Friday, April 6, 2012

Nggak Sabar Pindah Rumah

"Kapan bisa pindah rumah ya???"

Kata itulah yang seringkali terngiang-ngiang di benakku satu bulan terakhir ini. Akad kredit pun belum terlaksana, apalagi serah terima kunci rumah. DP sekitar 30% sudah kulunasi, BPHTB sebesar 5% pun sudah kulunasi pula. Aku pun sudah membuka rekening di BTN untuk memperlancar administrasi KPR dan angsuranya kelak. Tapi kok nggak kunjung-kunjung tiba ya akad KPR-nya.

Memang progress rumah indenku saat kulunasi DP dan BPHTB masih sekitar 80%, namun sekarang sudah sekitar 95% tinggal pemasangan kloset, kran-kran air, dan instalasi listrik. Tapi kok sampai sekarang aku belum dihubungi pihak pengembang untuk akad kredit. Ternyata BTN mensyaratkan akad kredit bisa dilakukan jika rumah sudah jadi 100% dan diappraisal oleh pihak BTN. Hal ini dilakukan untuk mencegah kecurangan dari pengembang agar tidak mengulur-ngulur waktu pembangunan rumah ataupun meninggalkannya setelah plafon kredit dari Bank turun. Tentunya kebijakan ini akan menguntungkan si konsumen juga agar tidak dipermainkan pengembang.

Tadi pagi aku bersama kakakku menengok progress pembangunan calon rumahku. Ternyata sudah hampir jadi, dan perkiraanku April ini sudah bisa akad kredit dan serah terima kunci rumah. Aku sudah tidak sabar untuk pindah ke rumah mungilku. Aku sudah berencana untuk menanami berbagai macam pohon di sisa tanah di pinggir rumah, kutanam bambu jepang sepanjang pagar agar terkesan rimbun, dan apotik hidup dan sayuran tropis yang mudah dibudidayakan di pekarangan.

Dalam angan-anganku juga terbersit untuk membangun sebuah gazebo di belakang rumah yang dibawahnya ada kolam ikannya yang bisa menjadi tempat bersantai dan bercengkerama dengan istri dan anak tercinta, serta menjadi mushola kecil. Anggrek-anggrek kan kupajang di dinding-dinding luar rumah dan pohon-pohon. Gemericik air kolam yang menenangkan kan membuatku nyaman berada di rumah walaupun tanahnya hanya seluas 135 m. persegi.

Dengan kondisi kamar kosku di kawasan Kebon Jeruk yang hanya seluas kuang lebih 10 m persegi serasa sudah sesak sekali. Barang-barang, kardus-kardus, pakaian yang semakin bertambah sejak aku kos di kosku sekarang ini lebih dari 3 tahun yang lalu semakin membuatku tidak nyaman. Kamarku yang sering terlihat bagai kapal pecah, sudah tidak kondusif lagi untuk menyimpan barang-barangku yang dari hari ke hari semakin banyak. Biaya sewa kos yang sekitar tujuh ratus ribu per bulan juga terasa amat besar jika harus ditambah dengan kewajibanku mengangsur rumah nantinya.
Semoga bulan ini aku sudah bisa menempati rumah baruku. Amin!




No comments:

Post a Comment