perbelanjaan.

Untuk breakfast di Swiss Bel Hotel tergolong cukup lengkap variannya. Kata temanku yang orang asli sini, sajian menu sarapan di hotel ini adalah yang paling variatif dan enak diantara kotel-hotel lain di Balikpapan, entahlah benar atau nggaknya karena aku juga belum pernah mencicip semua menu sarapan di berbagai hotel di Balikpapan. Yang pasti aku puas dengan menu sarapannya.

Overall menginap di Swiss Bel Hotel Balikpapan cukup sebanding dengan harga kamarnya. Oiya jika kita diantar jemput oleh kolega kita, mending kita minta voucher parkir gratis, karena parkir di hotel ini terintegrasi dengan parkir pusat perbelanjaan Balcony City. Oiya ngomong-ngomong fasilitas kolam renang, aku tidak sempat mencobanya, karena waktu yang mepet, terlebih lagi aku kurang sreg dengan kolam renangnya yang kecil dan bisa dikatakan mini. Namun, aku sempat menengok kolam renang yang berada di lantai 2 bersama fitnes centernya yang dua-duanya sepi pengunjung bahkan saat aku ke situ tidak ada seorang pun yang sedang berenang. Mungkin karena kebanyakan yang menginap di situ adalah pebisnis-pebisnis yang tidak punya banyak waktu untuk sekedar berolahraga, tak terkecuali berenang.

Saturday, January 14, 2017

Pengalaman Menginap di Hotel Puri Asri Magelang

Liburang Desember kemarin sebenarnya tidak ada rencana hari itu menginap di Hotel Puri Asri Magelang, tapi karena sudah menjelang malam dari Candi Borobudur, jadilah kami menginap di Hotel samping Taman Kyai Langgeng itu.

Sebelum menuju hotel ini, saat di Borobudur aku sudah googling hotel-hotel yang sekiranya asik untuk menginap di dekat sekitar Borobudur ataapun Magelang. Aku pengennya hotel yang seperti resort, ada kolam renangnya, pemandangannya bagus karena anakku si Manggala senang banget berenang dan bermain di tempat terbuka yang luas. Aku jadi teringat Hotel Puri Asri yang sepertinya punya semua fasilitas itu. Sekitar tahun 2011 lalu kebetulan aku pernah menginap di Hotel Oxalis di Samping Hotel Puri Asri, kamarnya bagus,  pemandangan ke Gunung Sumbing cukup memukau, tapi sayangnya aku kurang cocok dengan variasi sarapan paginya. Aku pun berpikir, "Mungkin asyik kali ya menginap di Hotel Puri Asri sebelahnya!"

Langsung lah ku cek harga hotelnya di Traveloka dan Tiket.com, dan benar dengan foto-foto yang terpampang di aplikasi Traveloka ataupun Tiket.com sunggu menarik sekali suasana dan pemandangan di Hotel Puri Asri, yang penting ada kolam renangnya untuk anak-anak dan ternyata juga ada area taman bermain di pinggir kali Progo, Wow, pasti keren nih tempatnya....

Kubelilah voucher satu kamar di Traveloka dan langsunglah kami dari Borobudur sekitar Maghrib menuju Kota Magelang. Mengandalkan Google Maps kami pun segera meluncur ke Magelang. Sekitar 30 menit perjalanan menuju Hotel, akhirnya kami pun sampai di Hotel. Menuju Lobi aku mengambil kunci dan diminta untuk deposit uang sebesar Rp200ribu. AKu pun disuruh untuk menunggu bellboy untuk mengantarkan kami ke kamar yang ternyata berada jauh di bawah lembah mendekat tepian sungai Progo kedengaran dari deras aliran airnya. Mobil pun kami parkir di dekat kamar.

Saatnya untuk mandi, karena kami akan segera keluar dari hotel untuk mencoba kuliner malam Magelang. Nah, di sini mulai ada yang nggak beres. Air panasnya lama nggak keluar, meskipun saya sudah mengikuti instruksinya untuk membuka kran selama beberapa menit sampai air panasnya keluar. Kami pun menghubungi teknisinya untuk melaporkannya, sempat keluar air panasnya lagi tapi terus tidak bisa lagi. Parah...... Hal yang sama terulang keesokan paginya, sampai-sampai teknisinya masuk ke kamar mandi untuk mengeceknya, dan akhirnya bisa. Kata si teknisi aku terlalu banyak memutar kran air panasnya, dia menyarankan agar jangan sampai pol memutarnya. "Kok aneh gitu, siapa yang tahu kalau cara pakainya seperti itu, masak hotel bintang lima masih bermasalah dengan fasilitas air panas yang seharusnya sudah menjadi fasilitas dasar dalam pelayanan.

Untungnya kejengkelanku akan fasilitas air panas terkompensasi dengan kamar yang bersih, pelayanan pegawainya yang ramah-ramah dan responsif, kolam renangnya yang luas dan bersih, taman dan jogging track pinggir kali Progo yang luar biasa, pemandangan ke Gunung Sumbing yang mengagumkan, Sarapan Pagi dengan variasi makanan yang cukup komplit dan enak dengan restoran terbukanya menghadap hutan yang asri, dan fasilitas shuttle car yang mengantar kami keluar masuk hotel serta mengantar kami pula ke Taman Kyai Langgeng.

Secara umum cukup worth it lah menginap di Puri Asri, dengan harga yang nggak bisa dibilang murah tapi memberikan kesan yang bagus, apalagi kalau air panas di kamar nggak bermasalah, wah bakal menjadi hotel favorit saya nih kalau ke Magelang....

Saturday, January 7, 2017

Pengalaman Top Up Mandiri e-Money

E-money Mandiri
Uang elektronik yang satu ini adalah salah satu yang terbanyak beredar di masyarakat dibandingkan uang elektronik sejenis dari bank-bank lainnya. Mungkin keberadaannya untuk sementara ini hanya tersaingi oleh kartu Flazz dari BCA. eMoney Mandiri memperoleh kepopulerannya berkat kerja sama Bank Mandiri dengan operator jalan tol sebagai alat pembayaran, dan berbagai upaya pemasaran yang masif. Kepopulerannya semakin menjadi-jadi ketika kartu ini bisa dipakai untuk pembayaran KRL commuter line Jakarta, TransJakarta ataupun pembayaran di duo ritel terbesar tanah air yaitu Indomaret dan Alfamart.

Saya sendiri pertama kali mempunyai eMoney karena terpaksa harus beli untuk membayar KRL. Kartu eMoney Mandiri yang pertama kupunya adalah jenis kartu Indomaret (yang akhirnya hilang ketinggalan di taksi sekitar sebulan lalu). Nah, gambar di atas adalah kartu emoney mandiri-ku yang terbaru yang kuperoleh gratis saat ikut Cashless Zone Fun Walk di Pontianak sekitar setengah tahun yang lalu.

Untuk Top Up eMoney Mandiri selama ini sering kulakukan melalui ATM Mandiri yang mempunyai reader eMoney. Untuk top up sebenarnya juga bisa dilakukan di indomaret, alfamart bahkan di gerbang tol ataupun langsung melalui internet banking mandiri, tapi untuk yang terakhir itu harus di-update saldonya secara manual di merchant atau ATM yang ada reader eMoney-nya, jadinya nggak praktis.

Bicara tentang top up eMoney Mandiri melalui ATM aku ada pengalaman unik. Setelah, kartu eMoney indomaretku hilang, praktis aku menggunakan kartu eMoney yang baru. Nah, sekitar tiga minggu yang lalu ketika aku mudik ke Pati, saat di ATM sekalian ku-Top Up eMoney-ku. Usai top up kuamil kartu ATM-ku dan langsunglah ku kembali ke rumah yang berjarak sekitar 5 km dari ATM itu. Sesampainya di rumah saat aku mau ganti baju, ternyata aku baru tersadar bahwa eMoney-ku masih tertinggal di ATM itu. "Aduh masak harus kehilangan lagi eMoney sih, padahal baru ku Top Up, payah....!" gerutuku. Tidak mau cuma menggerutu aku berusaha balik ke ATM itu dengan harapan kali aja belum ada orang yang mengambilnya.

Langsunglah kugeber motor ke ATM tadi, untungnya saat itu ATM-nya sedang kosong dan tanpa basa-basi dengan tetap berdoa berharap eMoney-ku masih ada di tempatnya, aku pun masuk ke bilik ATM dan Alhamdulillah ternyata masih ada, meskipun letaknya bergeser dikit, mungkin tadi ada orang yang memegangnya dan ditaruh kembali, hehe.....

Saran buat teman-teman, kita harus memperlakukan eMoney kita layaknya uang kertas, karena sekali hilang ya tidak bisa diblokir oleh bank, tidak seperti ATM. Ketika Top Up di ATM, sebelum meninggalkan bilik ATM, cek dulu apakah kartu e-Money dan ATM kita sudah masuk ke dompet kita, jangan hanya terpaku di struknya saja. Kita juga tidak perlu top up terlalu banyak untuk eMoney biar kalau terpaksa hilang, nggak sakit-sakit banget rasanya..... Saya sendiri paling sering menggunakan eMoney untuk bayar tol dan belanja di Indomaret atau Alfamart dengan nominal yang tidak banyak dan sekali top up paling Rp50ribu atau Rp100 ribu, sekiranya saldonya cukuplah tidak lebih dari Rp300 ribu.

Top Up e-Money juga bisa kita lakukan tanpa mendatangi mesin ATM ataupun ke indomaret atau toko ritel lainnya, melainkan kita bisa melakukannya sendiri melalui aplikasi e-money isi ulang di HP android yang dilengkapi dengan near field communication (NFC). Aplikasi ini tidak tersedia untuk iOS Apple karena NFC di iPhone di-lock hanya untuk transaksi Apple Pay. Namun, kelemahan dari top up melalui aplikasi ini adalah ada biaya yang harus dikeluarkan, yang menurutku jumlahnya tidak sedikit, saya agak lupa berapa biayanya yang pasti beberapa ribu rupiah, berbeda dengan top up di ATM yang gratis-tisss....!


Sunday, November 13, 2016

Pengalaman Program Cash Plus CIMB Niaga Syariah

Rabu kemarin, tanggal 9 November 2016 aku ke Bank CIMB Niaga Cabang Bintaro Sektor 1 Jakarta Selatan bermaksud untuk mencairkan Tabungan Mapan-ku yang sebenarnya baru jatuh tempo sekitar 4 tahun lagi. Nah, saat lagi antre menunggu dilayani Customer Service, tiba-tiba HP-ku berdering, ternyata dari telemarketer CIMB Niaga. Biasanya kalau ada telemarketer CIMB Niaga seringnya menawarkan asuransi dan sebagainya, dan biasanya selang beberapa detik langsung kumatikan, tapi berbeda yang terjadi saat itu.

Entah kenapa tidak segera kuakhiri pembicaraanku dengan telemarketer CIMB Niaga saat itu, dan ternyata dia menawarkan pinjaman dana tunai berdasarkan plafon kartu kredit CIMB Niaga Syariah yang aku miliki. Nama program pinjaman itu adalah Cash Plus, dan si telemarketer yang mengenalkan dirinya bernama Tyas menawarkan bunga 0% untuk dana sebesar Rp14juta, separuh dari plafon kartu kreditku, dicicil selama 6 bulan, dan hanya dikenai dana bagi hasil satu kali ditambahkan di  cicilan awal sebesar Rp275ribu.

Awalnya aku menolak, tapi aku langsung inget pembicaraan dengan kakakku beberapa hari sebelumnya bahwa dia juga pinjam cash plus dari CIMB Niaga, dan katanya bunganya murah banget, sayang apabila nggak diambil, apalagi dalam kasusku ini malah bunganya 0% karena kartu kreditku syariah. Akhirnya aku setuju dengan program cash plus, dan mbak Tyas berjani bisa mencaikan dananya maksimal 3 hari kerja, atau paling lambat hari Senin tanggal 14 November. Aku malah minta kalau bisa di full-kan plafonnya sebesar 28 juta, aku malah lebih senang, ternyata nggak bisa, haha.....

Eh ngomong-ngomong kenapa aku harus pinjam uang lagi toh sebentar lagi aku mendapat dana segar dari pencairan tabungan mapanku sebanyak 48 juta ++ (dikurangi penalti Rp4,4juta), buat apa lagi????? Tentunya bukan untuk kegiatan konsumtif, aku berniat memasukkan dana pencairan tabungan mapan dan pinjamanku itu ke pasar saham, Lumayan kan, bisa nambah portofolio saham, he he.... Utang buat kegiatan produktif nggak ada salahnya kan.....!

Keesokan harinya aku mencoba ngecek rekeningku melaui CIMB Clicks, dan ternyata cicilan cash plusku sudah tercatat di current balance dan tentunya akan segera tercatat di tagihan tanggal 20 mendatang. "Namun, kok danaku yang 14 juta belum masuk ya.....?", tanyaku dalam hati. Mungkin baru diproses, kan janjinya 3 hari kerja. Eh, ternyata saat kucek siang harinya, pinjaman cash plus sebesar 14 juta sudah dikreditkan ke rekening Tabungan CIMB Niaga Syariah-ku. Wow cepet banget.....! Semoga keputusanku untuk meminjam dana cash plus ini adalah hal yang tepat dan nanti bisa menjadi berkah. Amin.

Sunday, April 3, 2016

Pengalaman Pertama Mencoba GoJek

Usai dari acara di kawasan Jl Purnawarman Kebayoran Baru, sore itu aku bermaksud untuk menuju ke Hotel Amaris Panglima Polim, Blok M. Sehari sebelumnya aku sudah beli voucher hotel di Traveloka. Nah, daripada naik taksi, aku pilih pakai ojek online, dan kebetulan memang aku penasaran pengen naik GoJek.

Sebelumnya aku sudah mencoba Grab Bike, kali ini aku mau nyoba Gojek, dan nggak seperti Grab Bike kemarin yang kasih voucher gratisan, kali ini Gojek lagi nggak ada promo untuk pengguna pertama. Kuutak-atik aplikasi Gojek agak lama, dan belum berhasil juga order karena tidak berhasil menemukan kolom pengisian tujuan, eh tak tahunya karena kesalahanku belum menggeser halaman awal ke bawah, so nggak ketemu-ketemu kolom tujuannya yang tentunya nggak bisa orderlah.

Sebelum klik order ternyata ada estimasi tarifnya menuju Hotel Amaris Panglima Polim yaitu senilai Rp17ribu. Nah, sebelum kuklik order, iseng kubuka aplikasi Grab Bike, dan ternyata untuk tujuan yang sama tarifnya Rp15ribu, so lebih murah Grab Bike Rp2000. Tapi tetap saja kupilih GoJek karena niat awalnya mau nyobain GoJek, dan kalaupun aku naik Grab Bike juga nanti drivernya kubayar Rp20ribu nggak Rp15ribu, sama seperti yang kuberikan ke driver Gojek yang seharusnya kubayar Rp17ribu tapi kubayar Rp20ribu, ya tambah tips sedikit lah, hehe.... Ternyata bener apa yang diomongkan Pak Husain si driver Grab Bike dulu yang bilang kalau tarif Grab Bike lebih murah dari GoJek.

Keesokan paginya tanggal 22 Maret 2016 ketika ada demo besar-besaran sopir taksi di Jakarta, aku lagi-lagi pesan GoJek ke kawasan Purnawarman Kebayoran Baru. Si driver GoJek yang datang nggak pakai jaket ataupun helm GoJek karena riskan banyak demo sopir taksi.

Secara umum antara Grab Bike dan GoJek hampir sama pelayanannya, tapi yang kurasakan untuk aplikasinya menurutku lebih user friendly Grab Bike dibanding GoJek. Ayo GoJek jangan sampai kalah dengan aplikasi negeri jiran....!

Pengalaman Mencoba Grab Bike

"Ini saatnya mencoba Grab Bike!", pikirku saat itu. Iya saat sedang naik UBER abis keluar Tol JORR di pintu keluar Fatmawati, tepatnya di sekitaran CiTos, karena pagi itu macet banget, di kiri jalan kulihat Baliho iklan Grab Bike. Iklan yang benar-benar mencolok dengan promonya Gratis Naik Grab Bike untuk pengguna baru selama periode 14 - 20 Maret 2016. Wow, gratis vouchernya sampai nominal Rp50ribu, Luar Biasa promonya! Dengan memasukkan kode voucher COBAGRAB sebelum order, kita bisa naik Grab Bike Gratis!

Pertama kucoba saat mau ngambil STNK di dealer Vespa Serpong, tentunya sebelumnya kudownload dulu aplikasinya. Aku benar-benar baru pertama kali itu mencoba ojek online, bahkan Go-Jek yang fenomenal itupun belum pernah kucoba sama sekali. Begitu kubuka aplikasi GRAB dan kupilih menu Grab Bike, ada semacam notifikasi gratis 20x naik Grab Bike selama periode promosi 14-20 Maret 2016. Wow ternyata 20 kali, nggak cuma sekali doang. Langsunglah kumasukkan kode voucher COBAGRAB dan nggak sampai 1 menit sudah ada konfirmasi driver yang akan menjemputku.

Selama perjalanan menuju Dealer Vespa Serpong, aku berbincang dengan si driver bernama Pak Husain. Kira-kira dia baru sekitar 2 bulan jadi driver Grab Bike, dan menurutnya lumayan penghasilannya. Sebenarnya profesi sebagai driver Grab Bike bukan pekerjaan utamanya, dan hanya sebagai sampingan. Dia juga ngasih tahu kalau tarif Grab Bike lebih murah daripada GoJek, aku saat itu sih iya-iya saja, lha wong aku belum pernah juga naik GoJek, "jJka si Driver anggota GoJek ya mungkin bilang juga tarif Gojek lebih murah daripada Grab Bike!", pikirku saat itu, haha.....

Pak Husain memacu motornya dengan sangat hati-hati, setiap kali melewati garis kejut motor dipelankan sekali, dan nggak ngoyo banget.

"Pak, nanti bisa nggak ditunggu, palingan saya cuma 5-10 menit doang di dealer!", tanyaku.

"O Bisa Pak, nanti saya tunggu, tapi memang harus di selesaikan dulu, dan nanti bapak order lagi. Ya untung-untungan Pak, nanti kalau saya yang dapat ordernya ya rezeki saya, kalau nggak ya nggak papa, tapi biasanya dikasih order ke driver terdekat, kemungkinan besar saya nanti yang dapat", jawabnya.

Sesampainya di Dealer Vespa Serpong, sekitar 10 menit aku berada di dalam, dan Pak Husain menungguku di luar. Usai urusanku, langsung kuorder lagi dan Alhamdulillah Pak Husain dapat lagi orderanku, so aku nggak nunggu-nunggu lagi driver grab bike lainnya. Sesampainya di Kompleks kukasihlah tips Rp10ribu buat beli minuman, toh pak Husain sudah menungguku tadi, hehe.....

Kesimpulannya cukup puas percobaan pertama naik Grab Bike!


Wednesday, March 30, 2016

Pengalaman Naik Uber Ketemu Sopir Newbie

Hampir tiga minggu di Jakarta aku benar-benar dimanjakan sama UBER. Gimana nggak, pergi ke kantorku di daerah Kebayoran Baru balik lagi ke rumahku di daerah Serua, Tangsel dengan jarak sekitar 30km, terasa nyaman dan tentunya nggak capek. Nah, kemarin hari minggu aku ada pengalaman unik dengan salah satu sopir UBER ketika aku mau balik ke Pontianak.

Minggu siang itu, abis dzuhur kupesanlah UBER dengan tujuan ke Bandara Cengkareng. Sempat muncul tarif tinggi UBER karena mungkin permintaan yang banyak, tapi kutunggu sekitar 3 menit tarifnya berubah normal. Agak lama aku mendapatkan UBER, dan akhirnya dapat juga, tapi kok estimasi kedatangan sopir UBER lebih dari 20 menit. "Ah nggak papa, malah aku bisa siap-siap dulu, nggak keburu-buru!", pikirku saat itu.

Penasaran berada dimana, kutelponlah si sopir UBER-nya, ternyata dia masih di daerah Bintaro Hill, Jalan Merpati Raya, kira-kira berjarak 3,5 km dari rumahku. Kutunggu-tunggu sampai jam 2 siang kok nggak datang-datang, padahal kulihat di aplikasi UBER, dia sudah masuk ke kompleksku, dan kemudian keberadaannya di layar iPad-ku hilang ting....! Kucoba telpon, tapi nggak nyambung-nyambung karena nggak aktif atau di luar jangkauan. Kucoba telpon terus akhirnya bisa dan ternyata benar dia sudah berada di depan kompleks dan memberitahuku kalau HP-nya error.

Lega juga rasanya, hampir aja aku pesan taksi konvensional karena rencananya take off jam 17.10 sore.

"Maaf Pak tadi HP saya ngedrop dan error, saya jadi bingung!", ujarnya.

"OK, nggak papa, kita langsung ke Bandara ya Mas Terminal 2F!", sahutku

Langsung lah kami jalan, tak beberapa keluar dari kompleks aku tanya ke si sopir,

"Mas, tahu jalan ke bandara ya yang nggak lewat tol?"

"Wah saya kurang tahu Pak!", jawabnya singkat

"Waduh, lha terus kalau nganter penumpang biasanya gimana?", tanyaku

"Ya  saya lihat rute di HP saja Pak!"

"OK, silakan ikuti rute saja!"

Menjelang pintu tol BSD dia ngambil ke arah tol, nggak ambil lurus ke arah Kota Tangerang.

"O lewat tol ya mas?, tanyaku lagi

"O ini lewat tol ya Pak?", tanyanya balik

"Iya lewat tol, yo wis lewat tol aja, daripada susah-susah nyari njalan, ini kartu tol-nya!", sambil kusodorkan kartu indomaret yang sekaligus sebagai e-toll card (emoney Mandiri).

"Ini nggunainnya gimana Pak!", tanyanya lagi

"Whatttss.... mosok nggak tahu, mosok nggak pernah sekalipun masuk ke gerbang tol otomatis? Itu lho mas gerbang tol yang warnanya kuning oranye ada tulisannya GTO!", jelasku agak gregetan.

"Iya Pak sekalipun saya belum pernah lewat pintu tol yang pakai kartu!", jawabnya.

"Oalah kok bisa ya orang kayak gini jadi sopir UBER, nekat banget nih orang, untung orangnya ramah, kalau nggak udah kuomelin tuh orang!", pikirku saat itu.

Sampai di GTO Pondok Ranji, kuminta dia untuk menempelkan kartu di alat pembaca kartu tol sampai terbuka portalnya. Percobaan pertama ternyata lancar. Selama perjalanan aku lihat google maps sambil sesekali mengingatkan dia untuk siap-siap ambil arah kiri atau kanan dan selalu waspada dengan papan penunjuk arah. Waduh,...... Biasanya aku bisa tidur nyenyak, malah ini kayak jadi navigator.

Sesampainya di kawasan Bandara dia nanya lagi di mana letak Terminal 2

"Udah mas diikuti saja papan-papan penunjuk arahnya tuh, nanti kalau di keberangkatan itu yang lantai dua, naik flyover", jawabku.

Akhirnya sampai juga aku di bandara, kukasih lah tips Rp20ribu buat dia. Dari rumahku ke bandara eh cuma 75 ribu padahal seharusnya lebih dari itu, setelah kulihat histori jalurnya ternyata agak ngaco, lebih pendek alias motong jalur, mungkin karena HP-nya yang lagi error, kasihan juga masnya. Selama di perjalanan selain sebagai 'navigator, aku juga nanya-nanya tentang dia. Dia sebelumnya bekerja sebagai bartender di salah satu Hotel di Kemang, dan karena menikah dengan teman yang berkerja dalam satu hotel yang sama, diharuskan salah satu resign, dan dia yang milih resign. Dia pun katanya baru sekitar semingguan nyoba jadi soir UBER, itupun diajak kerjasama dengan temannya yang punya mobil. Dia juga jujur nekad menjalani profesi ini karena belum hafal jalanan ibukota. tapi salud aku dengan kenekatannya meskipun agak merepotkanku, coba bayangkan kalau penumpangnya nggak tahu jalan juga atau gagap teknologi google maps, haha.....

Ok, ternyata memang UBER selain memberikan kemudahan bagi para penumpangnya, juga memberikan lapangan pekerjaan bagi banyak orang.

Pengalamanku naik UBER selama ini cukup nyaman, dan aku merekomendasikan bagi teman-teman yang belum pernah mencobanya. Untuk bisa dapat voucher Rp75ribu bagi yang mau pertama kali nyoba UBER download aplikasinya di https://www.uber.com/invite/8vywygh8ue atau masukkan kode promo 8vywygh8ue di menu promotion UBER.

Selamat Mencoba!