Friday, June 12, 2015

Berkunjung ke Kota Sintang (Part 2)

Menginap di Guest House Bagus, yang katanya salah satu penginapan yang lumayan bagus di Sintang ternyata menurutku standar saja. Kamar nomor 9 di pojok ruangan lantai 1 bertarif sekitar 400rb semalam yang kutempati berukuran cukup luas. Lengkap dengan TV LCD, kulkas mini, meja rias, kursi, springbed (yang jelas bukan sekelas Serta apalagi KingKoil), dan kamar mandi yang cukup luas atau malah terlalu luas menurutku jadi nggak efisien.

Kamar yang cukup luas ukuran sekitar 25 m2 itu tidak ditunjang dengan AC yang mumpuni dengan PK yang sesuai. Malam pertama aku menginap malah AC-nya mati sendiri tengah malam, jadi aku terbangun karena kepanasan. Untungnya air hanya di kamar mandi cukup lancar meskipun seringkali ada hewan luding (kaki seribu yang ukurannya kecil, tapi nggak berbahaya) sering lewat. yang kusayangkan dari fasilitas kamar mandinya adalah penutup klosetnya yang sudah tua dan terkesan kotor meskipun bersih, sehingga agak risih juga saat buang air.

Biasanya di hotel ada minuman botol air mineral 2 buah gratis, tapi ini beda, alih-alih botol mineral, yang disediakan adalah air putih di sebuah teko kaca entah itu dari air mineral galon,, atau isi ulang, atau apa itu. Dan ketika habis kita harus minta isi ulang ke petugas guest house. Untuk makan paginya aku sengaja nggak mencoba, karena aku memilih kamar saja tanpa breakfast. Jika ingin breakfast akan dikenakan charge Rp50ribu.

Nah, malam pertama di Sintang aku makan malam bersama teman di warung makan di ujung jalan, tepatnya di pojok perempatan. Warungnya kecil, tapi permanen bukan kaki  lima, penjualnya seperti anak-anak punk gitu. Aku sempet ragu dengan rasa makanannya, tapi berhubung pilihannya banyak banget mulai dari berbagai macam jenis nasi goreng, cah kangkung, cap cai, dan banyak masakan seafood. Takut juga kalau harganya dimahalin berhubung kami kan orang dari luar kota, kelihatan banget pastinya..... Eh ternyata semua prasangka burukku itu termentahkan dengan enaknya citarasa masakannya, kesegarannya, dan harganya yang tergolong murah, cukup terjangkaulah. Tak terasa sejam lebih aku dan temanku ngobrol di warung kecil itu, kami pun kembali ke hotel dengan perut kenyang dan puas.

Keesokan harinya setelah seharian di KPPN Sintang, kami sempatkan mampir di Kraton Sintang meskipun cuma bisa memotret dari luar karena sedang tidak dibuka untuk umum. bangunan cukup besar di tepian Sungai Kapuas. Di Tepian sungai Kapuas depan Kraton Sintang, banyak penjaja makanan kecil maupun minuman, sepertinya kalau malam hari tempatnya ramai untuk nongkrong. Di tepian Sungai Kapuas itu juga dibangun Gazebo-gazebo cantik untuk memfasilitasi pengunjung yang ingin bersantai sambil menikmati matahari terbenam di Tepian Sungai Kapuas.

Di Sebelah Kraton ada Masjid besar peninggalan yang sepertinya masjid resmi Kraton Sintang. Aku pun juga cuma motret sana-sini dan mengagumi arsitektur Masjid Kuno yang masih berdiri tegak terawat. Matahari Sore itu sangat terik sekali, keringatku bercucuran, padahal sudah lebih pukul 4 sore. Panas dan lembab sekali rasanya.....


No comments:

Post a Comment