Sunday, February 16, 2014

Mobil...Mobil....

Manggala Berpose di depan mobil barunya (dok. pribadi)
"Mobil...mobil...! begitulah sahut Manggala ketika dia mendengar suara mobil lewat di depan rumah kami. Bergegas dia mengintip dari jendela kamar yang menghadap ke jalan depan rumah sambil memanjat-manjat teralis jendela.

Rutinitas itu dia sering dia lakukan ketika mau bobok malam. Maklum kami belum punya mobil sendiri dan dia memang sangat senang dengan mobil. Selama ini dia hanya bisa naik mobil kakeknya saja, dan ketika akhir tahun kemarin kuajak liburan ke rumah di Tangerang Selatan jadinya kami hanya bisa naik motor bebek untuk jalan-jalan atau sekedar belanja ke pasar. Hanya sekali saat kami jalan-jalan ke Kebun Binatang Ragunan saja yang naik taksi.

Manggala sangat senang sekali dengan mobil ataupun segala sesuatu yang berbentuk mobil. Mulai dia lahir cenger dia sudah dijemput pakai mobil dari rumah sakit. Umur 1,5 bulan sudah diajak mudik ke rumah ortuku di Pati naik mobil. Sampai dengan sekarang dia sering diajak naik mobil sama kakeknya meski sekedar nengok sawah atau jalan-jalan keliling kota, maklum aku nggak bisa menemaninya setiap hari karena kami tinggal berjauhan beda pulau. Dia paling suka kalau berada di mobil di bagian pengemudi karena ada setir yang bisa dia puter-puter. Saat kakeknya ataupun om-nya lagi nyetir, dia suka pengen megang setir juga. Kesukaan Manggala akan mobil mungkin ada sebabnya ketika Nining sedang mengandungnya, Nining lagi senang-senangnya nyetir mobil ke luar kota meskipun kandungannya sudah tua. Eh ternyata ngidam nyetir itu berdampak pada sifat Manggala yang suka akan mobil.

Suatu ketika saat kuajak dia jalan-jalan di Superindo di kawasan Pamulang II dia naik diatas troli belanjaan. Saat sedang asik-asiknya muter-muter, tiba-tiba dia teriak "mobil...mobil...!" sambil menunjuk-nunjuk satu pak die cast (mobil-mobilan kecil dari metal) yang dipajang. Kuambilkan lah satu pak die cast itu yang tentunya harganya relatif mahal daripada Manggala berteriak lebih kencang.

Dipeganginya erat-erat mobil-mobilan tadi sambil kami muter-muter lagi. Manggala mempunyai sifat mudah bosan dan gampang beralih perhatiannya. Nah saat perhatian dia tertuju kepada yang lain, langsung kuambil die cast tadi dari troli, dan segera kuletakkan di rak. Bukannya aku tidak mau membelikannya, pertimbanganku karena dia masih suka banting-banting mainan dan belum bisa membedakan mana mainan mahal mana mainan murah, atau yang berkualitas dan tidak berkualitas. Jadilah akhirnya keesokan harinya dia kami belikan saja mobil-mobilan plastik di pasar dekat rumah seharga 10ribuan, toh dia sama senangnya, kan sayang kalau mainan mahal dibanting-banting. Belum saatnya dia kubelikan mainan mahal. Pernah suatu ketika, aku punya RC yang relatif mahal, kumainkanlah RC tadi dihadapannya. Dia suka banget, tapi ya itu tadi kegemarannya masih suka banting-banting, buyarlah RC tadi lepas dari kaitan-kaitannya, meskipun masih bisa dirakit lagi.

Melihat Manggala yang sering menyebut mobil-mobil ketika berada di kompleks perumahanku selama di Tangsel, aku dan istriku jadi trenyuh, karena tidak bisa mengajaknya jalan-jalan keliling Jakarta naik mobil. Kasihan sekali aku melihat manggala hanya bisa kujepit di tengah-tengah antara aku dan nining saat jalan-jalan di Tangerang Selatan, belum lagi saat kena macet, polusi, plus mendung yang menggelayut saat mengendarai motor
sangat mengganggu dan tentunya tidak aman buat anak sekecil Manggala.

Rencana untuk membeli mobil sebenarnya sudah lama kami rencanakan, namun karena Nining lagi disibukkan dengan pembukaan Apotek barunya yang tentunya butuh modal yang lumayan jadinya rencana beli mobilnya kami tunda beberapa kali. Akhirnya sampailah kami pada kejadian betapa trenyuhnya melihat Manggala hampir setiap malam saat di Tangsel kemarin melongok dari kamar melihat mobil-mobil para tetangga yang berlalu lalang di depan rumah, dan kami putuskan untuk membeli sebuah mobil untuk Manggala. Pertimbanganainnya adalah agar kami tidak perlu meminjam mobilnya mertua untuk mudik ke ortuku di Pati setiap kali lebaran. Kemarin saat kami di Jakarta, aku ingin mengajak Manggala ke Sea World Ancol karena Manggala suka banget dengan ikan, tapi karena jauh dari rumah dan jikapun menggunakan Taksi paling tidak abis 500rb untuk pp dan akhirnya kubatalkan rencana tersebut. Kejadian yang berbeda tentunya akan berbeda jika kami punya mobil pribadi.

Pilihan kami jatuh pada Toyota Rush TRD Hitam dengan pertimbangan modelnya yang nggak ngebosenin dan ground clearance-nya yang tinggi karena harus tahan banting melewati rute mudik kami melalui Bojonegoro, Cepu, Blora, Rembang yang jalanannya bergelombang dan kurang bagus.

Setelah 3 minggu lebih mobil datang ke rumah, akhirnya kemarin STNK dan plat nomornya kami terima juga. AG 1665 RY, nomor yang menurutku mudah diingat. Aku belum bisa mencobanya untuk jalan-jalan karena posisiku sekarang dio Balikpapan, namun setidaknya Nining bisa mengajak Manggala jalan-jalan keliling kota Tulungagung atau nengok sawah. Semoga mobil ini membuat Manggala tambah ceria dan memudahkan mobilitas kami dengan nyaman dan aman.

1 comment:

  1. Anonymous3:34 PM GMT+7

    kalau yg trd sportivo uang muka dan cicilan brp ya? ambil brp thn? thx

    ReplyDelete