Sunday, December 14, 2008

Optimis

Menunggu dan menunggu itulah sesuatu yang membosankan apalagi bagi seorang fresh graduate pencari kerja yang sedang berharap-harap akan suatu pekerjaan.

Stress, tertekan, malu dan segala rasa pesimis bercampur aduk jadi satu jika telah berbulan-bulan seorang sarjana belum mendapatkan pekerjaan setelah diwisuda. Rasa malu terhadap keluarga, teman, tetangga bisa membuat tekanan psikis tersendiri bagi seorang pengangguran berstatus sarjana dan tekanan itu semakin besar manakala pengangguran itu bertitel S2 plus berpredikat Cumlaude lulusan terbaik.

Perasaan pesimis dan rendah diri seorang pencari kerja semakin menjadi-jadi jika orang tersebut telah melamar dan ikut tes kerja di berbagai kota yang tentu saja menghabiskan banyak biaya, tenaga maupun pikiran namun semuanya gagal. Bangkit dari kondisi gagal untuk berbalik ke kondisi lebih percaya diri tidak mudah bagi kebanyakan orang. Dalam kondisi seperti itu orang tersebut perlu support yang kuat dari orang-orang terdekat seperti orang tua, saudara, juga teman-temannya niscaya akan membangkitkan semangatnya untuk berjuang berkompetisi memperebutkan lowongan kerja yang semakin langka pada masa resesi global seperti saat ini.

Khusus bagi sarjana yang cumlaude dan lulusan terbaik pasti sangat terbebani dengan predikat tersebut jika tidak segera mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Cibiran-cibiran dari orang-orang bahwa nggak ada gunanya lulus cepat, cumlaude yang pada akhirnya juga susah cari kerja sebaiknya dianggap angin lalu saja. Kamu yang berstatus seperti itu seharusnya bangga akan prestasimu itu. Cibiran itu berarti mereka iri kepadamu dan menunjukkan bahwa mereka itu berpikiran sempit. Persoalan kamu dapat kerja atau belum kan masalah rezeki yang sudah diatur Tuhan, yang penting Kamu terus berusaha, pantang menyerah, jangan mengeluh dan tentunya tetap berdoa, niscaya kamu dapat pekerjaan yang terbaik untukmu. Rezeki memang harus dikejar, mungkin jalan yang kamu lalui harus berliku-liku sebelum mendapatkan pekerjaan yang terbaik bagimu.

Sebenarnya cukup sederhana untuk tetap percaya diri dan tetap optimis penuh semangat untuk mencari pekerjaan. Ada baiknya tanamkan bahwa jika kita gagal adalah suatu hal yang biasa dan wajar. Tanamkan pula bahwa kegagalan berarti sinyal dari Yang Maha Kuasa bahwa pekerjaan yang kita lamar itu tidak cocok buat kita, dan yakin bahwa Allah akan memberikan yang lebih baik dan cocok suatu pekerjaan kepada kita, tapi dengan catatan kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Tidak usah dihiraukan omongan dari tetangga ataupun teman sebaya jika kita belum mendapat pekerjaan, tanamkan dalam hati bahwa suatu hari nanti kamu pasti bisa membungkam mulut ember mereka dan membuktikan bahwa kamu tidak pantas untuk diremehkan. Jika keyakinan itu kuat dalam hati, pikiran dan terealisasikan dalam sikapmu, pasti kamu akan tetap percaya diri dan tetap optimis memandang masa depan. Optimis dan bermimpilah untuk menjadi pemenang maka kelak kamu akan jadi pemenangnya!

Memanfaatkan waktu luang saat kita masih menganggur sambil menunggu panggilan kerja bisa kita lakukan daripada stress memikirkan belum dapat kerja. Kita bisa mengembangkan berbagai hobi yang sempat tertunda semasa kita disibukkan kuliah. Jika kamu senang menulis cobalah menulis apa saja, siapa tahu bisa jadi novel laris. Kamu juga bisa nge-blog sambil mencari-cari lowongan pekerjaan di internet. Bagi kamu yang suka fotografi bisa saja hunting obyek-obyek yang bagus sambil me-refresh pikiran yang kalut, siapa tahu hasil jepretanmu bisa dilombakan dan menang, who knows...? Tentunya kamu bisa mengembangkan semua hobi kamu senyampang masih positif dan tidak merugikan orang lain. Sebetulnya Hidup ini sangat indah jika kita mampu memahaminya dan memenuhi pikiran kita dengan hal-hal yang positif.

Tentunya kamu tidak mau kan hidupmu berakhir di tower sutet atau BTS mau bunuh diri karena tidak kunjung mendapat pekerjaan seperti yang marak akhir2 ini diberitakan di TV. Oleh karena itu, nikmatilah hidup ini namun jangan lupa terus berusaha dan memperbaiki diri dari kegagalan-kegagalan sebelumnya. Maknailah hidup ini jangan dari satu sisi saja, kalau perlu 'naiklah ke puncak gunung tertinggi agar bisa memandang luas segala sisi kehidupan' yang indah ini.




No comments:

Post a Comment