Wednesday, January 22, 2014

Tiket Promo Citilink yang Menggoda (Liburan Akhir Tahun Part 1)

Jika kita sekarang berada di Balikpapan dan mau ke Surabaya tentunya paling praktis menggunakan moda pesawat terbang. Tiap hari lebih dari 10 kali jadwal penerbangan dari Balikpapan ke Surabaya yang dilayani maskapai Lion Air, Garuda Indonesia, Sriwijaya, dan Citilink.
Namun, apa yang terjadi jika mau ke Surabaya dari Balikpapan, tapi transit lewat Jakarta. Tentunya hanya orang tolol yang membuang lebih banyak uang untuk perjalanan yang lebih lama dan panjang.

Namun apakah demikian adanya?

Pada bulan Agustus atau September (aku lupa mana tepatnya) ada promo penerbangan dari Citilink seharga 55ribu rupiah ke semua rute penerbangan. Kondisi saat itu, Citilink telah menghapuskan rute penerbangan dari Balikpapan ke Surabaya.

Bagiku yang sering pulang ke Jawa untuk nengok anak istri tentunya promo-promo seperti itu bagaikan angin surga yang jarang-jarang bisa kujumpai. Aku memang sudah merencanakan untuk liburan akhir tahun 2013 bersama anak istriku ke Jakarta. Tapi sebelumnya aku harus menjemputnya terlebih dahulu di Tulungagung untuk bersama-sama naik kereta api Gajayana ke Jakarta yang tiketnya sudah kubeli sekitar 3 bulan sebelum keberangkatan. Berarti yang harus kulakukan adalah terbang dari Balikpapan ke Surabaya sebelum melakukan perjalanan darat dengan bus ke Tulungagung.

Persoalannya sekarang, agar bisa memanfaatkan promo yang sangat menarik itu, aku harus memutar otak menyiasatinya. Jadilah kuputuskan aku beli tiket Balikpapan-Jakarta dan Jakarta-Surabaya. Kelihatan sangat bodoh memang tapi cuma cara itulah agar aku bisa memanfaatkan promo itu. Meski dengan 2 penerbangan, aku cuma mengeluarkan uang 110 ribu plus 2x40 ribu airport tax di Sepinggan dan Cengkareng.

Menjelang hari H keberangkatan, aku berpikir untuk membeli tiket baru menggantikan tiket promo-ku itu yang ternyata jadwal terbangnya mepet banget dengan jadwal kereta apiku. Di Jadwal tiket promo direncanakan aku tiba di Surabaya itu pukul 1 kurang, dan kuperkirakan akan sangat mepet sekali dengan jadwal berangkat kereta Gajayana dari Tulungagung sekitar pukul setengah 6 sore. Namun niat cadanganku itu kuurungkan karena harga tiket yang menjulang mendekati libur panjang akhir tahun.
Jadilah aku tetap untuk menggunakan tiket promoku dengan segala kerepotan dan risiko yang ada.

Naik Bus DAMRI Bandara ke Bungurasih memakan waktu sekitar 30 menit. Dari Terminal naik Bus Patas AC Harapan Jaya kutinggalkan Bungurasih dengan dada yang selalu berdegup kencang karena dikejar deadline keberangkatan kereta. Dadaku semakin berdegup kencang ketika terjadi macet panjang dan relatif lama di Mojokerto, padahal selama aku bolak-balik Balikpapan-Tulungagung melalui jalan Surabaya-Mojokerto jarang terjadi macet panjang.

Pukul setengah 5 sore baru sampai Jombang, dan dadakui tambah berdegup kencang karena ternyata Bus-nya berhenti sejenak di POM Bensin karena banyak penumpang yang kebelet pipis akibat dari kemacetan panjang di Mojokerto. Aku sendiri saat itu lagi dongkol sekali karena semakin tergerus deadline waktuku.

Akhirnya sekitar pukul setengah 6 sore aku memutuskan untuk turun di Alun-alun Kediri yang relatif dekat dengan stasiun, karena estimasiku yang hampir 100% benar jika aku memaksa turun sampai Tulungagung pasti aku ketinggalan kereta.

Kebetulan saat itu di Kediri sedang hujan yang lumayan lebat. Aku bertanya untuk mencari tukang ojek, ternyata tidak ada, aku pun memutuskan naik becak menuju stasiun, tapa basa-basi menanyakan ongkosnya. Ku langsung naik ke becak kecil yang hanya muat satu orang dewasa itu dengan buru-buru sambil bilang ke tukang becak "Mas, cepat ya ke stasiun, ngejar kereta nih!".

Si Tukang becak dengan sigap menutup tirai becak yang terbuat dari plastik semi transparan. Ternyata si tukang becak mengayuh melawan arus kendaraan. Aku yang di dalam becak hanya bisa merasakan liukan-liukan becak memecah keramaian lalu lintas kediri. "lincah sekali tukang becak ini, nggak salah memang memilihnya, untung tirainya agak buram, kalau tidak pasti hatiku selalu was-was karena siap-siap aja diseruduk mobil atau motor.

Akhirnya setelah sport jantung di jalanan Kediri, sampailah di Stasiun Kediri. Setelah kutanya petugas, ternyata keretanya belum datang. Malahan saat kutelpon istriku yang saat itu berada di Stasiun Tulungagung, memberitahu jika keretanya belum datang dan terlambat sekitar 30 menit ...... (bersambung)

No comments:

Post a Comment