Tuesday, May 7, 2013

Pengalaman Berbelanja di Zalora

Zalora..... Sebuah toko online yang baru sekitar setahun ini beroperasi di Indonesia. Toko ini mempunyai beberapa cabang di negara-negara Asia Tenggara. Zalora memposisikan sebagai fashion online store.

Iklan Zalora yang bertebaran di laman portal-portal ternama dengan iming-iming diskon yang menggoda, terlihat sangat agresif untuk menggaet customer baru. Free ongkos kirim dan iming-iming voucher 75ribu bagi yang berlangganan newsletter-nya merupakan strategi pemasaran yang cukup menarik.

Ongkos kirim memang faktor yang cukup sensitif dalam bisnis toko online, karena permasalahan yang sering muncul kala seseorang memutuskan akan membeli sesuatu di toko online adalah besarnya ongkos kirim. Bisa jadi harga di toko online lebih murah dari di toko konvensional, namun setelah ditambah ongkos kirim jadilah harga total barang di toko online tersebut tidak jauh beda, sama, atau bahkan lebih mahal daripada harga barang di toko konvensional. Oleh karena itu sudah tepat kiranya Zalora mengambil strategi bebas ongkir ditengah sengitnya persaingan toko online yang sudah memakan korban yaitu tutupnya Multiply.com mulai Mei ini.

Nah, ngomong-ngomong mengenai pengalaman membeli barang di Zalora ada banyak ragamnya. Di forum-forum maya banyak yang membahas keluhan berbelanja di Zalora, seperti halnya pengiriman lama, sudah bayar tapi ternyata stok kosong, barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang dipilih konsumen. Namun ada yang memuji pelayanan Zalora, seperti pengiriman cepat, barang berkualitas, barang diskonnya memuaskan. Namun belum lengkap rasanya kalau sekedar membaca review para costumer-nya, jadilah aku mencoba untuk membeli sesuatu di Zalora.

Kebetulan aku baru mencari kaos kaki karena sebagian besar kaos kaki-ku sudah molor, rusak, dan nggak nyaman dipakai. Sewaktu iseng-iseng buka website Zalora, ternyata aku melihat promo kaos kaki merek 'Mundo' seharga Rp151.000,- Setelah kumasukkan voucher diskon 20%, maka harganya menjadi sekitar Rp120ribuan. Nominalnya yang relatif kecil karena memang sengaja aku pesan barang yang nggak terlalu dalam merogoh kocek untuk mengetes kebonafitan sebuah toko online.

Jadilah aku tergoda menggunakan 'kartu Dewa'-ku berwarna Gold dari CIMB Niaga. Ternyata transaksi menggunakan kartu kredit di Zalora setali tiga uang dengan mekanisme di Situs Kakaknya yaitu Lazada. Verifikasi kartu kredit masih dilakukan secara manual, tidak menggunakan sistem yang lebih canggih semacam secure pin yang dikirim langsung ke HP costumer. Repotnya lagi, ternyata transaksiku belum bisa diproses lebih lanjut karena kurangnya data. Zalora pun mengirim email kepadaku untuk mengkonfirmasi kembali Nama Bank penerbit, dan memasukkan 6 angka pertama nomor kartu kredit.

Akhirnya selang sekitar 2 hari aku memverifikasi kembali kartu kreditku, aku telah menerima pesananku yaitu 6 pasang Kaos Kaki merek Mundo dengan berbagai corak warna gelap. Pengemasan yang dilakukan oleh Zalora cukup bagus dan pengirimannya relatif cepat dengan tetap menjaga kualitas barangnya. Hanya satu hal kelemahannya yaitu pembayaran melalui kartu kredit perlu verifikasi yang lebih lama dan ribet yang sempat membakar emosiku. Namun apa yang terjadi di Zalora kok nggak terjadi di Lazada ya? Lha wong sistem pembayarannya sama kok.

Zalora harus segera membenahi sistem pembayarannya terutama yang menggunakan kartu kredit. Karena kemudahan dalam melakukan pembayaran adalah salah satu key point keberhasilan sebuah toko online. Portal-portal online sudah menerapkan pembayaran kartu kredit yang lebih terjamin keamanannya dengan hanya mengirim kode verifikasi ke nomor HP kita saat melakukan sebuah transaksi, seperti yang telah dilakukan beberapa maskapai penerbangan, Blitz Theater, ataupun beberapa portal online ternama lainnya.

Zalora perlu memperbanyak portofolio merek yang dijual. Seperti halnya saat aku ingin membeli sepatu Kickers di Zalora, eh malah nggak ada. Kasus seperti yang kualami tentunya banyak dialami oleh customer lainnya, kami sudah percaya akan kredibilitas Zalora, namun Zalora tidak menyediakan apa yang kita butuhkan. Dengan kata lain Zalora melewatkan potensial gain terutama dari pelanggan setianya.

Sunday, May 5, 2013

Gila Kuis

Gila Kuis! Satu bulan terakhir ini aku disibukkan dengan 2 kuis yang berhasil membuatku 'GILA'.

1. Kuis Rekening Ponsel CIMB Niaga
Satu bulan penuh di bulan April 2013, Bank CIMB Niaga yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Malaysia mengadakan kuis dalam rangka memperkenalkan produk baru mereka yaitu Rekening Ponsel. Rekening Ponsel menggunakan nomor ponsel kita sebagai nomor rekening, dan kita bisa transfer ataupun tarik tunai dari ATM tanpa harus menggunakan kartu ATM melainkan cukup memasukkan nomor ponsel kita yang sudah terdaftar menjadi rekening ponsel CIMB Niaga.

Kembali lagi ke masalah kuis rekening ponsel. Dalam kuis itu kita diiming-imingi akan mendapatkan saldo di rekening ponsel sebesar 100 ribu Rupiah bagi 100 pengirim sms pertama ke nomor 1418 dengan mengetik <Rekening><spasi><Ponsel>. Aku mencoba beberapa kali kuis ini. Kupasang alarm beberapa HP-ku agar aku terbangun sebelum pukul 01.00 WITA (karena kuis dimulai setiap pukul 00.00 WIB). Sebelumnya sudah kupersiapkan beberapa HP-ku dengan format sms yang dipersyaratkan sehingga tinggal tekan tombol SEND semua HP-ku ketika tepat pukul 01.00 WITA. Namun, apa yang terjadi ternyata aku mendapat sms balasan jika aku belum beruntung hari itu. Aku memang tidak mencobanya setiap hari karena berat rasanya jika harus bangun tengah malam, namun beberapa kali aku mencoba kuis itu, dan hasilnya tetap NIHIL. Aku mencoba legowo, mungkin belum rezeki-ku.

2. Kuis Mandiri Fiesta Poin
Tanggal 2 Mei 2013 aku kebetulan membaca Kompas. Ketika itu sudah lewat tengah hari. Ketika aku membaca iklan di Kompas itu, terpampang iklan gede dengan logo khas Bank Mandiri, bahwa dari tanggal 1 - 5 Mei 2013, Bank Mandiri mengadakan kuis berhadiah ponsel Samsung Galaxy Grand, Samsung Galaxy Mini III, dan iPhone 5. Setiap harinya ada 10 buah ponsel yang sama yang diperebutkan, kecuali hari terakhir yaitu hari ini hanya 5 iPhone 5 (mungkin karena ponsel yang terakhir ini jauh lebih mahal daripada 2 ponsel rivalnya dari Korea).

Tergiur dengan hadiahnya, aku langsung mencoba kuisnya. Aturan mainnya kita cukup menukarkan 100 poin Mandiri Fiesta dengan ponsel yang diperebutkan hari itu. Permasalahannya, waktu penukaran tidak diumumkan dan sewaktu-waktu bisa nongol. Berkali-kali aku mencoba dan berhasil menemui waktu penukaran dengan tampilnya tombol REDEEM SEKARANG di beranda website Mandirifiestapoin.com namun tetap saja tidak berhasil mendapatkan hadiah. Setelah berhasil meng-klik tombol Redeem Sekarang kemudian aku pencet tombol pesan barang, selalu yang muncul tulisan "Sisa 0 Galaxy SIII Mini, atau Sisa 0 Galaxy Grand, ataupun Sisa 0 Time Attack iPhone 5. Sungguh menjengkelkan.

Selama ikut kuis itu aku mengamati pola waktu munculnya tombol Redeem Sekarang di halaman utama website Mandirifiesta.com. Kutemukan polanya munculnya tombol itu yaitu pukul 10.00, 14.00, dan 18.00 (WITA). Sedangkan hari terakhir ini agak sedikit berbeda yaitu pada sekitar pukul 11.30 dan 18.00 (WITA). Seringkali aku merefresh halaman web semenit sampai 3 kali selama hampir 1 jam sampai-sampai lupa sarapan, eh tiba-tiba saat aku sibuk dengan yang lain, atau aku sedang makan siang, ataupun saat koneksi internetnya bermasalah munculah tombol Redeem Sekarang. Hah....memang lagi-lagi bukan rezekiku. Sampai sore hari ini tadi aku masih diperbudak oleh kuis itu, sampai akhirnya aku harus menerima kenyataan kalau aku tidak mendapatkan hasil apa-apa dan membuat waktuku terbuang percuma.

Memang kuis ini penuh keberuntungan, seperti layaknya lotere atau judi. Dan hal seperti ini pastilah tidak disukai Tuhan, namun seperti biasanya manusia memang senang dan sering tergoda dengan hal-hal yang instan seperti mendapat undian atau kuis.

Aku memang beberapa kali menang undian. Dari SMA, sampai Mahasiswa aku sering menang undian ataupun kuis. Dari menang undian pepsodent, majalah Tamasya berhadiah handycam, sampai tiket nonton dari moviebox. Entah sampai kapan kegemaranku mengikuti kuis ini berakhir, entahlah.....

Wednesday, May 1, 2013

Hore..... Manggala Sudah Bisa Jalan!


Si kecil sudah mulai berjalan walau masih beberapa langkah yang tak lebih dari 5 meter. Raut mukanya menunjukkan kegembiraannya karena sudah berhasil melangkahkan kakinya tanpa berpegangan pada benda di sekelilingnya. Kakek neneknya, tantenya pun terlihat bergembira akan 'prestasinya'.

Bermain Bersama Manggala (dok. pribadi)

Itulah perkembangan Manggala terkini yang dikirim oleh istriku tepat 1 mei 2013 bertepatan dengan peringatan May Day melalui video yang diupload via whatsapp. Surprise betul rasanya hati ini. Di saat kepalaku cekot-cekot pusing sekali, ada video Manggala yang menghilangkan seluruh rasa sakitku. Senang, bangga, bahagia melihat buah hatiku mulai berjalan meski kini aku terpisah jarak ribuan mil darinya.

Manggala sekarang sudah bertransformasi dari bayi yang kurus, hitam karena dijemur lama tiap pagi oleh kakekknya menjadi Manggala yang lincah, pipi tembem, singset karena ototnya yang kenyal dan tidak bergelambir, dan kulitnya yang tidak lagi hitam legam tapi menjadi kuning langsat. Yang paling membuat senang dan gemes orang-orang di sekitarnya adalah kegemarannya untuk senyum 'sumeh' dan nggak rewel.

Hari ini Manggala genap berumur 10 bulan. Aku selalu tidak sabar untuk memeluk dan bermain dengannya. "Manggala... meski Bapak nun jauh di sana tapi doa dan semangat Bapak kan selalu menyertaimu Nak... Jadilah anak yang soleh, pintar, berguna bagi nusa dan bangsa, dan buat bangga Bapak Ibumu. Semoga kesehatan dan lindungan-Nya kan selalu menyertaimu."

Tuesday, April 30, 2013

Cinta Bioskop 1

Aku memang seorang pecinta bioskop. Dulu sewaktu aku masih kecil sering aku diajak Ibuku bersama kakakku nonton bioskop di kota kecil tempat kami tinggal. Film yang diputernya pun kebanyakan film lokal yang saat itu sedang jaya-jayanya di akhir dekade 80-an. Saur Sepuh, Tutur Tinular, sampai dengan Misteri Gunung Merapi yang ada tokoh Mak Lampir di dalamnya sering aku tonton.

Bioskop Indra namanya, sebuah Bioskop kecil yang sekarang hanya tinggal kenangan menjadi toko bahan bangunan di tepi jalan Daendels yang membelah kota Pensiunan yang terkenal dengan Nasi Gandul-nya. Tak ada bangku empuk semacam di XXI ataupun Blitz Megaplex yang kursinya bisa melipat sendiri. Tak Ada AC yang sejuk, tak ada penjaga loket yang cantik-cantik, tak ada pula gerai pop corn. Yang ada hanya bangku-bangku kayu yang ditata berderet yang entah pernah dibersihkan atau tidak, dan karena selalu gelap, tertutup dan cenderung lembab, jadilah sarang kutu busuk (tinggi) yang 'nyempil'di sela-sela kursi. Setiap kali aku pulang dari nonton bioskop, pasti kedua pahaku penuh dengan bentol-bentol gatal (biduren)karena digigit kutu busuk yang tidak terasa karena aku asik menikmati jalan ceritanya.

Dulu hampir di setiap kota kecil di Pulau Jawa mempunyai bioskop, bahkan tidak hanya satu. Namun, akhir pertengahan dekade 90-an bioskop-bioskop itu mulai berguguran seiring runtuhnya industri perfilman tanah air. Aku masih ingat gimana setiap sore petugas bioskop berkeliling kota dengan mobil bak terbuka  berteriak-teriak menggunakan TOA sambil menyebar pamflet yang berisikan promosi film. Pamflet yang menurutku bagus kualitasnya itu, karena dicetak berwarna, membuat kami sering mengejar mobil petugas bioskop itu sambil mengumpulkan pamflet yang disebar sepanjang jalan. ada pamflet berisikan film Warkop Dono Kasino Indro (DKI) yang terbaru, Robo Cop, sampai Saur Sepuh dengan background tokoh utamanya Brahma Kumbara didampingi oleh Lasmini dan Mantili.

Tibalah tahun 2002 aku hijrah ke Jogjakarta untuk kuliah. Selama di Yogyakarta aku sering nonton di Bioskop Mataram. Menurutku Bioskop ini mempunyai ruang yang luas dan mungkin terbaik di Zamannya. Beberapa film seperti Andai Ia Tahu, 30 hari mencari cinta, Virgin, Ghost Ship, Biarkan Bintang Menari, Empat Sehat Lima Sempurna, Rumah Pondok Indah, sampai dengan film debutnya Si Cantik Sandra Dewi yaitu Quickie Express kutonton di bioskop ini. aku juga merasakan pertama kali antre panjang beli tiket film Eiffel I'm in Love juga di Bioskop Mataram ini. Seringkali kujumpai tikus numpang lewat di dinding bioskop menjadi 'hiburan' tersendiri. 

Bioskop Mataram juga menjadi tempat nge-date yang lumayan murah saat itu. gimana tidak, tiket cuma 6000 cocok lah buat mahasiswa yang kantongnya pas-pasan. Seminggu bisa tiga kali aku nonton di situ. Namun sayang Bioskop mataram yang menyimpan banyak kenanganku sekarang sudah tutup. Beberapa tahun lalu Bioskop Mataram terkena angin puting beliung yang mengakibatkan sebagian besar atapnya terbang dan rusak parah, ditambah lagi karena sudah muncul bioskop jaringan 21 di Ambarukmo Plaza Jogja, jadilah semakin kalah pamor dan tamatlah riwayatnya daripada rugi berkepanjangan.

(bersambung.......)



Saturday, April 27, 2013

Asiknya Lounge Gratis di Bandara dengan Kartu SKYZ

Beberapa tahun yang lalu aku apply kartu kredit mandiri tidak berhasil disetujui. Ketika itu aku masih bertugas di Jakarta. Aku juga heran kala itu, kok bisa-bisanya nggak disetujui ya.... Padahal payroll-ku lewat Bank Mandiri, aku pun tidak punya pinjaman ke bank. Aneh..... Kali aja analis kartu kreditnya sedang 'khilaf' saat itu, he he.....

Selang beberapa tahun aku sudah melupakan hal itu. Dan sekarang aku bertugas di Balikpapan. Aku pun sudah punya kartu kredit CIMB Niaga yang sudah cukup membantu keperluanku. Namun dua bulan yang lalu tiba-tiba ada tawaran membuat kartu kredit Mandiri ke kantor dengan promo free annual fee 3 tahun pertama. Aku pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Ku apply kartu kredit mandiri tipe SKYZ yang memberi berbagai benefit bagi orang yangh sering melakukan perjalanan udara. Satu fiturnya yang paling menarik perhatianku adalah Lounge Free di berbagai Bandara di Indonesia.

Aku pun cuma melampirkan fotocopy name tag kantor dan form pendaftaran. Aku pun tak terlalu berharap banyak diapprove oleh Bank Mandiri. Tapi ternyata pertengahan bulan Maret 2013, aku dikirimi Kartu Kredit SKYZ Mandiri yang ternyata free annual fee for life, plus satu kartu kredit Visa Mandiri Gold yang sampai saat ini belum kuaktifkan.

Awal april kebetulan aku melakukan perjalanan ke Jakarta. Saat mau membayar airport tax, pandangan mataku tertuju pada tulisan Blue Sky Lounge di pojok kanan ruang check in Bandara Sepinggan Balikpapan. Kuberanikan diriku untuk sekedar mampir kesitu untuk mencoba fasilitas Lounge Gratis dari SKYZ card. Kutanyakan pada resepsionis Lounge, ternyata benar-benar gratis. Di slip tagihan hanya tertulis Rp 1,- yang menurutku hanya sekedar formalitas untuk bisa tercetak bill-nya. Lumayan bisa makan, ngemil, dan minum gratis plus bisa nge-charge HP dengan nyaman sambil menunggu boarding.

Saat akan kembali ke Balikpapan beberapa hari kemudian, aku juga mampir ke Mandiri Lounge di Terminal 2F Soeta. Kebetulan aku belum makan siang saat itu, dan lagi-lagi gratis aku makan disitu yang menunya hari itu adalah Gudeg Jogja dan berbagai kue-kue dan makanan kecil lainnya. Akses Wifi pun gratis di lounge ini.

Sudah gratis Lounge, dapat diskon jika beli tiket beberapa maskapai penerbangan, juga bisa dapat cicilan 0% selama 12 bulan di berbagai merchant. Beruntung rasanya dulu saat masih di Jakarta apply-ku tidak diapprove oleh Bank Mandiri. Saat aku mudik melalui bandara Juanda Surabaya aku juga mampir di Blue Sky Lounge yang berada di samping Garuda Lounge dekat dengan Gate 8. Malahan Lounge yang di Surabaya ini jauh lebih luas dan lebih komplit makanannya.

Kartu kredit memang perlu penanganan yang bijak dalam penggunaannya. Bayarlah penuh sejumlah tagihan sebelum jatuh tempo agar tidak terkena beban bunga yang relatif besar. Jangan menarik uang tunai di ATM dengan kartu kredit karena bunganya sangat besar, serta jangan kalap dalam berbelanja. Hitunglah kemampuan kita dalam membayar cicilan setiap bulannya sebelum memutuskan membeli barang. Jika tidak cermat, cerdas, dan bijak menggunakan kartu kredit, bersiap-siaplah untuk dikejar-kejar debt collector jika terlilit oleh hutang yang sedikit-sedikit menjadi bukit.