Saturday, May 6, 2017

Angkutan Dari Bandara Juanda Surabaya ke Terminal Purabaya (Bungurasih) pp

Sudah hampir 6 tahun ini aku sering bolak-balik terbang dari dan ke Bandara Juanda Surabaya, maklum anak istriku masih tinggal di Tulungagung Jawa Timur. Sejak dulu pertama bertugas di Jakarta, kemudian di Balikpapan, selanjutnya di Pontianak, dan sekarang sudah di Jakarta lagi sudah nggak terhitung lagi berapa kali aku mondar-mandir melalui bandara Juanda Surabaya.

Nah, karena tujuan akhirku ke Tulungagung, kota kecil di Jawa Timur bagian selatan diantara KEdiri dan Blitar, maka aku harus menempuhnya dengan bus dari Terminal Bungurasih kurang lebih 4-5 jam lamanya. Ada beberapa angkutan untuk menuju Terminal Bungurasih, diantaranya taksi, ojek, maupun DAMRI. Angkutan yang terakhir inilah yang menawarkan tarif termurah.

Bus DAMRI yang ada di Bandara Juanda Surabaya berupa Bus mini dengan satu pintu. Bus ini biasanya standby di seberang pintu area kedatangan. Tidak seperti di Jakarta yang Bus DAMRI bandaranya banyak jurusannya dan harus menunggu agak lama, di Surabaya hanya ada dua jurusan Bus DAMRI bandara yaitu ke Gresik dan Bungurasih, jangan sampai keliru masuk ya..... kalau nggak yakin bisa tanya petugasnya, karena dua bus dengan jurusan yang berbeda itu biasanya berdampingan depan belakang.

Bus DAMRI jurusan Terminal Bungurasih tarifnya cukup terjangkau yaitu Rp25.000,- saja, masih jauh lebih murah daripada Taksi. Bus DAMRI ini ketersediaannya kalau nggak salah sampai pukul 22.00WIB. Nah, kalau lewat dari jam 10 malam maka tidak ada pilihan lain kita bisa naik Taksi ataupun ojek. Kalau taksi online semacam Uber sepertinya masih mendapatkan resistensi yang cukup besar di Bandara Juanda. Kalau saya sendiri karena sudah malam dan ingin buru-buru ke terminal lebih prefer ojek saja yang tarifnya sekitar Rp30ribu, bisa lebih murah kalau kita tega nawarnya, hehe.... Tapi kalau hujan ya naik taksi aja lah, tarifnya juga masih terjangkau sekitar Rp50ribu-an.

Jarak Bandara ke Terminal Bungurasih tidak terlalu jauh sekitar 10 km dengan lama tempuh jika naik DAMRI hanya sekitar 30 menit dengan lalu lintas normal. Kalau naik ojek bisa lebih cepet lagi, paling 15 menit sudah sampai terminal.

Rute sebaliknya jika kita dari dari Terminal Bungurasih mau ke Bandara Juanda bisa juga menggunakan DAMRI. Biasanya busnya ngetem di area kedatangan Bus Antar Kota. Nah, disini kita jangan sampai keliru masuk bus DAMRI, ada yang jurusannya ke Terminal 1 Juanda adapula yang ke Terminal 2 Juanda. Terminal 1 untuk yang berangkat menggunakan Lion Air, Batik Air, Wings Air, Sriwijaya Air, NAM Air, Citilink. Terminal 2 jika Anda menggunakan maskapai Garuda Indonesia, Air Asia, ataupun penerbangan internasional. Untuk DAMRI jurusan terminal 1 biasanya berada di posisi belakang, sedangkan yang jurusan terminal 2 berada di depannya dengan posisi melintang. Kalau nggak yakin, lebih baik tanya petugasnya ya, daripada keliru. Namun, kalau sudah terlanjur salah masuk bus, nggak usah khawatir, ada Shuttle Bus yang melayani pergerakan penumpang dari Terminal 1 ke Terminal 2 dan sebaliknya. Lain ceritanya kalau penerbangannya jadwalnya sudah mepet baru berabe jadinya, hehe.... Oiya, tarifnya juga sama Rp25.000,-

Sebaiknya kita menyiapkan uang pas untuk membayar sejumlah Rp25ribu biar si sopir sekaligus yang narik uang tiketnya bisa cepet selesai dan cus....berangkat. Coba kalau bisa pakai uang elektronik ya, kan nggak perlu sudah kembaliannya. Yang pasti keberadaan layanan Bus DAMRI bandara ini sangat membantuku selama ini.

Wednesday, May 3, 2017

Berlangganan Internet First Media

Sejak sekitar Bulan September Tahun lalu aku mulai berlangganan internet First Media. Ternyata kalau langganan internet dari provider First Media, tidak ditawarkan paket yang murni internet saja, tapi sudah sekaligus dapat layanan TV Kabel. Sebenarnya aku tidak begitu perlu langganan TV kabel biasanya juga nggak ditonton karena nggak sempat nonton. Jadilah aku langganan paket yang paling murah, sekaligus mau nyoba cukup stabil nggak koneksinya. Paket termurahnya seharga Rp240.900,- Nett

Di kompleks perumahanku sebenarnya sebelum First Media masuk, sudah ada terlebih dahulu jaringan Telkom dengan speedy-nya ataupun layanan indihome, tetapi karena kumerasa terlalu mahal biaya langganannya serta tidak terlalu butuh fasilitas telepon rumahnya, jadinya kuurungkan niatku untuk berlangganan indihome dari Telkom.

Pemasangannya cukup cepat, kabel sudah disediakan, tidak ada biaya pemasangan, dan sudah dilengkapi dengan berbagai piranti koneksinya seperti router wifi, modem, dll. Meskipun kecepatan paket yang kupilih paling rendah berkisar 4 Mbps dan saat tiga bulan pertama dapat bonus kecepatan 6 Mbps, saat kucoba untuk streaming di Netflix cukup lancar, begitupula dengan Youtube.

Test kecepatan internet First Media melalui speedtest.net
Beberapa bulan berjalan, aku merasakan kecepatan internetnya semakin lambat dan kadangkala eror seharian. Penggunaan internetku di rumah juga nggak masif karena aku juga masih punya dua koneksi internet mobile yang kuotanya berlebihan (nggak habis sampai masa berlaku paket hampir berakhir). Karena kondisi tersebut aku bermaksud untuk memutuskan langganan First Media.

Kuhubungi customer care First Media, kuutarakan maksudku untuk pemutusan layanan. Teleponku kemudian diarahkan ke bagian pemutusan layanan. Di bagian pemutusan layanan, aku ditanya motivasiku ingin berhenti berlangganan. si Mbak-nya menawarkan untuk diskon harga langganan selama satu tahun hanya menjadi Rp179.000 (belum termasuk pajak 10%). Aku pun tetap pada pendirianku untuk berhenti berlangganan. Belum patah semangat si Mbaknya menawarkan untuk memutuskan sementara saja, agar kalau nanti saya berubah pikiran bisa mengaktifkannya lagi, karena paketku yang sekarang ini termasuk yang paling murah dan tidak ditawarkan lagi sekarang ini. Aku pun tetap keukeuh untuk berhenti berlangganan. Akhirnya si Mbaknya pun menyerah dan berjanji nanti akan menghubungiku lagi jika teknisinya ada jadwal longgar untuk memutus layanan.

Setelah kututup telepon, aku pun jadi berpikir, "tadi si Mbaknya nawarin untuk diskon langganan ya selama setahun, kayaknya worth it juga tuh, mana ada provider lain semurah itu sudah plus layanan TV kabelnya, kuotanya unlimited, dan aku pun nggak usah repot-repot nyalain personal hotspot di HP kalau butuh layanan internet. Setelah kupikir-pikir selama beberapa jam, akhirnya aku pun memutuskan untuk tetap berlangganan dengan menerima tawaran si Mbaknya diskon langganan selama setahun. Jadinya sekarang aku hanya membayar biaya langganan Rp196.500 nett per bulan (sudah termasuk pajak).

Oiya untuk Pelanggan First Media yang akan memutuskan langganan lebih baik dilakukan sebelum tanggal 15 pada setiap bulannya, karena misal jika kita ingin memutus pada tanggal 16 maka sudah akan ada tagihan baru, dan kita diwajibkan untuk membayar tagihan tersebut sebelum memutus. Nggak nyangka mau berhenti langganan, eh malah dikasih diskon, hehe.....

Membayar PBB Tangsel 2017

Kemarin usai kubayar kewajibanku atas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) melalui internet banking BCA alias Klik BCA. Untuk tahun 2017 ini ternyata Pemerintah Kota Tangerang Selatan memberikan tambahan kemudahan dalam membayar PBB, yang semula hanya bisa melalui Bank Jabar Banten, sekarang sudah bisa lagi membayar melalui Bank Mandiri ataupun Bank BCA seperti beberapa tahun silam.

Hal ini sangat membantuku karena aku tidak punya rekening Bank Jabar Banten (BJB) yang mana dulu aku harus datang langsung meluangkan waktu ke teller BJB hanya untuk membayar PBB, sungguh aktivitas yang menyita waktu. Kalau sekarang praktis sekali, tidak harus ke ATM, aku bisa langsung membayarnya melalui layanan internet banking BCA. Tinggal klik-klik-klik, beres semua.

Di Klik BCA kita hanya perlu mengakses Menu PEMBAYARAN, kemudian pilih PAJAK. Setelah itu, pilih PBB, masukkan 18 digit nomor objek pajak (NOP) yang tertera di Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PBB dan tahun pajak (saat ini). Halaman website akan menunjukkan data seperti yang tercantum pada SPPT PBB kita, pastikan nominalnya, NOP, nama pemilik rumah sesuai dengan yang tertera di SPPT PBB.

Untuk Wilayah Kota tangerang Selatan, PBB tahun ini paling lambat harus dibayar pada tanggal 31 Agustus 2017. Jadi masih ada waktu sekitar 4 bulan dari sekarang. Jika Anda warga Tangerang Selatan belum mendapatkan SPPT PBB bisa segera ditanyakan ke Kelurahan setempat. Atau kalau sudah tahu NOP-nya (nggak pernah berubah), bisa langsung mencoba pembayaran secara online. Semoga dengan kita membayar PBB tepat waktu bisa semakin melancarkan pembangunan di daerah kita. Kita pun berharap pemerintah daerah amanah dan bijak dalam mengelola pajak daerah seperti PBB ini.

Warga Bijak, Taat Pajak

Saturday, March 4, 2017

Menikmati Concordia Lounge Terminal 2 Juanda Surabaya

Ruang Utama Concordia Lounge Terminal 2 Juanda Surabaya (dok. pribadi)


Kartu SKYZ-ku sekarang sudah tidak gratis lagi masuk Lounge Bandara. Untung aku punya pengganti lainnya, haha...... Kartu sakti itu bernama Kartu Kredit BNI Platinum JCB. Nah, salah satu benefit kartu ini ya free lounge di beberapa bandara di Indonesia. Nah, kartu ini di Bandara Juanda bisa digunakan gratis di Concordia Lounge Terminal 2. Kebetulan saat mau balik ke Jakarta, maskapai yang kunaiki Air Asia yang ber-homebase di Terminal 2 Juanda bersama Garuda Indonesia.

Sesampainya di Area Check In Terminal 2 Juanda, aku langsung menuju Air Asia Check In Counter. Sama seperti di Jakarta, karena aku sudah web check in dan nge-print boarding pass sendiri, aku pun diminta langsung menuju ke ruang tunggu di Gate I.

Aku tidak langsung menuju Gate I, karena tujuanku ke Concordia Lounge. Kebetulan ada konter informasi, langsung lah kutanya ke mbak-mbak penjaga konter informasi itu,

"Mbak kalau Concordia Lounge ada dimana ya?"

"Ada di lantai 2 Pak, Bapak terbangnya pakai apa ya?" tanyanya balik

"Pakai Air Asia", jawabku singkat.

"O nggak papa Pak, nanti izin saja mau ke Lounge." jawab si Mbak

Aku jadi bertanya-tanya lho kok pakai izin segala ya, jangan-jangan Lounge-nya berada di area ruang tunggu Garuda Indonesia di Lantai 2. Tadi sebelum aku bertanya ke bagian informasi, aku sempat bertanya ke petugas air asia kalau Lounge cuma ada satu di raung tunggu internasional yang ternyata juga berada di lantai 2.

Aku pun langsung menuju lantai 2. Sbelumnya kusempatkan untuk ke mushola di Lantai 2. Usai sholat, langsung aku menuju ke ruang tunggu Garuda Indonesia. Sesampainya di area pemeriksaan bagasi kabin sebelum masuk ruang tunggu, aku bertanya ke petugas pemeriksaan,

"Mas, Concordia Lounge dimana ya?"

"O, di belakang ruang ini!" jawabnya

"Saya kebetulan terbang pakai air asia, apa boleh masuk?"

"Boleh Pak, tapi nanti tidak ada pemberitahuan boarding ya, mohon diingat-ingat waktu boardingnya", jawab si petugas dengan sopan.

Setelah sukses melalui area pemeriksaan bagasi kabin, bergegaslah aku masuk ke ruang tunggu Garuda Indonesia sambil pandangan mataku menyapu area sekelilingnya mencari-cari dimana gerangan si Lounge yang bikin aku penasaran ini. Berjalan sebentar kutemui Lounge Garuda, aku terus berjalan sampai di ujung ruang tunggu, dan voila.... ketemukanlah si Concordia Lounge. Langsung kubertanya ke Mbak Resepsionis, apakah bisa masuk gratis pakai BNI JCB, dan ternyata bisa, haha.....

Usai gesek kartu, aku diarahkan untuk naik ke lantai atas alias lantai 3. ada tangga berkarpet merah dan disampingnya ada eskalator yang saatitu sedang tidak berfungsi, jadilah aku naik tangga yang lumayan tinggi itu. Sesampainya di ruang Lounge, kesan pertama yang muncul adalah luas, eksklusif, elegas, berkelas, dan nyaman tentunya.

Toilet Concordia Lounge
Suasana malam hari sekitar pukul 8 malam itu lumayan sepi, membuat lounge seluas itu terkesan dingin meskipun cahaya temaram dari lampu Lounge berusaha menghangatkannya. banyak sofa kosang saat itu, aku pun memilih untuk duduk di sofa tengah lounge. Tanpa basa-basi aku pun langsung mengambil minuman dan makanan berat yang cukup variatif dan enak pula tentunya. Kue-keu tradisionalnya juga enak. Ada pula spot yang menyajikan nasi goreng fresh from the oven langsung dimasak dihadapan pengunjung.

Mushola Concordia Lounge
Puas bersantap dan bersantai di Concordia Lounge, aku pun memutuskan untuk bergegas ke ruang tunggu. Sebelum benar-benar meninggalkan Lounge, aku sempat ke toilet. Ternyata toiletnya sangat bersih dan berkelas, begitupula dengan musholanya yang tertata apik, elegan dengan pencahayaan yang hangat. Dekat dengan toilet kulihat ada lift, dan aku pun bertanya ke salah satu pegawai lounge yang kebetulan ada di dekat situ,

"Mas, turun lewat lift ini bisa ya?"

"Bisa Pak!", jawabnya dengan sopan sambil mengantarku sampai depan lift. Sebenarnya dia menawarkan untuk menunggu saja di Lounge nanti akan diberitahu saat boarding. Tapi aku menolaknya karena takut kalau kelupaan diberitahu dan lebih baik menunggu di ruang tunggu. AKu pun sempat bertanya jam operasional Lounge ini mulai jam berapa sampai jam berapa. Si Masnya menjawab dari pukul 4 pagi sampai tutup saat penerbangan terakhir. Wow keren juga ya, hampir 24 jam, haha.....

Ternyata Air Asianya delay hampir 2 jam sampai pukul 11 malam, arghh...... tahu gitu nunggu di Lounge saja, bener juga kata masnya ya.... kualat menolaknya, hehe......

JCB Lounge di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta


Jumat akhir pekan lalu kebetulan aku melakukan perjalanan ke Surabaya dengan pesawat Air Asia paling malam. Seperti biasa selepas tet tot kantor jam 17.00 WIB dari kawasan Bintaro, Tangsel aku langsung meluncur naik UBER ke Bandara Soetta Terminal 2F.

Dulu ketika terminal 2F masih jadi homebase-nya Garuda, aku seringkali mampir ke Mandiri Lounge untuk sekedar makan gratisan, hehe...... Tapi sekarang Lounge-lounge di terminal 2F sebagian besar tutup ataupun pindah ke Terminal 3 Markas garuda saat ini.

Karena aku sudah nge-print sendiri boarding pass dan nggak ada bagasi (sehingga nggak perlu cetak boarding pass lagi di check in counter, langsung saja aku menuju ke ruang tunggu. Sebelum ke ruang tunggu aku berniat mengambil uang di ATM Bank Mandiri di dekat bekas Mandiri Lounge dulu yang nampaknya masih aktif dari kejauhan. Nah, saat mendekati ATM Mandiri, entah mengapa mataku tertuju ke Lounge yang berjarang beberapa meter dari bekas Mandiri Lounge dan ternyata setelah kudekati tulisannya JCB Lounge.

"Wah aad JCB Lounge ternyata, kali aja bisa gratisan di sini, kan aku punya Kartu BNI Platinum JCB!" seruku dalam hati. Langsung saja aku menuju ke Lounge kecil itu dan menanyakan ke Mbak-mbak resepsionisnya apakah bisa menggunakan CC BNI JCB dengan gratis. Ternyata benar gratis, hehe..... syukur-syukur nggak perlu beli makan malam, dasar gratisan maniak.

Masuklah aku ke JCB Lounge dan kesan sempit, sepi segera menyergapku. Kalau nggak salah hanya ada sepasang suami istri (mungkin), satu orang perempuan, dan satu orang Bapak-bapak yang lagi asik menelpon, dan beberapa pegawai Lounge yang mondar-mandir. Segera kuletakkan tasku di sofa di pojok ruangan. Ada minuman jus, dan hanya ada dua jenis makanan berat saat itu, semacam bubur ayam dan ayam yang dimasak semacam opor serta sayur kacang panjang, ada pula beberapa bungkusan roti. Segera saja kuambil jus, nasi putih dan sayur kacang plus ayam opor, dan beberapa bungkus roti kecil. Langsung kududuk di pojok sambil mengamati ruangan lounge yang terasa aneh bagiku.

Aku tidak berniat berlama-lama di Lounge itu meskipun waktu boarding masih relatif lama. Aku buru-buru menghabiskan makananku yang terasa agak hambar karena sayur kacangnya yang seolah tanpa rasa, apa lidahku yang lagi nggak beres ya, hehe..... Dalam benakku, "Mungkin sebentar lagi lounge ini tutup ya, lha sepi kayak gini, sempit pula, plus makanan yang 'ala kadarnya', hiks!" Tapi aku masih bersyukur, dapat makanan dan minuman gratis, Terima Kasih JCB...... (pengalaman berbeda 180 derajat kurasakan di Concordia Lounge Juanda Surabaya yang jauh lebih bagus meski sama-sama dapat gratisan dari kartu BNI JCB.)

Begitu makanan di piring sudah habis (gitu kok katanya nggak enak, haha.... karena lapar apapun jadi enak, hiks) aku langsung bergegas ke ruang tunggu. Nggak sampai 15 menit kuhabiskan waktuku di Lounge bandara terkecil dan terminimalis (dalam arti sebenarnya) yang pernah kukunjungi selama ini. Positifnya perutku lumayan kenyang, haha...... Oiya dulunya JCB Lounge ini namanya Sunda Kelapa Lounge.