Sunday, January 27, 2013

Harus Beli Kantong Plastik di Lottemart Wholesale?

Siang tadi daripada ke kos aku iseng-iseng maen ke Lottemart kawasan Ringroad Balikpapan. Selepas makan siang di warung, aku berjalan kaki menuju jalan raya MT Haryono untuk naik angkot menuju Lottemart.

Hanya sekitar 3 menit aku naik angkot, sudah sampai di Lottemart, itupun sudah tertahan di lampu merah selama 45 detik. Kalau ada motor atau sepeda, pastilah aku tak perlu repot-repot naik angkot dengan tarif 3000 rupiah.

Cuma penasaran aja lottemart di Balikpapan sama ato beda dengan di Jakarta. Dari bentuknya terlihat seperti bangunan gudang, "pasti ini bekas bangunan Makro, yang sekarang diakuisisi oleh Lotte sebuah raksasa retail asal Korea", pikirku saat itu.

Di parkirannya yang luas berjajar mobil-mobil, yang tak terlalu banyak jumlahnya. Seperti biasanya aku memakai kaos, celana pendek dengan sandal gunung masuk dengan santai di Lottemart. Di pintu masuk kesan lapang dan relatif sepi yang muncul di hadapanku. Kulanjutkan langkah kakiku untuk mencari keranjang jinjing belanjaan yang biasanya tersusun rapi di dekat pintu masuk supermarket. Namun, setelah kucari-cari, kutengok kesana kemari, kok nggak ketemu-ketemu keranjangnya, yang ada hanya troli-troli besar, dan troli untuk kardus-kardus. Aku baru sadar, ternyata ini bukan Lotte hypermarket namun Lottemart Wholesale yang jualan semacam grosiran seperti yang Makro dulu. Ternyata akuisisi oleh Lotte tak serta merta mengubah konsep bisnis grosiran yang dijalankan Makro.

Dekat dengan pintu masuk terpajang barang-barang elektronik dari televisi, kulkas, mesin cuci yang jumlahnya tak terlalu banyak, tidak seperti di hypermart ataupun carrefour. Itupun nampak barang-barang stok lama yang terkesan tidak begitu laku.

Tanpa maksud yang jelas akan membeli apa, aku muter-muter aja lihat-lihat barang-barang yang dijual. Sampailah aku di lapak buah-buahan, maksud hati ingin membeli kelengkeng atau apel namun segera kuurungkan niatku karena melihat kondisinya. Kelengkeng yang tersedia sekilas masih segar dan dingin, namun setelah kuamati ternyata sudah ada semacam jamur putih di kulit buah dekat dengan tangkainya. Apel-apel impor pun terlihat sudah mulai membusuk, dan saat itu tidak ada menyentuhnya kecuali aku.

Hanya sekitar 20 menitan aku keliling lottemart. Kutenteng  hanger pakaian, 2 bungkus wafer tim tam coklat, 2 pak teh ijo kepala jenggot, 1 pak buavita jambu berisi 8 kotak mini. Aku pun menuju kasir.

Kalau nggak salah hanya 3 kasir yang dibuka saat itu. Antreannya pun paling banter cuma 2 troli. Kebetulan antrean di depanku adalah ibu-ibu dengan setroli penuh belanjaan. Saat dihitung di kasir dan selesai transaksi, aku terheran-heran, kok nggak langsung dimasukkan kantong plastik ya belanjaannya, malah dimasukkan ke troli lainnya. "Mungkin akan di masukkan ke kantong plastik di tempat tersendiri agar tidak menyita waktu antrean", pikirku. Ternyata dugaanku salah, saat aku selesai transaksi dengan nominal Rp68.650, ternyata belanjaanku tidak diberi kantong plastik juga, kutanyakan ke kasirnya tentang kantong plastik, dan dijawab "Disini tidak disediain kantong plastik Pak, tapi harus beli kantong plastik seharga 3500 di kasir 3!". Mendengar itu, aku baru tersadar ternyata model bisnis Makro terdahulu yang menerapkan konsumen harus membeli kantong plastik diadopsi juga oleh Lottemart Wholesale (bukan Lottemart hypermarket).

Dengan muka masam terpaksa aku membeli kantong plastik, tahu begitu aku tadi bawa tas rangsel saja. Kantong plastik yang diberikan relatif besar (hampir seukuran kantong laundry hotel, berwarna merah, bertuliskan Lottemart Wholesale, dengan bahan yang relatif besar dan kuat. Cukup beralasan jika dipatok dengan harga 3500. Mungkin manajemen Makro dan digantikan oleh Lottemart Wholesale, berpikiran bahwa segmen bisnis mereka bukan final costumer melainkan penjualan eceran yang membeli (kulakan) dalam jumlah relatif besar dan tidak butuh kantong plastik karena biasanya mereka membawa kendaraan pribadi untuk memuat barang belanjaannya yang relatif banyak. Namun, jika memang customer target mereka adalah penjual eceran, kok lottemart wholesale masih saja menjual buah-buahan, ikan-ikan, daging yang bisa dibeli secara kiloan. Pakaian jadi, peralatan dapur, ataupun perabot rumah tangga lainnya pun tidak diharuskan membeli dalam partai besar seperti sistem grosiran. Berarti dengan kata lain Lottemart Whole sale tidak seutuhnya menerapkan sistem grosiran namun juga menyasar konsumen akhir.

Aku jadi teringat sekitar tahun 2005 saat masih kuliah di Jogja, dibuka pula Makro di Ring Road Utara, Maguwo. Saat dibuka pertama kali, rame berbondong-bondong masyarakat Jogja mengunjunginya. Maklum, tersiar kabar kalau harga barang-barang di Makro lebih murah. Namun, selang beberapa lama kemudian, Makro di Jogja sepi akan pembeli, kata orang-orang karena di Makro diharuskan membeli Kantong Plastik jika menginginkannya. Entah benar atau tidak, hanya gara-gara kantong plastik bisa berakibat 'fatal' terhadap image usaha. Memang kebanyakan warga Jogja kala itu (nggak tahu kalau sekarang) merupakan tipe konsumen "Price Sensitive" yang cenderung konservatif. Mungkin kalau warga Jakarta tak masalah membeli kantong plastik seharga 500 rupiah, namun bagi konsumen tipe "Price Sensitive" sekecil apa pun perbedaan harga atau biaya tambahan sangat menjadikan pertimbangan untuk keputusan mereka untuk membeli lagi di tempat tersebut.

Mungkin ada sisi positif juga Lottemart wholesale menerapkan pembelian kantong plastik. Jadi masyarakat bisa belajar lebih menghargai kantong plastik yang menjadi sumber pencemaran lingkungan jika menjadi limbah karena sulit terdegradasi oleh tanah secara alami. Konsumen bisa mulai budaya membawa kantong plastik sendiri atau tas rangsel saat berbelanja ke Lottemart wholesale, sehingga konsumsi kantong plastik di negeri ini bisa berkurang jika masyarakat kita mulai membiasakan membawa kantong plastik sendiri saat belanja. Namun, biasanya masyarakat agak malu jika membawa kantong plastik di pusat perbelanjaan. Tapi sebenarnya busaya membawa kantong plastik atau kantong belanjaan sendiri sudah dari dulu dilakukan oleh Ibu-Ibu kita dimana saat belanja di pasar tradisional membawa kantong/tas belanjaan khusus ke pasar, atau kantong plastik bekas.

Ngomong-ngomong kantong plastik yang kubeli tadi lumayan juga bisa kupakai jadi tempat pakaian kotor, toh plastiknya tebal dan besar, daripada beli keranjang plastik, he he....

6 comments:

  1. Konsep konsumer membeli plastik tsb sudah diterapkan di banyak negara Eropa. Indonesia termasuk ketinggalan karena minimnya kesadaran untuk 'diet kantong plastik'. Gara-gara kantong plastik bisa berakibat 'fatal' terhadap image usaha? Ah tidak. Justru berakibat image positif karena perusahaan tersebut mengkampanyekan 'diet kantong plastik' sebagai salah satu upaya Go Green.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang tidak sepenuhnya benar kebijakan perusahaan retail atas penggunaan kantong plastik berakibat 'fatal'. Mungkin jika kebijakan itu diterapkan di tengah-tengah masyarakat yang pendidikannya tinggi yang pada umumnya tingkat kesejahteraannya menengah ke atas yang sudah mulai sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan nggak masalah sama sekali dan justru akan memberikan efek positif citra perusahaan.

      Lain halnya jika kebijakan tersebut diterapkan di masyarakat yang pada umumnya masih tingkat penghasilan menengah kebawah yang tergolong price sensitive, tentunya sesedikit apa pun selisih uang yang mereka keluarkan untuk membeli barang di suatu toko dengan toko yang lain, pasti akan menjadi pertimbangan/referensi untuk kembali atau tidak berbelanja di toko tersebut.

      Terima Kasih telah berkunjung di blog ini

      Delete
  2. persis seperti yang saya alami...
    lottemart serang-banten sepiii sekali, apalagi tempat buah, sayuran, daging dan ikan tak ada satupun pembeli disana...entah kodisi barangnya seperti apa karena saya juga hanya melewatinya saja... soal kantong plastik saya mengalami persis seperti anda...dan itu merupakan kedatangan pertama dan (mungkin) terakhir saya ke LOTTEMART.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih telah berkunjung di blog ini

      Delete
  3. saya juga pernah k lottemart Wholesale d cirebon. pengalamannya persis sekali dg yg saya alami.
    saya & suami bengong menunggu barang belanjaan dibungkus plastik. Dan petugasnya bilang kalau hrs beli kantong plastiknya dg harga 3500..

    lotte dsni jg cenderung sepi pembeli..
    ditambah lagi tidak ada pojok produk korea..hehe..

    ReplyDelete
  4. Lottemart Wholesale? pelayanan judes-judes, aku bi cendrung goblok, sumpah kapok belanja di sini, udah panas tak ada yang disebut nyaman, barang2 di simpen berantakan ditroli, kita harus paking sendiri, sambil diliatin karyawan Lottemart Wholesale, panteusan sepi, sebeantar lagi juga bangkrut kayanya, Lottemart Wholesale? WTF

    ReplyDelete