Saturday, October 26, 2013

Pengalaman Delay Bersama Lion Air

20 September 2013 sudah jauh-jauh hari kurencanakan hari itu untuk mudik ke Tulungagung. Pesawat Lion jadi pilihanku, setelah Citilink menghapus rute Balikpapan-Surabaya. Rencananya hari itu aku terbang dengan pesawat nomor penerbangan JT-365 pukul 17.55 WITa, dan di boarding pass tertera waktu boarding pukul 17.25 WITa.

Kebetulan aku check in via web check in Lion, sehingga tak perlu lagi check in di counter Lion di Bandara Sepinggan. Saat aku masuk di ruang tunggu Terminal B, suasana sudah sangat padat, dan aku pun tak mendapat tempat duduk, dan akhirnya aku hanya berdiri di dekat petugas boarding di samping pintu boarding. Sekitar pukul 17.45 ternyata petugas memanggil bahwa Lion Jurusan Surabaya Boarding. Aku yang sudah di dekat pintu boarding pun langsung bergegas.

Di boarding pass nomor tempat dudukku adalah 8A, aku memilih nomor ini disamping bagus, masih di barisan depan, sehingga tidak terlalu antre kalau keluar, dan yang penting dekat dengan jendela yang mana nanti di bagian kiri pesawat bisa melihat pemandangan kota Surabaya pada malam hari plus jembatan Suramadu dengan warna-warni lampunya.

Setelah masuk pesawat kududuk di seat 8A, kutaruh botol air mineral di kantung kursi depanku, dan aku pun asik membaca Lion Magazine sambil menunggu selesainya proses boarding. Saat sedang membaca majalah, tiba-tiba saja pramugari ngecek tiketku dan penumpang di sebelahku, aku pun bertanya "Ada apa Mbak?"
"O tidak apa-apa Pak, terima kasih", sahutnya.

Kulanjutkan kembali membaca majalah, dan ada beberapa penumpang yang ternyata nomor kursinya double. Aku pun cuek yang penting tidak sama nomor bangkunya denganku. Setelah penumpang hampir semua sudah masuk, tiba-tiba ada seorang laki-laki petugas darat Lion Air yang tiba-tiba menghampiriku.
"Maaf Pak, penerbangan Bapak bukan 265 tapi 365!, serunya yang sungguh mengejutkanku.

Tanpa pikir panjang aku pun bergegas keluar pesawat, sambil membawa kembali tas ranselku yang sudah kutaruh di bagasi kabin. Aku pun kembali ke ruang tunggu dengan raut wajah setengah malu dan jengkel tentunya. Ditambah lagi ternyata aku kelupaan membawa kembali botol air mineralku karena buru-buru keluar.

Ternyata penerbanganku delay hampir 1 jam, "huh menyebalkan!"

Yang membuatku tidak habis pikir, kok petugas boardingnya tidak mengecek nomor penerbanganku di boarding pass sih. Pengecekan boarding Lion Air selama ini masih manual, dengan menyobek bagian boarding pass untuk pihak maskapai. Padahal di boarding passnya sudah ada barcode yang mana harusnya tinggal scan saja, dan yang tidak sesuai nomor penerbangannya tentu tidak dapat masuk.

Aku juga saat itu tidak berpikir kalau itu benar-benar penerbangan JT-365, karena waktu boarding saat itu sebenarnya jatah waktu boarding pesawat yang kutumpangi. Mungkin saja karena kemiripan nomor penerbanagn 265 dan 365 membuat petugas boarding yang terburu-buru tidak teliti dengan pemeriksaannya.

Seumur-umur baru kali itu aku salah naik pesawat. Tapi positifnya aku jadi lebih teliti dan bisa menjadi bahan cerita menarik saat ngobrol, ha ha....

Pengalaman kurang mengenakkan lagi adalah saat aku naik Lion tanggal 15 Oktober, saat Idul Adha dari Juanda ke Sepinggan, dengan Lion JT-364 pukul 19.55 WIB. Pesawatnya akhirnya ternyata delay 1 jam dikarenakan terlambat boarding lebih dari 1 jam dari jadwal seharusnya ditambah dengan lamanya waktu di dalam kabin menjelang take off dikarenakan ada penumpang yang membatalkan penerbangannya mendadak sedangkan dia sudah menaruh barangnya di bagasi pesawat yang mana mau tak mau pihak Lion harus mengeluarkan kembali barang si penumpang diantara puluhan bagasi penumpang lainnya. Suasana kabin yang panas dan pengap membuatku kegerahan dan sangat tidak nyaman. Aku merasa kasihan dengan bayi-bayi yang ada di pesawat yang tentunya mereka merasa tidak nyaman dan mulai menangis karena kegerahan.

Jadilah aku sampai di Balikpapan sekitar jam setengah dua belas malam, padahal keesokan harinya aku harus mengajar pagi dan belum menyiapkan materinya. Ternyata sehari sesudahnya aku berkali-kali melihat berita di internet dan tv jika banyak penumpang Lion di Cengkareng maupun bandara lainnya yang ngamuk karena pesawatnya delay hingga lebih dari 5 jam tanpa kejelasan pemberangkatan. Usut punya usut ternyata, keterlambatan itu disebabkan pasokan ban cadangan pesawat yang terlambat datang. Dan ternyata kita baru tahu kalau Lion menggunakan ban vulkanisir bekas yang didatangkan dari luar negeri.

Lion yang selama setahun terakhir ini menurutku sudah banyak perbaikan dan mulai on time, ternyata 2 penerbangan terakhirku menggunakan Lion membuatku stigmaku tentang Lion kembali ke dua tahun kebelakang.

Saturday, October 5, 2013

Tes Kompetensi Dasar (TKD) dengan Computer Assisted Test (CAT) Unt ukSeleksi CPNS

Logo CAT BKN (dok. pribadi)
Penerimaan CPNS tahun ini ternyata berbeda dengan penerimaan-penerimaan CPNS tahun-tahun sebelumnya. Sekarang sistem rekrutmennya menggunakan TKD alias Tes Kompetensi Dasar. TKD ini diwajibkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negar dan Reformasi Birokrasi untuk semua rekrutmen CPNS baik pusat maupun daerah.

halaman Awal Tes TKD sistem CAT (dok. pribadi)

Soal TKD ini dibuat oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) dengan 3 jenis bidang pengujian yaitu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Inteligensi Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Jumlah soal seluruhnya adalah 100 soal dengan rincian 30 soal TWK, 35 soal TIU, dan 35 soal TKP. Masing-masing soal nilainya 0 jika salah dan 5 jika benar, kecuali untuk TKP nilainya antara skala 1 s.d. 5, tidak ada nilai 0. Jadi jika seluruh soal dijawab dengan tepat maka nilai maksimumnya adalah 500, dan nilai minimumnya adalah 35. Tidak ada sistem pengurangan nilai dalam ujian ini.

Untuk ujian TKD berbasis komputer atau yang lebih sering disebut Computer Assisted Test (CAT) waktunya adalah 90 menit. Dengan sistem komputer, peserta langsung mengerjakan soal ujiannya di layar monitor komputer. Pengoperasiannya cukup mudah dan waktu yang tersisa dalam pengerjaan sudah terpampang jelas di monitor. Soal dengan bentuk pilihan ganda membuat kita cukup menggunakan mouse untuk mengklik pilihan yang benar.

Pada setiap soal ada tombol 'simpan dan lanjutkan' dan 'lewati soal ini'. Jika anda merasa yakin maka klik 'simpan dan lanjutkan', sebaliknya jika masih ragu-ragu atau belum tahu jawabannya bisa mengklik 'lewati soal ini'. Jika terpaksa melewati soal maka nanti bisa kembali lagi ke soal itu dan di monitor juga terpampang jelas soal mana saja yang belum dikerjakan sehingga sangat membantu kita untuk kembali ke soal yang belum dikerjakan. Yang menarik lainnya, walaupun sudah mengklik 'simpan dan lanjutkan' namun kita ingin mengubah jawaban kita maka kita bisa kembali ke soal tersebut dan merubahnya senyampang kita belum mengklik tombol 'selesai ujian'.

Jika semua soal sudah selesai kita kerjakan maka kita bisa mengklik tombol 'selesai ujian' dan akan muncul pilihan Ya atau Tidak. Kalau kita sudah yakin dengan jawaban-jawaban kita maka kita bisa memilih YA, dan akan langsung keluar nilai akhirnya. Namun, jika kita pilih TIDAK maka kita akan kembali ke soal dan bisa merubah jawaban yang ada.

TKD dengan sistem CAT memang banyak kelebihan dan bisa meminimalisir adanya kecurangan karena:
1. nilainya bisa langsung diketahui, sehingga lebih objektif
2. Prosesnya cepat, praktis dan mengehemat biaya kertas

Namun ada beberapa kekurangannya yaitu:
1. Perlu fasilitas komputer dan jaringannya yang memadai
2. Perlu sumber listrik yang bebas pemadaman atau diback up dengan UPS
3. Perlu tenaga ahli komputer dan jaringan yang menguasai sistem CAT
4. Tidak bisa dilakukan massal dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang serentak karena keterbatasan IT.

Berdasar pengalaman saya mengawasi TKD berbasis CAT ini, peserta tidak mengalami kendala yang berarti karena navigasi sistem CAT di layar monitor sangat user friendly. Pernah suatu ketika peserta tidak bisa memulai ujian karena ada keterangan eror, maka sebaiknya browsernya ditutup dulu baru dibuka kembali.

Para Peserta Tes TKD sistem CAT (dok. pribadi)

Yang perlu kita ketahui juga bahwa soal-soal TKD ini mempunyai banyak versi, sehingga soal yang dikerjakan peserta yang satu tidak sama dengan peserta lainnya meskipun dalam ruangan yang sama dalam waktu yang bersamaan pula. Jadi sia-sia kalau pun mau mencontek.

Khusus untuk Kementerian Keuangan yang sebelumnya untuk tes pertama menggunakan jenis Tes Potensi Akademik, untuk tahun ini Kementerian Keuangan ikut kebijakan Kemenpan dan RB. Selanjutnya untuk yang lolos TKD akan masih menghadapi 3 tes lanjutan dengan sistem gugur, yaitu tes kedua adalah Psikotes, tes ketiga adalah Tes Kesehatan dan Kebugaran, serta terakhir adalah Wawancara.

Untuk mahasiswa ikatan dinas semisal STAN yang tahun-tahun sebelumnya setelah lulus kuliah langsung diangkat menjadi CPNS, mulai tahun ini diharuskan pula lulus TKD sebagai syarat untuk pengangkatan sebagai CPNS.

Selamat mengikuti TKD.