Saturday, October 31, 2015

Gudeg Bu Dibyo Bintaro

Seporsi Gudeg Bu Dibyo (dok.pribadi)
Gudeg, entah mengapa lidahku sangat cocok dengan masakan manis khas Jogja ini, padahal aku orang pantura yang umumnya tidak suka dengan masakan manis. Mungkin aku masih punya darah Jogja dari ibuku yang asli Bantul.

Makanan yang satu ini memang ngangenin, saking lamanya aku nggak makan gudeg asli sejak hampir 7 tahun yang lau, ketika istriku ke Jogja aku pesen untuk dibelikan gudeg kaleng, kali aja bisa mengobati kerinduanku dengan gudeg, tapi ternyata tidak, beda banget rasanya bahkan malah cenderung asam, ehmmmm,.....

Nah, kemarin kebetulan aku pijat di Ken Hermawan Bintaro. Aku yang belum sarapan dari pagi, usai pijat, aku sudah tidak mampu lagi menahan demo dari seisi perutku. Akhirnya aku mampir ke Gudeg Bu Dibyo yang kata temenku enak banget.

Dari Ken Hermawan di Sektor 5 depan Kampus STAN, kulajukan motorku ke arah Plaza Bintaro dan terus ke timur sampai dengan perempatan bangjo Pondok Ranji. Kalau ke kanan ke arah stasiun Pondok Ranji, kalau ke kiri ke arah Pondok Betung. Kubelokkan motorku ke arah kiri. Kira-kira 1 km ke utara di sekitar sektor 4 Bintaro, di kiri jalan ada tulisan Gudeg Bu Dibyo yang nyempil di sebuah ruko kecil, mungkin ukuran 3 x 6 meter. Saya sarankan kalau mau kesana pelan-pelan saja, karena kalau kecepatan tinggi sering nggak kelihatan terlewat begitu saja.

Sampai di sana segera kupesan Gudeg, "Bu, ini gudegnya pakai ayam kampung nggak?", tanyaku ke Bu Dibyo sambil membaca menu dan harganya yang tertera di meja etalase.

"Iya betul pakai ayam kampung!", jawabnya lembut.

Kupesanlah seporsi gudeg dengan ayam opor yang kulihat di daftar menu itu seharga Rp30ribu. Agak mahal, tapi wajarlah karena pakai ayam kampung.

Setelah kutunggu sekitar 5 menit, akhirnya gudeg pesananku datang dengan komposisi nasi putih, ayam kampung paha opor, krecek, sambal, dan tentunya gudeg yang diguyur dengan areh. Areh inilah kesukaanku yang rasanya legit dan gurih, ini yang kucari setiap kali aku menikmati gudeg, AREH-nya! Rupa areh mirip dengan bumbu maskaan rendang yang sama-sama terbuat dari santan kelapa berbumbu. Tak lupa kupesan minuman spesialnya, Es Beras Kencur!

Es Beras Kencur (dok. pribadi)
Sambil makan, aku ngobrol dengan Bu Dibyo. "Bu, kok bukanya jam 11, nggak buka lebih pagi Bu?", tanyaku sambil makan dengan lahap.

"Nggak Mas, soalnya nggak punya asisten. cuma sendirian. Saya rumahnya jauh di Ciledug, terus pagi baru masak di sini!" jawabnya.

Bu Dibyo juga menceritakan kalau banyak pelanggannya yang pesan ke dia melalui Go Jek untuk pengantarannya. Ternyata si Ibu berasal dari Tamansiswa Yogyakarta, dan baru awal tahun ini berjualan di lokasi yang sekarang ini. Sebelumnya dia berjualan di dekat Dapur Cokelat kalau nggak salah Bintaro Sektor 3A.

Memang legit rasa gudeg dan arehnya. Ayam kampungnya juga gurih dan empuk, mantap makyuss lah pokoknya. Oiya jam buka gudeg Bu Dibyo setiap hari pukul 11.00 s.d. 20.00 WIB, dan tutup pada hari Jumat, tapi kemarin hari Jumat malah pas buka, karena beliau mau tutup pada hari minggu. Ya pas Bejoku, haha....

Oiya beliau juga jualan garang asem, tapi pas aku datang kemarin garang asemnya belum matang, mungkin next time lah kucoba....


1 comment:

  1. matur nuwun njih mas.
    sanes wedal mampir malih.
    #gudeg bu dibyo @fb

    ReplyDelete