Showing posts with label belanja. Show all posts
Showing posts with label belanja. Show all posts

Thursday, August 4, 2022

Pengalaman Retur Barang Ke IKEA

Jalan-jalan di IKEA memang bisa bikin kalap, apalagi kalau lagi tanggal muda, haha.....! Saking kalapnya,  kita kadang tidak berpikir panjang ketika membeli barang. Nah, seringkali sesampainya di rumah, kita menyesal terlalu banyak beli barang ataupun berubah pikiran terhadap barang yang kita beli, misalnya terkait warna, desain, dll. Hal tersebut membuat kita ingin mengembalikan barang (retur) untuk mendapatkan uang kita kembali ataupun kita berkeinginan untuk menukar barang yang sudah kita beli.

Jika kita mengalami hal tersebut usai berbelanja di IKEA, kita tidak perlu terlalu risau. IKEA memberikan jaminan pengembalian barang sampai dengan 90 hari sejak tanggal pembelian. Nah, itulah yang pernah saya alami sekitar satu setengah tahun lalu. Ketika saya mau mengisi furnitur rumah baru, mainlah saya ke IKEA. Tanpa ada rencana sebelumnya saya membeli lemari, meja dan kursi makan. Nah, untuk lemari dan meja tidak menjadi masalah. Yang menjadi problem bagi saya adalah kursi makannya. Setelah saya lihat-lihat kembali di katalog online IKEA, ternyata ada model kursi makan yang lebih cakep menurut preferensi saya, dan penyelesn memilih model itupun membuncah. Namun, saat itu saya teringat terkait IKEA mempunyai kebijakan retur barang. Langsung lah saya googling....

Setelah googling, akhirnya aku lumayan lega karena barangku bisa di retur. Pilihan retur saat itu bisa langsung dibawa ke toko, ke pickup point atau dikirimkan melalui paket. Saat itu saya memilih mengembalikan dengan membawa langsung barang saya ke toko IKEA Alam Sutra.

Di IKEA Alam Sutra saya membawa kursi makan yang ingin saya kembalikan yang masih dalam keadaan terbungkus rapi, belum saya buka sama sekali. Saya menuju meja pengembalian barang di dekat customer service satu lantai dengan kasir. Setelah petugas mengecek kondisi barang saya, saya dikasih voucher senilai total harga barang yang saya kembalikan. Sebenarnya saya juga bisa untuk minta uang saya dikembalikan lagi ke metode pembayaran yang saya pakai, saat itu saya pakai metode pembayaran kartu kredit. Namun, pengembalian limit kartu kredit perlu waktu beberapa hari kerja, sehingga saya memilih diganti voucher saat itu agar bisa gunakan langsung untuk berbelanja lagi saat itu. Lain halnya jika saya tidak mau belanja lagi saat itu, saya pasti memilih untuk pengembalian limit kartu kredit saya.

Kemudahan layanan pengembalian barang yang diberikan oleh IKEA ini sangat membantu dan membuat customer IKEA semakin puas tidak hanya dengan kualitas barang IKEA melainkan dengan layanan pasca jualnya. Hal inilah yang perlu dicontoh toko-toko ritel lainnya di Indonesia.

Monday, January 19, 2015

Kecanduan Belanja Online

Aku kecanduannnnn....... Arghh.......! Bukan kecanduan narkoba, rokok, ataupun kerjaan, tapi parahnya aku kecanduan belanja online! Busettt dah... Utang masih seabrek eh malah semakin kalap nggak bisa nahan lapar mata!

Diskon, voucher, promo dan seabrek gimmick2 yang ditawarkan oleh berbagai toko online selama dua bulan terakhir ini sukses membuat hasrat belanja ini semakin membuncah. Bagaimana tidak, iming-iming diskon super menarik tidak kuasa kutolak. Aku pun dalam dua bulan ini belanjaan online hampir sekitar 15jt! Weladalah son2.... Eling kamu tuh udah punya anak istri di kampung. Yah beginilah risiko jauh dari anak istri, tidak ada yang ngingetin, khilaf jadinya..... Hihihi....

Nggak cuma aku, ternyata kakakku sebulan ini juga sering banget belanja online meski tidak sebanyak diriku. Tak mau ketinggalan, ibuku juga ikut-ikutan pesan baju dan aksesoris busana muslim di toko online favoritnya Saqina.com. Ha ha... Sepertinya kegemaran belanja di keluarga kami diturunkan dari Sang Ibu, he he.....

Sebenarnya aku nggak belanja yang neko-neko sih hanya TV Ultra HD, Kamera Mirrorless, powerbank, parfum, tripod portabel, tripod mini, SD Card, Tas Kamera, dan terakhir tadi pagi aku belanja di Blibli.com sebuah penyimpan beras! What buat apa itu semua......???

Aku tahu benar prinsip yang sering didengungkan seorang perencana keuangan bagaimana kita seharusnya membeli apa yang kita butuhkan, bukan sekedar apa yang kita inginkan. Tapi persoalannya, promonya itu lho, nggak nahan, bikin tangan ini gatal mengklik-klik tombol konsumerisme di berbagai situs toko online.

Apalagi keberadaan tiga kartu kredit di dompetku yang tak kuasa kutahan agar tetap berada di dompet. Tidakkk...! Tagihanku bulan depan seabrek....! Meskipun sudah cukup terbantu dengan cicilan 0% selama 12 bulan, tetap aja akumulasinya banyak, karena yang kucicil juga banyak.... Alamak....! Ternyata kecanduan belanja tidak cuma merenggut kaum hawa, sialnya aku yang notabene nggak terlalu suka belanja offline, ternyata sangat menikmati belanja online.....

Fasilitas internet banking seperti Mandiri Clickpay, BCA Klikpay, ataupun Cimbclicks Niaga ada semua di genggamanku, yang membuatku semakin mudah tergoda untuk bertransaksi online. Apalagi jika sering ada promo dadakan yang menggiurkan jika bertrasaksi melalui berbagai fasilitas i-banking itu.

Ayo lekas sadar son, sadarrr.....! Aku harus mulai disiplin untuk mengelola keuanganku. Malu dong, punya sertifikasi Wakil Manajer Investasi, kok kecanduan belanja online....

Alhamdulillah, sampai sekarang ini, sekalap-kalapnya aku belanja online, masih bisa membayar tagihanku tepat waktu, kecuali aku pas lupa (pernah terjadi sekali). Semoga tulisan ini juga mampu mengingatkanku agar senantiasa bisa mengelola keuanganku dengan lebih baik.

Baca: Tips Memilih Penjual di Toko Online

Wednesday, October 1, 2014

Pengalaman Belanja Online di Blibli.com

Ikat Pinggang Lois
(sumber: foto pribadi)
Blibli.com nama domain ini sudah sekitar 5 tahunan kita dengar di jagad maya. Grup usaha e-commerce di bawah naungan Kelompok Jarum ini semakin mengokohkan dirinya salah satu pemimpin pasar online Indonesia.

Kalau tidak salah baru dua kali aku membeli barang di Blibli. Pengalaman pertama ketika membeli merchandise vespa berupa Jam alarm meja. Meskipun saat itu ongkos kirimnya gratis (cuma nambah biaya packing Rp5000), aku tidak puas dengan lamanya pengiriman barang. Aku sudah lupa berapa lama yang pasti lebih dari seminggu. Begitu sampai barang kirimanku, aku kecewa berat, ternyata kotak merchandise vespa yang kubeli penyok-penyok, dan betapa aku nggak habis pikir ternyata packing produk dari toko online sekelas Blibli.com hanya dengan kertas coklat saja, pantas saja penyok. Meskipun jam di dalamnya nggak rusak, tapi kotak yang bagus desainnya itu dan terbuat dari semacam kaleng tebal membuatku nggak rela jika penyok.

Pengalaman keduaku ketika kemarin membeli vitamin mata yang kebetulan diskon. Kurang lebih seminggu baru sampai. Tapi bagusnya, packingnya dimasukan ke kotak kardus tebal dan dilengkapi busa-busa pelingdung benturan. Sudah cukup baguslah. Dengan kebijakan yang masih sama gratis ongkir dan hanya dikenai tambahan biaya 5000, lumayan membantu lah untuk posisiku di Balikpapan yang biasanya ongkirnya sekitar Rp30.000-an.

Masih ada satu yang kurang dari pelayanan Blibli.com. Menu tracking di website-nya seringkali kurang update mengenai posisi barang pesanan, jadi membuat konsumen sering bertanya-tanya mengenai barang pesanannya.

Blibli perlu meniru strategi Lazada yang notabene lebih muda namun sudah sanggup menyalipnya dan menjadi penguasa pasar online di Indonesia. Promo, voucher, diskon, gratis ongkir merupakan strategi ampuh memenangkan kompetisi di pasar online Indonesia, Blibli harus sadar dengan hal itu. Jika rival sudah melakukan strategi yang sama, Blibli harus mencari strategi lain yang bisa membuat loyal konsumennya.

Selama ini kucermati beberapa kelemahan Blibli.com:

  1. Barang-barang yang dijual di Blibli tidak sebanyak dan se-variatif pesaingnya.
  2. Meskipun memberikan gratis ongkir, jangka waktu pengiriman barang relatif lama, berbeda jauh dengan pesaingnya.
  3. Blibli belum terlalu serius membuat aplikasi mobile di smartphone, padahal pesaingnya sudah memandang aplikasi mobile memberikan potensi yang besar untuk menjaring konsumen muda.
  4. Blibli sebenarnya punya dukungan dana yang besar dari Kelompok Jarum, namun inovasi bisnis online-nya terlihat lambat perkembangannya bahkan terkesan stagnan.
  5. Kerjasama dengan Bank-bank penerbit kartu kredit maupun debit dan tipe pembayaran lainnya harus memberikan nilai tambah lebih pada konsumen tidak hanya berupa kemudahan dalam pembayaran melainkan diskon-diskon untuk tipe-tipe jenis pembayaran tertentu (tergantung dalam bentuk apa kerja samanya dengan bank). Misalnya dengan memakai kartu kredit dari bank tertentu dapat tambahan diskon yang signifikan. Padahal harusnya Blibli bisa memanfaatkan lebih jauh dengan unit usaha kelompok Jarum lainnya yaitu BCA, bank swasta terbesar di Indonesia.


Catatan terakhir: Bijaklah dalam membelanjakan uang Anda, apalagi belanja online yang sering bikin kalap mata. Belilah berdasar kebutuhan, bukan keinginan semata (padahal aku sering belanja online cuma berdasar keinginan, hix...).

Update: Pengalaman Terbaru Belanja di Blibli

Sunday, September 14, 2014

Pengalaman Berbelanja di Zalora (part 2)

Ikat Pinggang yang kubeli dalam perjalanan dari Denpasar ke Jakarta lebih dari dua tahun yang lalu di pesawat Merpati yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi, kini sudah menunjukkan keusangannya dimakan sang waktu (meski baru dua tahun).

Lapisan kulit sintetisnya sudah mulai mengelupas dan semakin parah, membuatku semakin malu untuk memakainya. Aku punya beberapa pengalaman dengan ikat pinggang dan sebagian besar malah yang harganya murah yang tahan lama, sedangkan yang relatif mahal malah cuma bertahan sebentar.

Bosan gonta-ganti ikat pinggang karena cepat usang, kali ini aku bermaksud mencari sabuk yang kuat, dari kulit asli, dan tentunya modelnya nggak norak, biar terus keliatan muda, hiks..

Iseng-iseng kubuka website lazada ternyata ada sabuk merek Levi's dari kulit asli seharga 399rb, jika ditambah voucher diskon 50rb yang sering dibagikan cuma2 oleh Lazada berarti harganya jadi 349rb. Aku naksir sama yang warnanya coklat. Sebelum aku membelinya, kucoba membandingkan harganya di toko online lainnya, kali ini Zalora sebagai benchmarknya. Ternyata harganya sama, namun di Zalora bisa mendapatkan voucher diskon 75rb untuk pembelian minimal 300rb, berarti harganya jadi 324rb, lumayan.....

Langsung saja kubeli dan bayar pakai 'kartu sakti'. Tidak ada tambahan ongkos kirim, karena untuk dikirim ke alamatku di Balikpapan jadi gratis karena nominal belanjaku lebih dari 200rb. Yang lebih membuatku puas paketnya cepat sekali sampai di tanganku. Aku pesan hari senin, eh selasa siang udah sampai kantorku. Wow luar biasa. Malah lebih cepat jika dikirim ke alamat jabodetabek padahal beda pulau. Karena beda pulau itulah, Zalora menggunakan ekspedisi RPX melalui pesawat tentunya.

Sesampainya di tanganku paketnya langsung kubuka. Sabuknya keren bingits... Kulit sapi asli made in Italy. Finisihing-nya cukup halus. Tibalah saatnya kucoba di celanaku. Tidak seperti dugaanku sebelumnya, ternyata ada bagian sabuk yang terbuat dari metal sebagai penyampung sabuk yang tidak bisa masuk ke kolom sabuk di celana formal. Selidik punya selidik, sabuk Levi's ini bukan ditujukan untuk celana formal, melainkan untuk celana jeans yang kolom sabuknya lebar. Waduh......

Akhirnya kuputuskan keesokan harinya aku pesan lagi di Zalora. Kali ini untuk sabuk merek Lois (produsen jeans juga kayak Levi's) berwarna hitam yang juga terbuat dari kulit asli. Sebelumnya aku pengen yang warnanya coklat seperti warna kulit, namun karena sudah punya, akhirnya kupilih warna coklat. Aku sudah was-was juga, jangan-jangan nanti tidak muat juga di celanaku karena lebar sabuk sebesar 4 cm. Namun aku yakin masih bisa masuk karena tidak ada metal penyambung yang cukup tebal (menonjol) seperti yang ada di sabuk Levi's.

Rabu aku pesan, namun tidak seperti sebelumnya, hari kamis sabuk pesananku belum datang. Kutracking di webside RPX ternyata sudah sampai di Balikpapan. Pesananku akhirnya kuterima hari Jumat siang, setelah kurirnya menelponku. Si kurir ternyata masih baru jadi mungkin hari kamis dia masih nyari-nyari lokasi kantorku, dan kebetulan nomor HP-ku yang kucatatkan saat pemesanan sedang tidak aktif. Yang aku heran, status terakhir pesananku saat kutelusuri lewat website RPX berbunyi "Requested from costumer for future delivery", padahal aku tidak meminta atau dihubungi sama sekali sebelum status itu muncul.

Sabuk Lois yang kuterima cukup bagus, dikemas dalam sebuah kotak mungil, berbeda dengan Levi's yang hanya terbungkus plastik. Namun dari segi fisiknya lebih elegan si Levi's (ya jelas aja lha wong harganya hampir dua kali lipatnya).

Overall pelayanan dari ZALORA cukup memuaskan dan cepat, serta barang yang kuterima cukup bagus kondisinya.

Saturday, September 4, 2010

Cowok Pembelanja

Cowok kok suka belanja.......itulah kalimat yang sering terdengar akhir2 ini. Mungkin di zaman orang tua kita, mungkin terdengar aneh jika seorang cowok gemar belanja. Pusat-pusat perbelanjaan kala itu mungkin hanya dipenuhi oleh cewek-cewek ato ibu2 yang sering berebut barang obralan.

Tahun terus berganti, sekarang sudah tahun 2010, zaman dimana konsumerisme melanda dunia termasuk Indonesia. Para wanita tidak lagi menjadi satu-satunya target utama perusahaan-perusahaan multinasional, sekarang mereka mendapat pesaing yaitu LELAKI. Saat ini kita tidak sulit menjumpai pria yang menyambangi mal-mal dengan menenteng barang belanjaan dalam jumlah besar terutama barang-barang fashion. Para Pria di zaman bahuela yang terkenal sangat berhati-hati dalam mengeluarkan uangnya, di zaman sekarang sudah langka pria model seperti itu. Gempuran iklan di televisi, internet, maupun media cetak sudah mampu merubah stereotip pria yang dulunya sangat berhati-hati me-manage uang menjadi royal dalam menghamburkan uang untuk belanja. Terlebih lagi bagi pria yang menganut gaya hidup metrosexual yang harus mengerti tentang mode terbaru, wangi, rapi, dan necis tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk belanja barang-barang guna menunjang penampilannya.

Diskon besar-besaran yang digelar berbagai pusat perbelanjaan di Jakarta menjelang lebaran tahun ini juga tidak hanya menarik minat perempuan tuk menyambanginya, tapi para pria pun berjubel di pusat-pusat perbelanjaan itu. Fenomena apakah ini, apakah sekedar efek dari gencarnya iklan di media masa, atau sudah terbentuk budaya baru bahwa pria tidak boleh kalah dengan wanita dalam hal penampilan?