Showing posts with label Hotel. Show all posts
Showing posts with label Hotel. Show all posts

Monday, October 14, 2019

TIPS Booking Jaringan Hotel Aston Jauh Lebih Murah Daripada di Traveloka

Sudah lumrah sekali sekarang jika kita booking hotel maka aplikasi mobile yangpertama kita akses seringkali adalah Traveloka, Tiket.com, Pegipegi, atau travel agent online lainnya. Sudah jarang yang menelpon langsung ke hotelnya, karena dirasakan kurang praktis.

Booking hotel di travel agent online besar seringkali mendapat diskon yang lumayan sehingga harganya bisa lebih murah dari tarif resmi hotelnya. Nah, untuk hotel jaringan Hotel Aston Internasional (Archipelago Group)  yang membawahi berbagai brand hotel mulai dari Fave hotel, Neo, Quest, Harper, Aston, The Alana, Grand Aston, Kamuela mempunyai aplikasi mobile sendiri untuk booking jaringan hotelnya, yaitu Archipelago Member.

Aplikasi Archipelago member bisa diunduh melalui Appstore ataupun Playstore. Ada banyak keuntungan menjadi member Archipelago Group melalui aplikasi ini, salah satunya yaitu mendapatkankan diskon 15% dari tarif online (sudah saya cek dibandingkan dengan Traveloka ternyata benar). Kemudian dapat diskon untuk makanan dan minuman hotel, serta kita bisa upgrade kamar jika masih ada kamar dengan kelas di atas kamar kita yang masih kosong pada hari itu. Yang paling penting lagi adalah kita tidak perlu membayarnya dulu, melainkan bisa membayarnya ketika datang dan free cancelation sampai pukul 3 sore jadwal hari kedatangan kita. Wow, asik banget.....

Oiya, untuk jadi membernya tidak perlu biaya, alias gratis selamanya......!

Untuk lebih jelasnya bisa lihat video di bawah ini:






Tuesday, April 24, 2018

Pengalaman Menginap di Ibis Styles Bandung

Sekitar pertengahan bulan Februari lalu, saya teman-teman kantor tugas di Bandung. Kebetulan kami sudah dibookingkan kamar oleh kantor di Hotel Ibis Styles yang berlokasi di jalan legendaris di jantung Kota bandung yaitu jalan Braga, berseberangan dengan Museum Asia Afrika.

Tidak ada yang terlalu istimewa dengan hotel ini kecuali lokasinya yang premium di jalan utama kota Bandung berdekatan dengan Jalan Asia Afrika dan hanya beberapa menit berjalan kaki menuju alun-alun kota Bandung.

Kesan pertama ketika masuk hotel ini adalah simpel. Hotel ini mungkin segmen utamanya adalah para pebisnis. Lobinya cukup simpel dengan ornamen modern yang tidak begitu mencolok. Bangunannya lebih dari sepuluh lantai, aku agak lupa berapa lantai tepatnya. Kebetulan aku mendapat kamar di lantai yang cukup tinggi yang mendapat pemandangan cukup bagus sisi Bandung bagian utara.

Memasuki kamar, kujumpai ruang yang tidak begitu luas, berisikan dua single bed, karena aku sekamar dengan teman kantor. Namun, yang cukup membuatku kaget dan tidak nyaman adalah kamar mandinya yang hanya dipisahkan dengan partisi kaca buram. Kondisi yang membuatku tidak nyaman, karena meskipun dipartisi kaca buram, namun siluet tubuh akan tetap terlihat dan tentunya malu lah dilihat teman, meskipun sama-sama cowok. Jadi solusinya ketika itu, saat mandi kumatikan lampu kamar mandi sehingga tidak nampak siluet tubuhku, haha....... Cocoknya buat pasangan yang lagi honeymoon! Mungkin kalau di luar negeri nggak masalah seperti itu, tapi ini kan Indonesia Bung, budaya timurnya masih kental, semoga pihak manajemen hotel bisa mengevaluasinya.

Untuk menu sarapan pagi, sudah cukup variatif meskipun tidak bisa dikatakan yang terbaik di kelasnya. Untuk fasilitas kamarnya sendiri standar seperti hotel di kelasnya. Catatanku cuma di partisi kamar mandinya.....


Tuesday, July 11, 2017

Pengalaman Menginap di Hotel Aston Bojonegoro

Taman Plus Kolam Ikan Depan Lobby Hotel (dok. pribadi)
Rencana menginap di Bojonegoro memang sudah kami rencanakan beberapa hari sebelumnya. Libur lebaran sekaligus mudik tahun-tahun sebelumnya kami tidak pernah mampir menginap di perjalanan ketika melakukan perjalanan mudik dari Tulungagung Jawa Timur ke Pati Jawa Tengah. Entah, tiba-tiba terbesit saja untuk mencoba menginap di Bojonegoro yang seringkali kulalui ketika mudik ke Pati.

Kebetulan aku menginap saat perjalanan balik dari Pati ke Tulungagung. Biasanya kalau balik ke tulungagung dari Pati, aku berangkat subuh-subuh atau pagi banget, agar sampai Tulungagung tidak terlalu sore atau malam. Nah, karena kemarin itu aku sudah booking hotel di Bojonegoro, maka aku agak santai berangkatnya, toh nanti sesampainya Bojonegoro aku bisa menginap semalaman sebelum melanjutkan perjalanan ke Tulungagung.

Sebenarnya bukan alasan capek untuk menginap di Hotel, lebih ke alasan menyenangkan hati manggala yang senang berenang kalau ke hotel dan kami sekeluarga yang jarang bertemu ini bisa tidur dengan nyaman saat liburan ini meskipun semalam saja, hehe....

Seperti biasa kubooking hotel melalui travel agent online. Kali ini pilihanku jatuh di pegipegi.com karena memberikan diskon paling besar, lumayan 20%. tarif yang kubayarkan net jadinya sekitar Rp547 ribu, lebih murah 20% dari tarif normalnya. Saat transaksi online booking hotel itu kusertakan catatan kalau aku pengen kamar yang single bed dan kalau bisa yang pemandangannya menghadap kolam renang. Setelah kubaca-baca, ternyata aku salah memberikan catatan, maksudku single bed itu, satu kasur besar, padahal yang benar kalau pengen kasur besar itu pesannya harus yang satu Double bed, kalau single bed itu standar kasur yang lebih kecil mungkin ukuran 100x200 yang jumlahnya ada dua per kamar. Tipe single bed lebih cocok untuk menginap bersama teman. Langsunglah kutelpon pihak hotelnya agar merubah catatan pesananku menjadi double bed, masak nanti aku tidur 'pisah ranjang' sama istriku, hehe......

Sesampainya di hotel aku tinggal check in, nggak sampai 5 menit langsung diberi kunci hotel di lantai 3. Kuncinya masih yang tipe magnetic, belum yang RFiD sehingga jangan dijadiin satu sama HP di kantong, karena seringkali bisa error magnetic-nya. Mobil segera kuparkir ke parkir basement.
Double Bed Kamar di Hotel Aston Bojonegoro (dok. pribadi)

Masuk ke kamar, sesuai ekspektasiku, kamarnya cukup lega, bersih, rapi, dan pemandangannya ke arah lobby. Tidak bisa mendapatkan kamar yang menghadap kolam renang karena aku pesan tipe kamar yang paling murah alias tipe superior, hehe..... Tapi nggak masalah, menghadap lobi pun pemandangannya cukup ok, karena di depan lobby ada kolam beserta taman yang cukup hijau.


Abis naruh-naruh barang di kamar, Manggala nggak sabar untuk segera berenang. Salah satu mengapa aku milih Aston, karena ada kolam renangnya dan pastinya ada kolam renang untuk anak. Kolam renangnya kebetulan berada di lantai dasar. Kami harus turun terlebih dahulu  ke lantai dasar kemudian melalui bagian depan ruang-ruang pertemuan, baru terlihat kolam renang yang cukup cantik, dikelilingi taman yang asri dan teduh. Kolamnya ternyata tidak begitu luas, padahal dalam bayanganku kolam renangnya luas seperti gambarnya di foto. Tapi meskipun relatif kecil, yang aku suka dari kolamnya adalah kebersihannya dan bagus secara estetikanya dipadu dengan taman yang terkesan menyatu dengan tamannya.

Kolam Renang Aston Bojonegoro (dok. pribadi)
Melihat kolam renang di depan matanya, manggala terlihat sangat senang dan matanya berbinar-binar. Kebetulan di kolam renang sore itu sangat sepi, hanya ada satu orang petugas dan pengunjung yang sedang berenang, seorang bapak dan anaknya yang seumuran Manggala.

Ketika aku datang, si petugas dengan ramah menanyaiku, "Pak butuh handuk berapa?"

"Cukup, dua saja Mas!", jawabku. Segera aku diberikan dua handuk besar.

Aku dan istriku juga menyempatkan diri berenang, lumayan lah dapat beberapa kali bolak-balik renang dari ujung ke ujung kolam. Menjelang Maghrib kami pun menyudahi renang sore itu. Tempat bilasnya cukup bersih dan tersedia juga sabun serta ada air panasnya.

Kami pun kembali ke kamar dan bersiap untuk keluar hotel mencari menu makan malam di Bojonegoro. Keesokan paginya, Manggala minta berenang lagi, jam 6 pagi dia sudah siap. Kali ini aku tidak ikut berenang dan hanya menontonnya dari tepian kolam.

Sesampainya di kolam renang, ternyata kolam renang masih ditutup dan masih dibersihkan oleh petugasnya. Seharusnya jam 6 pagi sesuai jadwalnya sudah dibuka. Kami pun menunggu kira-kira 20 menit. Aku minta ke petugasnya agar dibuka dulu yang kolam renang anak, karena manggala sudah tidak sabar untuk nyebur ke kolam. Sambil menunggu, kuajak Manggala keliling kolam sambil pemanasan ringan. Begitu diizinkan oleh si petugasnya, Manggala langsung saja nyebur.

Dia sangat senang sekali, dan mencoba gaya-gaya renang yang menurutku dia sudah ada kemajuan yang cukup lumayan, sudah berani nyelam-nyelam sambil mempraktekan gaya dada, ataupun terlentang. Progress yang cukup baik lah.... Selang beberapa saat kemudian, datanglah beberapa anak kecil untuk berenang, jadilah dia punya teman bermain dan menambahnya semakin bersemangat. Sekitar pukul 8 lebih aku minta manggala untuk segera membilas dan mandi karena kami harus segera melanjutkan perjalanan ke Tulungagung, tapi sebelumnya kami sarapan terlebih dahulu karena perutku saat itu sudah keroncongan.

Kami pun bergegas ke ruang makan di samping kolam renang. Salah satu lagi alasanku mengapa memilih Aston, karena menu sarapan paginya yang cukup variatif dan enak. Sesuai ekspektasiku, menunya cukup variatif dan enak. Pantes saja kalau hotel ini merupakan hotel terbaik di Bojonegoro. Sebelum pulang aku juga sempat ketemuan dengan mantan siswaku dulu yang kebetulan anak Bojonegoro di Lobby Hotel.

Setelah semua barang kami kemasi dan masukkan ke mobil, aku pun langsung menuju resepsionis untuk check out. Nggak sampai 5 menit, semua beres, dan kami pun meninggalkan Aston Bojonegoro dengan kesan yang memuaskan, sampai-sampai si Manggala berujar pengen nginep 5 hari lagi di situ, haha.... duite le... Bapak nabung dulu ya...... Mungkin next time, Aston Bojonegoro menjadi rujukan menginap kami lagi ketika melewati Bojonegoro.





Saturday, June 17, 2017

Pengalaman Menginap di Hotel Bukit Daun Kediri (part 2)

Liburan kemarin putraku Manggala pengen berlibur di hotel yang ada kolam renangnya seperti tahun kemarin. Nggak mau repot jauh-jauh ke Malang, aku memilih berlibur saja ke Kediri, menginap di Hotel Bukit Daun persis seperti tahun lalu.

Selain faktor keterjangkauan, kupilih Hotel Bukit Daun karena kompleks hotelnya yang cukup luas seperti resort gitu, ada kolam renang anak yang cukup representatif dan halaman yang cukup luas bisa untuk bersepeda si Manggala sepuasnya.

Kupesan jauh-jauh hari sebuah kamar standar room seharga sekitar Rp350 ribu yang ternyata sama persis tipenya dengan kamar yang kupesan tahun lalu dan bisa parkir mobil langsung di depan kamar.

Kebetulan hari saat kami sekeluarga menginap di sana adalah hari libur nasional bertepatan dengan hari kenaikan Isa Almasih jadi Hotelnya pun cukup ramai dengan peziarah umat nasrani yang berziarah di kompleks Gereja Puhsarang yang kebetulan berdekatan dengan Hotel Bukit Daun, hanya berjarak sekitar 5 km dari Hotel.

Sesampainya di hotel sekitar pukul 2 siang, kami pun langsung menuju resepsionis untuk check in. Kami diberi satu kunci kamar jenis kartu RFID, voucher makan pagi dan voucher berenang. Sesampainya di kamar, Manggala nggak sabar untuk berenang dan langsung minta ganti baju dengan pakaian renang. Aku juga sudah mempersiapkan celana renang yang minggu kemarin baru kubeli di Zalora dan kacamata renang yang sudah lama tidak kupakai khusus spesial kusiapkan untuk menemani Manggala berenang liburan kali ini.

Kebetulan kamar kami dekat dengan kolam renang jadi cuma berjalan kira2 30 meter sudah sampai kolam. Siang itu kolam sudah lumayan ramai dengan para remaja dan anak-anak yang sedang asik berenang. Sepertinya mereka kebanyakan bukan tamu hotel yang menginap melainkan pengunjung umum kolam renang yang membayar tiket masuk tersendiri.

Byurrr... langsung saja Manggala nyebut tanpa babibu. Matanya berbinar-binar melihat kolam yang nampak lumayan jernih itu dengan air mancur yang keluar dari mulut patung lumba-lumba di tepi kolam. Aku pun menemaninya sampai puas. Sesekali kuajari cara berenang tapi dia masih ngeyel dengan gayanya ngawurnya. Karena kebanyakan minum air, dia pun muntah, huek sorrr...... 

Usai berenang langsung saja kami kembali ke kamar, mandi. Acara selanjutnya adalah bersepeda di halaman belakang hotel yang cukup. Halaman belakang hotel ini sejak aku pertama kali menjamahnya lebih dari setahun yang lalu masih hampir sama keadaannya. Masih berupa lahan terbuka yang dipaving. Halaman seluas itu cocok kalau untuk acara konser, temu klub mobil sport, atau kegiatan outdoor lainnya. Pemandangannya cukup bagus karena langsung berhadapan dengan bukit hijau di belakangnya. Sayang kondisinya terkesan kurang termanfaatkan secara maksimal, tidak terlihat juga bekas-bekas suatu event pernah berlangsung di situ.

Masih di halaman belakang ada kandang besar berisikan beberapa ekor rusa. Pengunjung bisa mendekat ke kandang dan biasanya si rusa akan mendekati pengunjung berharap dapat makanan dari pengunjung, sayangnya tidak bisa memberikan makanan buat rusa karena pihak hotel nggak menyediakan ataupun menjual makanan khusus buat rusa. Aku pun berinisiatif mencabut rumput liar di sekitar kandang dan kuminta Manggala memberikannya ke rusa yang mendekatinya.

Puas berenang dan bermain sepeda, si Manggala merasa lapar banget begitu pula dengan kedua ortunya, haha.... Kami pun meluncur ke kota cari bebek goreng langganan kami yang maknyus fresh padahal harganya murah banget nggak sampai 20ribu per ekornya, puas lah pokoknya. Usai makan kami bergegas menuju Taman Tirtayasa yang terletak di samping Stadion Brawijaya Kediri untuk melihat pesta lampion. Ternyata pas sampai di sana selain ada berbagai macam bangunan lampion ada atraksi yang sangat menarik yaitu Dancing Fontain yang keren banget dipadu dengan permainan tata cahaya dan sorot proyektor yang memutar film pendek dengan air mancur sebagai backgroundnya.

Masih di Hotel Bukit Daun keesokan harinya Manggala mengajak berenang lagi. Sebenarnya males banget dingin-dingin harus nyebut nemenin Manggala berenang, tapi demi kegembiraan si anak lanang kesayangan, apa sih yang nggak kuberikan. Si Manggala di kolam renang malah sempat kenalan dan bermain dengan anak kecil perempuan yang mungkin usianya lebih dari 3 tahun di atasnya, namanya Erika. Dia memang gampang akrab dengan anak kecil yang baru dikenalnya apalagi kalau usianya yang lebih tua darinya.

Puas berenang kami pun balik ke kamar dan mandi. Tidak seperti pengalaman mandi sebelumnya yang air hangatnya lancar, kali itu air hangatnya tidak keluar sama sekali, payah.... males buat komplain toh sebentar lagi mau check out.

Tibalah saat sarapan. Kami pun menuju ruang makan yang berada di samping sungai. Pemandangannya cukup bagus dengan nuansa etnik interior ruangannya. Makanannya cukup biasa, kurang variatif dan agak lama top up persediaannya. Pihak manajemen Bukit Daun perlu belajar mengenai betapa sangat pentingnya kepuasan pengunjung terhadap menu breakfast akan membuat pengunjung terkesan dan bisa menjadi referensi positif jika mau menginap lagi di kemudian hari. Bisa belajar dari jaringan hotel kelas kakap semacam aston, mercure, ataupun lainnya. Fasilitas yang mungkin saja kurang memuaskan pengunjung bisa terabaikan dalam memori pengunjung jika menu sarapannya variatif, enak, dan memuaskan.

Secara umum aku memberikan poin 7,5 dari skala10 untuk pengalaman menginap di Bukit Daun. Pemandangan alamnya, kolam renang dan kondisi kamar cukup memuaskan. Minusnya cuma air hangat yang ngadat pada pagi hari saat itu dan menu sarapan yang kurang variatif. Semoga kedepan pelayanannya semakin lebih baik.


Tuesday, May 23, 2017

Menginap di Swissbel Hotel Balikpapan

Sudah 2 tahun lebih aku meninggalkan tempat tugasku di Balikpapan, rasanya pengen nostalgia dengan kota yang menemaniku selama 2,5 tahun antara periode 2012 - 2015. Kesempatan untuk mengunjungi kota minyak pun datang lagi. Kebetulan aku ditugaskan untuk selama 3 hari di Balikpapan. Tentu saja kesempatan itu tidak kusia-siakan. "Asyik bisa ketemu teman-teman lamaku lagi.....!", teriak kegiranganku dalam hati.

Bertugas di Balikpapan selama 3 hari, mengharuskanku untuk menginap selama 2 malam di sana. Untuk soal urusan inap menginap, sekarang lagi bukan masalah. Tidak perlu repot-repot menelpon resepsionis hotel untuk booking kamar, ataupun meminta bantuan teman untuk nge-booking-in kamar. Sekarang ada berbagai macam aplikasi online untuk beli voucher hotel dengan berbagai varian jenis hotel maupun kamar yang tinggal klik-klik saja langsung deal. Ada Traveloka, Tiket.com, Pegipegi, reservasi.com, inap.com, agoda, trivago, wego, dll yang tentunya membuat urusan pesan memesan kamar hotel jadi jauh lebih praktis.

Nah, diantara aplikasi-aplikasi tadi, aku memilih Traveloka, karena saat itu Traveloka memberikan gimmick diskon paling besar, haha..... dasar kaum price sensitive! Setelah kuubek-ubek berbagai macam hotel di Balikpapan, kupilihlah Swiss Bel Hotel Balikpapan di pusat kota Balikpapan, bersebelahan dengan Plaza Balikpapan plus lokasinya yang tepat di tepi pantai. Kupilih tipe kamar Superior Deluxe seharga kalau nggak salah Rp758 ribu per malam. Aku booking 2 malam, untungnya dapat diskon tambahan 10%, lumayan lah daripada kagak, hehe.....

Setelah kupesan sempat menyesal juga ternyata setelah kulihat-liha lagi varian kamar yang ditawarkan, ada tipe kamar deluxe yang lebih murah dengan pilihan tambahan free menu dinner di samping breakfast yang memang sudah standar dari layanan. Adapula kamar yang menawarkan free tiket nonton bioskop untuk dua orang. Dalam pesananku kutambahkan catatan untuk dipilihkan kamar yang single bed, non smoking room, dan menghadap ke pantai.

Check in tanggal 16 sore, aku pun menuju resepsionis dan bilang kalau aku sudah booking melalui Traveloka. Langsung lah si mbak-mbak resepsionis memberikanku kartu ber-chip RFiD sebagai kunci kamar sekaligus untuk menghidupkan lampu kamar. Aku mendapat kamar 1227 di lantai 12 langsung menghadap pantai lepas. Sebelum memasuki kamar aku melewati lorong hotel yang menurutku relatif gelap dan terkesan suram apalgi dengan beberapa bagian plafon yang bocor dan kurang terawat, dengan noda-noda basahan air di karpet lorong. Ah masa bodo lah, yang penting kamarnya bersih dan pemandangannya bagus.

Begitu kubuka pintu kamar ternyata lampu dan AC sudah hidup. Kamarnya lumayan luas dengan Springbed ukuran King Size, aku lupa mengintip mereknya, mungkin King Koil, Spring Air atau Serta. Ada lemari pakaian lengkap dengan hanger dan deposit box. Ada pula mini bar yang dilengkapi dengan teh, kopi, gula, krim dan air mineral serta heater untuk merebus air. Kulkas kecil di bawah mini bar dalam keadaan kosong tapi tetap hidup, cukuplah kalau kita pengen menyimpan makanan atau miniman tetap dingin.

Adapula meja kerja menghadap jendela luar, dan dua buah kursi santai dan meja kecil untuk menaruh kopi atau teh. TV LCD tergantung di dinding dengan usia yang mungkin udah lebih dari 5 tahun keihatan dengan fisik TV-nya yang agak tebal. AC-nya buka AC Split melainkan AC central. AKu kurang suka dengan jenis AC ini, meskipun bisa diatur juga, seringkali AC jenis ini potensi erornya lebih tinggi. Terbukti saat malam pertama aku menginap, hawa dinginnya tidak begitu terasa, sampai-sampai mukaku berminyak semua, padahal di luar saat itu sedang hujan. Keesokan harinya aku mendapat edaran yang diselipkan di pintu kamar yang menginformasikan kalau AC memang dalam perbaikan sehingga potensi AC-nya tidak dingin pada saat-saat tertentu itu wajar.

Untuk kondisi kamar mandi menurutku OK banget, bersih, dilengkapi dengan hairdryer (meskipun nggak kupakai). Toiletriesnya cukup lengkap ada sabun cair, sabun batangan, shampo, conditioner, handbody, cutton bud, sisir, sikat gigi dan pasta gigi. Air panasnya juga lancar, nggak bikin emosi karena kadangkala hotel yang kuinapi bermasalah dalam fasilitas air panas, entah itu lama keluarnya, nggak keluar sama sekali air panasnya, ataupun seting kran air panasnya yang ribet harus ngepasin dalam posisi dan putaran tertentu.

Kamar ini dilengkapi dengan balkon yang menghadap ke pantai, bisa diakses melalui pintu kaca geser yang kebetulan saat itu di kamarku pintu kacanya meskipun sudah dikunci dari dalam tetap saja bisa digeser, mungkin karena sudah longgar terkena korosi angin laut yang mengandung garam selama bertahun-tahun. Pemandangannya bagus, udara pantainya itu lho yang bikin pernafasan segar, nggak rugi lah ngeluarin duit sebanyak itu hanya untuk menginap. Karena aku takut ketinggian, aku tidak berani berlama-lama di balkon karena  seolah-olah ada yang 'memanggil-manggil'-ku untuk terjun bebas, hiiii ngeri...... Pemandangan di kanan balkon kamar ada pembangunan superblok Borneo Bay milik si pengembang kakap Agung Podomoro Group yang luar biasa besar ada apartemen, kondotel, dan pusat perbelanjaan.

Untuk breakfast di Swiss Bel Hotel tergolong cukup lengkap variannya. Kata temanku yang orang asli sini, sajian menu sarapan di hotel ini adalah yang paling variatif dan enak diantara kotel-hotel lain di Balikpapan, entahlah benar atau nggaknya karena aku juga belum pernah mencicip semua menu sarapan di berbagai hotel di Balikpapan. Yang pasti aku puas dengan menu sarapannya.

Overall menginap di Swiss Bel Hotel Balikpapan cukup sebanding dengan harga kamarnya. Oiya jika kita diantar jemput oleh kolega kita, mending kita minta voucher parkir gratis, karena parkir di hotel ini terintegrasi dengan parkir pusat perbelanjaan Balcony City. Oiya ngomong-ngomong fasilitas kolam renang, aku tidak sempat mencobanya, karena waktu yang mepet, terlebih lagi aku kurang sreg dengan kolam renangnya yang kecil dan bisa dikatakan mini. Namun, aku sempat menengok kolam renang yang berada di lantai 2 bersama fitnes centernya yang dua-duanya sepi pengunjung bahkan saat aku ke situ tidak ada seorang pun yang sedang berenang. Mungkin karena kebanyakan yang menginap di situ adalah pebisnis-pebisnis yang tidak punya banyak waktu untuk sekedar berolahraga, tak terkecuali berenang.

Saturday, January 14, 2017

Pengalaman Menginap di Hotel Puri Asri Magelang

Liburang Desember kemarin sebenarnya tidak ada rencana hari itu menginap di Hotel Puri Asri Magelang, tapi karena sudah menjelang malam dari Candi Borobudur, jadilah kami menginap di Hotel samping Taman Kyai Langgeng itu.

Sebelum menuju hotel ini, saat di Borobudur aku sudah googling hotel-hotel yang sekiranya asik untuk menginap di dekat sekitar Borobudur ataapun Magelang. Aku pengennya hotel yang seperti resort, ada kolam renangnya, pemandangannya bagus karena anakku si Manggala senang banget berenang dan bermain di tempat terbuka yang luas. Aku jadi teringat Hotel Puri Asri yang sepertinya punya semua fasilitas itu. Sekitar tahun 2011 lalu kebetulan aku pernah menginap di Hotel Oxalis di Samping Hotel Puri Asri, kamarnya bagus,  pemandangan ke Gunung Sumbing cukup memukau, tapi sayangnya aku kurang cocok dengan variasi sarapan paginya. Aku pun berpikir, "Mungkin asyik kali ya menginap di Hotel Puri Asri sebelahnya!"

Langsung lah ku cek harga hotelnya di Traveloka dan Tiket.com, dan benar dengan foto-foto yang terpampang di aplikasi Traveloka ataupun Tiket.com sunggu menarik sekali suasana dan pemandangan di Hotel Puri Asri, yang penting ada kolam renangnya untuk anak-anak dan ternyata juga ada area taman bermain di pinggir kali Progo, Wow, pasti keren nih tempatnya....

Kubelilah voucher satu kamar di Traveloka dan langsunglah kami dari Borobudur sekitar Maghrib menuju Kota Magelang. Mengandalkan Google Maps kami pun segera meluncur ke Magelang. Sekitar 30 menit perjalanan menuju Hotel, akhirnya kami pun sampai di Hotel. Menuju Lobi aku mengambil kunci dan diminta untuk deposit uang sebesar Rp200ribu. AKu pun disuruh untuk menunggu bellboy untuk mengantarkan kami ke kamar yang ternyata berada jauh di bawah lembah mendekat tepian sungai Progo kedengaran dari deras aliran airnya. Mobil pun kami parkir di dekat kamar.

Saatnya untuk mandi, karena kami akan segera keluar dari hotel untuk mencoba kuliner malam Magelang. Nah, di sini mulai ada yang nggak beres. Air panasnya lama nggak keluar, meskipun saya sudah mengikuti instruksinya untuk membuka kran selama beberapa menit sampai air panasnya keluar. Kami pun menghubungi teknisinya untuk melaporkannya, sempat keluar air panasnya lagi tapi terus tidak bisa lagi. Parah...... Hal yang sama terulang keesokan paginya, sampai-sampai teknisinya masuk ke kamar mandi untuk mengeceknya, dan akhirnya bisa. Kata si teknisi aku terlalu banyak memutar kran air panasnya, dia menyarankan agar jangan sampai pol memutarnya. "Kok aneh gitu, siapa yang tahu kalau cara pakainya seperti itu, masak hotel bintang lima masih bermasalah dengan fasilitas air panas yang seharusnya sudah menjadi fasilitas dasar dalam pelayanan.

Untungnya kejengkelanku akan fasilitas air panas terkompensasi dengan kamar yang bersih, pelayanan pegawainya yang ramah-ramah dan responsif, kolam renangnya yang luas dan bersih, taman dan jogging track pinggir kali Progo yang luar biasa, pemandangan ke Gunung Sumbing yang mengagumkan, Sarapan Pagi dengan variasi makanan yang cukup komplit dan enak dengan restoran terbukanya menghadap hutan yang asri, dan fasilitas shuttle car yang mengantar kami keluar masuk hotel serta mengantar kami pula ke Taman Kyai Langgeng.

Secara umum cukup worth it lah menginap di Puri Asri, dengan harga yang nggak bisa dibilang murah tapi memberikan kesan yang bagus, apalagi kalau air panas di kamar nggak bermasalah, wah bakal menjadi hotel favorit saya nih kalau ke Magelang....

Tuesday, March 29, 2016

Pengalaman Menginap di Hotel Amaris Panglima Polim Blok M

Setelah dua hari menginap di Fave Hotel Melawai Blok M, akhirnya senin pekan lalu aku mencoba menginap di Hotel Amaris Panglima Polim Blok M. Kesan pertama begitu aku masuk di lobby-nya adalah simple. Kebetulan aku pesan kamar standar dengan twin bed, tapi berhubung temanku tidak jadi ikut menginap kuminta diubah menjadi kamar standar single bed.

Aku diberi kunci kamar 101. Begitu aku mau membuka pintu, aku surprise dengan bentuk kuncinya yang berupa kartu bolong-bolong yang baru pertama kali itu aku liat. Biasanya yang pernah kulihat adalah kunci berbentuk kartu magnetik ataupun RFID. Ternyata setelah kugoogling itu jenis kunci kartu manual yang memang ada lubang-lubang uniknya, jadi ingat zaman telepon kartu, haha....

Begitu masuk kamar, ternyata kamarnya lebih sempit daripada kamar di Fave Hotel. Cukup minimalis. Ternyata kamarku terletak di samping tangga darurat yang berada di balik jendelaku. Wah nggak asik banget pemandangannya.....! tapi lumayan lah spring bednya ukuran queen, so masih bisa guling sana-sini tanpa khawatir terjatuh.

Kamar mandinya juga cukup sempit dengan dilengkapi closet dan shower saja, sedangkan wastafel berada di luar kamar mandi. Untuk springbed-nya aku lupa mereknya apa tapi cukup nyaman lah. Tidak tersedia teko pemanas, namun disediakan dispenser di luar kamar yang entah aku tidak memperhatikan berada dimana (keberadaan dispenser itu kata temanku yang pernah menginap di amaris).

Saatnya breakfast keesokan harinya. Menurutku makanannya sedikit lebih komplit daripada di Fave Hotel. Ada omelet-nya, dan masakannya juga cukup enak meskipun secara variasi kurang. Ruang makannya jauh lebih kecil daripada di Fave Hotel.

Untuk parkirannya meskipun sempit hanya berada di depan hotel, yang pasti tidak ditarik biaya parkir , berbeda dengan apa yang terjadi di Fave Hotel. Oiya, Amaris ini merupakan hotel jaringan Santika khusus hotel kelas budget. Tapi tarif hotel di Blok M memang terkenal nggak 'budget' alias mahal untuk fasilitas sekelas bintang dua.Oiya, letak Hotel Amaris Pangloma POlim ini berada di dekat Ujung Blok M Plaza arah ke Fatmawati.

Saturday, May 2, 2015

Berkunjung ke Kota Buntok, Kabupaten Barito Selatan (Bagian II)

Pukul 23.00 WIB saat itu Buntok sudah sepi banget, bahkan aku bisa jalan-jalan di tengah jalan dengan leluasa tanpa ada satu pun kendaraan yang lalu lalang. Kami pun diantar ke Hotel Mulya Kencana di Jalan Pelita Raya.

Sesampainya di hotel, aku memilih kamar super suite bertarif Rp500 ribuan semalam. Sudah bisa kebayang kan, kamar suite aja luas banget apalagi kamar super suite.... wah pasti luas banget dan lengkap fasilitasnya. Tapi kok harganya murah banget ya untuk level kamar super suite? wah jangan-jangan......

Kamar super suite yang kupesan berada di lantai 2 di bagian pojok lorong hotel. Begitu kubuka pintu kamarnya, Voila...... eng-ing-eng...... Benar dugaanku kamarnya luas banget. "Wah bisa bebas jengkulitan alias salto nih di kamar, kayak lapangan bola!", pikirku spontan saat itu. Kamarnya memang luas namun cukup sederhana untuk ukuran kamar super suite. Iseng kocoba mengukur lebar dan panjang kamarnya, dengan menghitung jumlah keramiknya yang berukuran (40x40)cm ternyata untuk lebarnya sebanyak 11 keramik, dan panjangnya 19 keramik yang berarti ukuran kamarnya sekitar (4,4 x 7,6) m, weladalah jembar banget......!

Kamar yang begitu luas dengan ranjang kayu ukuran (160 x 200)cm atau kalau salah berarti ukurannya (180x200)cm, dengan sprei motif bunga-bunga merah yang menutupi springbed-nya yang sepertinya kelas menengah-bawah (nggak sempat kutengok merek springbednya, tapi dari sensasinya di badan kutahu itu bukan springbed mahal). Kesan luas dan sunyi menimbulkan kesan singup alias angker, hiiii..... sempat merinding sih, tapi masa bodoh ah... yang penting aku bisa tidur nyenyak malam itu.

Nggak cukup sampai di situ, aku pun langsung mandi malam itu. Dan ternyata air panasnya nggak keluar-keluar. akhirnya kuputar-putar alat pemanas air yang tertempel di dinding kamar mandi, akhirnya keluar juga air panasnya meskipun kurang panas, tapi lumayan lah.... awalnya takut juga sih kesetrum, soalnya pemanasnya memakai listrik, bukan gas ataupun solar cell.

Di kamar super suite tersedia air minum galon, tapi mereknya bukan AQUA melainkan merek lokal. Kucoba mau meminumnya, ternyata saat kutuangkan ke botol bekas air mineralku, ada banyak kotoran endapan, oh no....... langsung saja kubuang ke kamar mandi, untungnya aku masih ada air mineral botol, cukuplah untuk semalaman. Eh ternyata di kamar temanku yang mengambil kamar tipe di bawah super  suite mendapatkan AQUA botol! Arghhh sial.....! Tapi nggak apa ding, toh cuma aqua botol, hehe.....

Nah, tibalah saat sarapan pagi hari. Ternyata makanannya sederhana bingitss....... Menunya cuma nasi putih, dan ayam yang dimasak semacam semur, itu pun dipotong kecil-kecil, weladalah kebangeten tenan! ditambah kerupuk kecil. Nggak ada buah, apalagi dessert. Yo wis lah, yang penting bisa ngganjel perut.....!

Ha ha.... dia monopoli sih, nggak ada hotel lain, jadinya ya gitu seadanya pelayanannya. Kalau ada sekelas Fave hotel aja, atau hotel baru saja yang sedikit lebih bagus pelayanannya, dipastikan kolaps nih hotel kalau nggak upgrade pelayanannya. Semoga manajemen Hotel Mulya Kencana cepat sadar, bahwa bisnis hotel itu bisnis jasa yang mengutamakan pelayanan kepada customernya, bagaimana mau jadi pelanggan setia kalau pengalaman pertama saja sudah mengecewakan.

Tips:
Jika terpaksa menginap di hotel Mulya Kencana Buntok, mending pilih kamar yang biasa-biasa aja atau sedang, yang penting bisa untuk merebahkan badan, lha bayar mahal atau murah juga hampir sama fasilitasnya cuma beda luas kamar aja yang signifikan.

Baca juga:
Berkunjung Ke Kota Buntok (Bagian I)
Berkunjung Ke Kota Buntok (Bagian III)
Berkunjung Ke Kota Buntok (Bagian IV)

Sunday, April 12, 2015

REVIEW Hotel : Pengalaman Menginap di Aston Ketapang

Resepsionis Aston Ketapang (dok. pribadi)
"Yang bener di Ketapang ada Aston? Hebat bener di kota kecil ada Aston ya, kalau sebatas Fave hotel masih biasa lah. Berarti potensi perekonomian di Ketapang lumayan bagus dong?", tanyaku kepada teman kantor seolah tak percaya di kota sekecil Ketapang terdapat jaringan  Hotel Aston, tapi ya itulah kenyataannya. Keberadaan perkebunan Kelapa Sawit, Pertamabangan Bauksit, dan rencana pembangunan smelter (mungkin untuk mengolah bauksit) menjadikan Ketapang kota yang maju pesat perekonomiannya sekarang ini.

Ok, kembali ke Hotel Aston Ketapang. Langsung saja kami membooking untuk dua malam di Hotel Aston Ketapang sebelum kami berangkat ke Ketapang. Saat itu pas ada promo Rp450 ribu per malam. Tentunya ekspektasi kami dengan nama Aston yang sudah jelas dan relatif bagus standar pelayanannya, kami bisa bermalam dengan nyaman dan tenang.

Ternyata kamar dengan harga promo itu tinggal yang  twin bed ukuran @ (100x200)cm. Ya nggak papa lah, sonly yang ukuran queen (160x200)cm sudah full booked. Yang penting bisa tidur nyaman dan menu sarapannya lengkap.

Kunci kamarnya berupa kartu chip, bukan kartu magnetic ataupun RFID. Kamar kami kebetulan saling berdekatan di lantai 5. Begitu kami mau masuk ternyata pintu nggak bisa kebuka. Lampu indikator merahnya masih menyala, tidak lampu indikator hijau yang menyala. Teman sebelah kamarku juga demikian, mengalami hal serupa. Untungnya temanku yang satu lagi bisa terbuka kuncinya, dan kami pun menelpon resepsionis dari kamar teman yang terbuka, coba kalau tidak terbuka semua, bisa-bisa kita repot turun lagi ke resepsionis di lantai dasar. Akhirnya seorang petugas hotel datang dengan sigap dan membukakan pintu kamar kami dengan kartu 'sakti'-nya yang bisa membuka semua kamar.

Kunci Kamar Error (dok. pribadi)
Begitu masuk tercium aroma apek namun kamarnya cukup bersih. Kamarnya lumayan luas, dengan twin  bed, meja kerja yang menempel ke dinding di bawah televisi layar datar, sofa dan meja kecil di sudut ruangan, mini bar di sudut lainnya, lemari yang menempel di tembok samping kamar mandi yang cukup bersih, tanpa bathup, namun dilengkapi shower yang sangat lancar aliran air panas dan dinginnya.

Setiap kamar tidak terintegrasi dengan AC Central melainkan AC independen (mungkin 1 pk) merek mitsubishi yang dipasang di dekat jendela. Di lemari yang biasanya sekelas aston ada deposit box-nya ternyata di Aston Ketapang tidak ada sama sekali.

Aku tidur nyenyak malam pertama di Aston, apalagi di luar malam  itu sedang hujan angin. Nah, keesokan paginya baru aku dikejutkan dengan temanku yang ternyata di kamarnya semalam kebanjiran, terkena tampias air hujan di balkon yang merembes ke dalam kamar. Jadilah airnya menggenang kemana-mana sampai membasahi kain penutup springbed bagian bawah. Tidak hanya itu saja, ternyata pintu lemarinya jebol, untungnya tidak jatuh mengenai dia. Malam itu juga dia melaporkan ke petugas hotel dan segera datang petugas dengan sigap mengepel dan menahan laju rembesan air hujan, sambil meminta maaf terhadap temanku itu. Keesokan harinya jelas temanku minta ganti kamar.

Kamar Twin Bed (dok. pribadi)
Nah, menurutku yang paling penting dari pelayanan hotel adalah menu sarapan paginya. Ya lumayan lengkap lah menunya untuk makan pagi, kita bisa minta dibuatin omelet atau telur mata sapi, Sup panas yang berganti-ganti tiap hari, Bubur ayam ataupun lainnya, Menu makanan berat yang biasanya ada nasi putih, nasi goreng, mie goreng, ikan, ayam, taupun daging yang dimasak berbeda-beda tiap harinya. Buah potong segar yang biasanya terdiri dari melon, nanas, dan semangka. Kue-kue kecil dan roti tawar plus selai yang dilengkapi dengan toaster. Kopi, teh panas dan minuman jus jeruk dan blueberry yang saat itu disajikan (sepertinya jus instan). Ya cukup puas lah dengan menunya untuk hotel di Kota Ketapang yang sekelas Kabupaten ini. Di ruang makan di lantai 2 selain kita bisa menikmati makanan di dalam ruangan, tersedia pula bangku dan meja makan di luar ruang yang berhadapan langsung dengan jalan raya, sehingga kita bisa menghirup udara segar pagi hari yang masih sedikit polusi (karena kota kecil) apalagi jika malamnya habis hujan asalkan tidak turun hujan ya.....
Suasana Kamar Aston Ketapang (dok. pribadi)

Toilet Aston Ketapang (dok. pribadi)

Kepuasan akan menu makanan setidaknya bisa mengkompensasi kondisi kamar hotel yang standar, bahkan kurang nyaman bagi temanku di malam pertamanya. Sayangnya di Aston Ketapang tidak tersedia fasilitas Kolam Renang, yang seharusnya untuk standar Aston perlu lah untuk kolam renang, soalnya aku suka banget berenang, he he.... Fasilitas Free WiFI-nya lumayan cepat dan lancar, tapi ada beberapa kamar yang sinyal WiFi-nya tidak bagus.

Aston Ketapang harus segera meningkatkan pelayanannya saat ini, mengingat hotel-hotel baru di Ketapang semacam Onys dan Borneo Emerald juga mempunyai pelayanan dan tarif yang kompetitif. Memang sih, Aston Ketapang masih menjadi Market Leader di Ketapang, tapi bukan tidak mungkin jika terlena dengan kondisi sekarang, status itu akan tinggal kenangan.