Sunday, March 29, 2015

Kuliner Balikpapan: Sop Kikil 'Mbah Dul"

Semangkuk Sop Kikil dan pelengkapnya (dok. pribadi)
Saat awal-awal aku di Balikpapan sekitar Bulan Oktober 2012, aku diajak senior di kantorku makan di warung Mbah Dul alias Warung Surabaya. Tepatnya di Jalan Gadjah Mada Balikpapan. Kalau dari arah Pasar Damai menuju ke arah kota. Sesampainya di depan Pasific Buliding (Panin Bank / Aston) kita belok menuju seberang jalan ada gang masuk. Nah kira-kira 20 meter masuk gang kita belok ke kiri. Kita lurus saja, kira-kira 100 meter ketemu warung sederhana bernama warung Surabaya, ditandai dengan pagar kayu dan cat dinding rumah berwarna hijau. Kalau dari arah Gang samping Gedung Keuangan Negara (GKN) terus saja lurus ke timur, nanti kira-kira 500 meter di kiri jalan ada warung surabaya. Warungnya sederhana banget, dan merupakan bagian lantai 1 dari rumah Mbah Dul.

Warung Pojok Surabaya "Mbah Dul" (dok. pribadi)
Pemiliknya aku nggak tahu nama persisnya, yang kukenal ya beliau dipanggil Mbah Dul, konon katanya karena beliau sering memanggil para pelanggannya Dul - Dul, maka akhirnya Beliau pun disebut pelanggannya Mbah Dul. Beliau sudah sepuh sekali, umurnya lebih dari 80 tahun. Berjalannya pun sudah ketimik-ketimik, membuatku khawatir kalau-kalau Beliau terjatuh.

Nah, kembali lagi ke soal menu. Saat pertama kali aku kesana, dipesankanlah aku semangkok sop Kikil. "Wow, rasanya mantap sekali! Makyuss tenan pokokke!", teriakku dalam hati.

Seringkali weekend pas aku main ke Plaza Balikpapan untuk nonton atau ke Gramedia, kusempatkan mampir ke warung Mbah Dul. Rasa kikilnya itu lho.....ngangeni banget.....! Tapi seringkali saat aku kesana sedang tidak ada sop kikil ataupun sudah habis. Jadilah menu alternatif lainnya yaitu rawon yang tak kalah enaknya. Adapulan menu lain, ada kepiting yang tentunya murah meriah, pepes patin, soto babat, dan masih banyak lagi. Tapi sekedar catatan, tidak semua menu itu tersedia setiap hari.
Aku bersama Mbah Dul dan putrinya (dok. pribaadi)

Semangkuk Sop Kikil plus nasi putih dan tumis-tumisan/pelengkap lainnya dihargai Rp13.000, dan Es The Manis Rp3.000,- Jadi biasanya aku makan di situ cuma habis Rp16.000,- Worth it banget lah pokokknya, apalagi ramah di kantong! Soal rasa nggak usah ditanya lagi, apalagi kalau disajikan panas-panas. Oiya, tipsnya sebaiknya jika mau makan menu sop kikil, datang ke warung Mbah Dul sebelum istirahat siang, soalnya sering kehabisan. Atau telpon dulu Mbah Dul, masak kikil nggak hari ini, karena aku beberapa kali kecele kesana Beliau nggak masak kikil karena nggak ada stok kikil di pasar.

Hari Kamis 26 Maret 2015 kemarin kusempatkan terakhir kalinya aku ke Mbah Dul sebelum pindah tugas ke Pontianak dan sekaligus pamitan dan mohon pangestu dari Beliau.

Sop Kikil Mbah Dul! Nggak ada duanya, uennakkkk tenannnn!

Baca juga:
Kuliner Balikpapan: Tahu Telor Blora Terenak se-Balikpapan

No comments:

Post a Comment