Saturday, May 2, 2015

Berkunjung ke Kota Buntok, Kabupaten Barito Selatan (Bagian II)

Pukul 23.00 WIB saat itu Buntok sudah sepi banget, bahkan aku bisa jalan-jalan di tengah jalan dengan leluasa tanpa ada satu pun kendaraan yang lalu lalang. Kami pun diantar ke Hotel Mulya Kencana di Jalan Pelita Raya.

Sesampainya di hotel, aku memilih kamar super suite bertarif Rp500 ribuan semalam. Sudah bisa kebayang kan, kamar suite aja luas banget apalagi kamar super suite.... wah pasti luas banget dan lengkap fasilitasnya. Tapi kok harganya murah banget ya untuk level kamar super suite? wah jangan-jangan......

Kamar super suite yang kupesan berada di lantai 2 di bagian pojok lorong hotel. Begitu kubuka pintu kamarnya, Voila...... eng-ing-eng...... Benar dugaanku kamarnya luas banget. "Wah bisa bebas jengkulitan alias salto nih di kamar, kayak lapangan bola!", pikirku spontan saat itu. Kamarnya memang luas namun cukup sederhana untuk ukuran kamar super suite. Iseng kocoba mengukur lebar dan panjang kamarnya, dengan menghitung jumlah keramiknya yang berukuran (40x40)cm ternyata untuk lebarnya sebanyak 11 keramik, dan panjangnya 19 keramik yang berarti ukuran kamarnya sekitar (4,4 x 7,6) m, weladalah jembar banget......!

Kamar yang begitu luas dengan ranjang kayu ukuran (160 x 200)cm atau kalau salah berarti ukurannya (180x200)cm, dengan sprei motif bunga-bunga merah yang menutupi springbed-nya yang sepertinya kelas menengah-bawah (nggak sempat kutengok merek springbednya, tapi dari sensasinya di badan kutahu itu bukan springbed mahal). Kesan luas dan sunyi menimbulkan kesan singup alias angker, hiiii..... sempat merinding sih, tapi masa bodoh ah... yang penting aku bisa tidur nyenyak malam itu.

Nggak cukup sampai di situ, aku pun langsung mandi malam itu. Dan ternyata air panasnya nggak keluar-keluar. akhirnya kuputar-putar alat pemanas air yang tertempel di dinding kamar mandi, akhirnya keluar juga air panasnya meskipun kurang panas, tapi lumayan lah.... awalnya takut juga sih kesetrum, soalnya pemanasnya memakai listrik, bukan gas ataupun solar cell.

Di kamar super suite tersedia air minum galon, tapi mereknya bukan AQUA melainkan merek lokal. Kucoba mau meminumnya, ternyata saat kutuangkan ke botol bekas air mineralku, ada banyak kotoran endapan, oh no....... langsung saja kubuang ke kamar mandi, untungnya aku masih ada air mineral botol, cukuplah untuk semalaman. Eh ternyata di kamar temanku yang mengambil kamar tipe di bawah super  suite mendapatkan AQUA botol! Arghhh sial.....! Tapi nggak apa ding, toh cuma aqua botol, hehe.....

Nah, tibalah saat sarapan pagi hari. Ternyata makanannya sederhana bingitss....... Menunya cuma nasi putih, dan ayam yang dimasak semacam semur, itu pun dipotong kecil-kecil, weladalah kebangeten tenan! ditambah kerupuk kecil. Nggak ada buah, apalagi dessert. Yo wis lah, yang penting bisa ngganjel perut.....!

Ha ha.... dia monopoli sih, nggak ada hotel lain, jadinya ya gitu seadanya pelayanannya. Kalau ada sekelas Fave hotel aja, atau hotel baru saja yang sedikit lebih bagus pelayanannya, dipastikan kolaps nih hotel kalau nggak upgrade pelayanannya. Semoga manajemen Hotel Mulya Kencana cepat sadar, bahwa bisnis hotel itu bisnis jasa yang mengutamakan pelayanan kepada customernya, bagaimana mau jadi pelanggan setia kalau pengalaman pertama saja sudah mengecewakan.

Tips:
Jika terpaksa menginap di hotel Mulya Kencana Buntok, mending pilih kamar yang biasa-biasa aja atau sedang, yang penting bisa untuk merebahkan badan, lha bayar mahal atau murah juga hampir sama fasilitasnya cuma beda luas kamar aja yang signifikan.

Baca juga:
Berkunjung Ke Kota Buntok (Bagian I)
Berkunjung Ke Kota Buntok (Bagian III)
Berkunjung Ke Kota Buntok (Bagian IV)

No comments:

Post a Comment