Sunday, June 10, 2012

Ku Terperangah Melihat Harga Rumah Sekarang

Malam ini aku sangat terperangah ketika membaca brosur harga terbaru di GS 2. Bagaimana tidak terkejut, brosur yang kuambil saat serah terima kunci rumahku di kantor marketing GS2 kemarin baru kubuka malam ini dan isinya sungguh mengejutkan, hanya dalam waktu sekitar dua minggu harga rumahnya naik sekitar 30 juta. Wow....Fantastis! Padahal saat aku inden rumahku ini sekitar 8 bulan yang lalu harganya stagnan sampai awal tahun baru 2012.

Pada awal akhir September 2012 harga rumah tipe Violet dengan Luas Tanah 90 m2 dan Luas Bangunan 39 m2 harganya 'hanya' Rp296juta-an, sedangkan harganya sekarang sudah mencapai Rp355juta-an. Kenaikan hampir 20% selama kurun waktu 8 bulan. Untuk harga rumahku sendiri dulu aku beli dengan harga Rp381juta-an dengan LB/LT 39/135 m2. Dengan asumsi harga yang sekarang, kuhitung-hitung sendiri harga rumahku saat ini Rp454juta-an, dengan perkiraan harga tanah senilai Rp 2,2jt/m2, berarti sudah naik 19% lebih. Namun, kenaikan harga rumah di perumahanku belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kenaikan harga rumah di kawasan-kawasan elit seperti halnya Alam Sutra ataupun BSD yang berdekatan dengan kompleks perumahanku.

Uang sebanyak itu jika dibangunkan rumah di kampung di Jawa pasti sudah menjadi rumah yang besar dengan luas tanah yang cukup luas tentunya. Tapi InsyaAllah tidak ada ruginya beli rumah di Jakarta, karena harganya yang naik relatif cepat walaupun dengan fasilitas pembiayaan KPR yang saat ini kujalani. Semoga rumah mungilku ini akan membuat keluargaku nyaman dan bahagia tinggal di dalamnya. Amin.

Tuesday, June 5, 2012

Akad KPR

Ahh....Leganya..... usai juga akad KPR hari ini. 5 Juni 2012, Selasa Kliwon. Akhirnya hari ini telah kujalani akad kredit bersama di BTN Ciputat. Sebetulnya hari ini aku dijadwalkan akad kredit pukul 10.00 WIB tapi sekitar pukul 9.30 aku sudah sampai ke BTN Ciputat ditemani teman kantorku.

Sejak pagi saat aku di kantor, aku sangat bersemangat sekali karena momen yang kutunggu-tunggu selama hampir 9 bulan ini semenjak aku booking sebuah rumah di GS 2 akhirnya datang juga. Aku tak menyangka bisa membayar uang muka, BPHTB dan Biaya KPR yang jumlahnya sekitar 125jt walaupun kucicil sampai 5 bulan, sedangkan plafon kreditku sendiri 285jt. Pagi tadi aku mohon izin ke bosku untuk akad kredit, dan beliau pun mengizinkan dan mendukungku.

Setibanya di bagian KPR BTN Ciputat, disitu sudah ada perwakilan dari bagian legal PT ESL dan selang sekitar 10 menit datanglah sang Notaris yang akan mengesahkan berbagai dokumen akad KPR. Sekitar satu jam lebih aku dijelaskan berbagai macam tentang dokumen2, hak-hak pembeli rumah, dan berbagai permasalahan tentang KPR. Sang Notaris pun dengan sabar menjawab setiap pertanyaanku. Beliau memanduku dalam memparaf dan menandatangani berbagai macam dokumen, lembar demi lembar. Beliau juga membacakan sambil meneliti satu persatu dengan mencocokkan KTP-ku dan poin-poin yang tercatat dalam dokumen-dokumen perjanjian.

Satu hal yang tidak sesuai rencanaku dalam akad kredit tadi siang adalah aku tidak bisa langsung menaikkan status tanahku menjadi SHM dari semula SHGB. Menurut notarisnya dikarenakan developernya sendiri yang mengurus balik nama sertifikatnya, sedangkan jika sang notaris mengurusi akad kredit dengan Bank lain dia selalu menyarankan ke pembeli untuk melakukan peningkatan status tanah menjadi SHM. Nah, solusinya katanya besok jika sertifikatnya sudah atas namaku, aku meminta ke pihak Bank untuk meningkatkan status tanah ke SHM namun menunggu sekitar 6 bulan s.d. 1 tahun biasanya.

Usai akad kredit aku menerima surat perjanjian kredit dengan BTN Ciputat dengan berbagai ketentuan yang sangat banyak yang praktis aku tidak sempat membacanya kala itu, karena aku sudah percaya dengan BTN yang sudah berpengalaman dalam pembiayaan KPR. Aku juga mendapatkan surat keterangan pengambilan kunci dari pihal developer yang rencananya akan dilakukan serah terima kunci pada Sabtu, 9 Juni 2012 esok sesuai permintaanku.

Semoga ini menjadi awal yang baik bagi kehidupan rumah tanggaku yang InsyaAllah Juni ini akan dikaruniai seorang bayi mungil yang akan lahir di dunia ini. Amin.

Sunday, April 8, 2012

Warna Warni Hidup

3 hari libur kulalui tanpa kebersamaan istri tercinta. Berkecamuk rasa rindu ini di hati, tapi apa daya ku tak sanggup datang ke pelukannya.

3 hari ini aku berpikir keras sekali, selalu kubertanya pada diriku sendiri. Mengapa aku seringkali merasa cemas, merasa takut, merasa minder akan segala sesuatu yang tak seharusnya kutakutkan.

Aku sesungguhnya adalah orang yang sangat beruntung sekali jika aku bisa mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan kepadaku selama ini. Aku punya keluarga yang menyayangiku sejak aku kecil sampai saat ini, kupunya istri yang sabar, disiplin, pintar, berbakat dan solehah. Kupunya daya tarik fisik yang tidak mengecewakan (he he...Ge eR).

Mungkin aku belum pandai bersyukur.... Masih saja aku merasa kurang atas apa yang aku punya, aku merasa hampa di dunia ini. Seringkali aku melamun tanpa melakukan hal-hal produktif.

Aku seorang pemuda berusia 27 tahun yang sebentar lagi menjadi seorang Bapak, merasa masih Galau menghadapi kehidupan di dunia ini. Aku merasa belum punya visi dan misi yang jelas di dunia ini. Seringkali aku mengajar soft skill tapi aku sendiri belum mengimplementasikannya secara benar dan dalam benakku aku merasa sangat malu akan hal itu.

Perasaan Suka Duka, Optimis dan Pesimis, Percaya Diri ataupun Minder adalah pengaruh dari Mind Set kita sendiri. Seringkali aku gembar-gemborkan kalimat itu, namun aku sendiri jika dihadapkan pada situasi yang menuntutku merubah mind set-ku, ku merasa kesulitan.

                                                                            *********

Tadi siang aku sempatkan maen ke Gramedia Gandaria City. Maksud hati untuk mencari majalah atau buku yang sekiranya menarik, bukannya buku atau majalah yang menarik perhatianku kala itu melainkan Kaos Hitam yang dipakai para pelayan toko yang kira-kira kalimat yang tertera di kaos itu adalah begini " Lebih dari 90 % buku yang dibeli tidak tuntas dibaca 100%." Kalimat itu sepertinya menohokku, karena memang benar-benar mencerminkan diriku. Aku seringkali gila belanja buku apalagi jika ada diskon besar-besaran di Gramedia, namun buku-buku yang kubeli banyak yang belum kubaca tuntas, bahkan masih ada beberapa buku yang masih tersegel plastik belum kubuka sama sekali.

Seringkali istriku mewanti-wanti aku jika aku berniat ke Gramedia. Dia minta agar aku tidak membeli buku karena masih banyak buku yang belum kubaca. Nah, untungnya tadi tidak ada buku yang mengundang minatku untuk membelinya (ini pasti karena doa istriku, ha ha....).

                                                                           ********

Malam ini setelah nonton Mario Teguh, kembali kubuka Biografi Steve Jobs setebal 742 halaman yang baru kubaca kira-kira dua pertiganya. Aku selalu tertarik dengan hal-hal yang berbau Apple, sebuah produk teknologi yang kugemari karena desain, teknologi, dan kualitasnya. Mulai dari iPod Nano, iPhone 3GS, sampai denga iPad 2 sudah kubeli dan kupuas akan performanya. Aku pun selalu antusias menceritakan pengalamanku akan produk Apple ke teman-temanku. Nah, aku pun tertarik dengan Steve Jobs, Sang pendiri Apple dengan segala lika-liku kehidupannya.

Karakter Jobs yang perfeksionis dalam Biografi itu sedikit banyak kemiripannya denganku. Aku lebih tertarik pada keindahan-keindahan desain suatu barang, dan memperhatikan detail-detail yang kecil demi sebuah kesempurnaan. Membaca biografinya membuat gairah semangat dan optimisme dalam diriku kembali bangkit. Aku menjadi bersemangat untuk menjadi seorang yang kreatif dan inovatif, seorang yang berpikir beda, dan melihat masa depan dengan penuh optimisme.

                                                                           *******

Hidup memang penuh dengan warna-warni. Jika kita suka mewarnai hidup kita dengan hal-hal yang positif dan penuh optimisme, kita pun dapat mewujudkannya, aku tidak mau berpikir sebaliknya. Good Night!












Friday, April 6, 2012

Nggak Sabar Pindah Rumah

"Kapan bisa pindah rumah ya???"

Kata itulah yang seringkali terngiang-ngiang di benakku satu bulan terakhir ini. Akad kredit pun belum terlaksana, apalagi serah terima kunci rumah. DP sekitar 30% sudah kulunasi, BPHTB sebesar 5% pun sudah kulunasi pula. Aku pun sudah membuka rekening di BTN untuk memperlancar administrasi KPR dan angsuranya kelak. Tapi kok nggak kunjung-kunjung tiba ya akad KPR-nya.

Memang progress rumah indenku saat kulunasi DP dan BPHTB masih sekitar 80%, namun sekarang sudah sekitar 95% tinggal pemasangan kloset, kran-kran air, dan instalasi listrik. Tapi kok sampai sekarang aku belum dihubungi pihak pengembang untuk akad kredit. Ternyata BTN mensyaratkan akad kredit bisa dilakukan jika rumah sudah jadi 100% dan diappraisal oleh pihak BTN. Hal ini dilakukan untuk mencegah kecurangan dari pengembang agar tidak mengulur-ngulur waktu pembangunan rumah ataupun meninggalkannya setelah plafon kredit dari Bank turun. Tentunya kebijakan ini akan menguntungkan si konsumen juga agar tidak dipermainkan pengembang.

Tadi pagi aku bersama kakakku menengok progress pembangunan calon rumahku. Ternyata sudah hampir jadi, dan perkiraanku April ini sudah bisa akad kredit dan serah terima kunci rumah. Aku sudah tidak sabar untuk pindah ke rumah mungilku. Aku sudah berencana untuk menanami berbagai macam pohon di sisa tanah di pinggir rumah, kutanam bambu jepang sepanjang pagar agar terkesan rimbun, dan apotik hidup dan sayuran tropis yang mudah dibudidayakan di pekarangan.

Dalam angan-anganku juga terbersit untuk membangun sebuah gazebo di belakang rumah yang dibawahnya ada kolam ikannya yang bisa menjadi tempat bersantai dan bercengkerama dengan istri dan anak tercinta, serta menjadi mushola kecil. Anggrek-anggrek kan kupajang di dinding-dinding luar rumah dan pohon-pohon. Gemericik air kolam yang menenangkan kan membuatku nyaman berada di rumah walaupun tanahnya hanya seluas 135 m. persegi.

Dengan kondisi kamar kosku di kawasan Kebon Jeruk yang hanya seluas kuang lebih 10 m persegi serasa sudah sesak sekali. Barang-barang, kardus-kardus, pakaian yang semakin bertambah sejak aku kos di kosku sekarang ini lebih dari 3 tahun yang lalu semakin membuatku tidak nyaman. Kamarku yang sering terlihat bagai kapal pecah, sudah tidak kondusif lagi untuk menyimpan barang-barangku yang dari hari ke hari semakin banyak. Biaya sewa kos yang sekitar tujuh ratus ribu per bulan juga terasa amat besar jika harus ditambah dengan kewajibanku mengangsur rumah nantinya.
Semoga bulan ini aku sudah bisa menempati rumah baruku. Amin!




Tuesday, March 20, 2012

Kecanduan 'Rumah'

Enam Bulan terakhir ini segala tulisan mengenai properti baik di media cetak ataupun internet selalu menarik minatku untuk membacanya. Forum-forum yang membahas tentang kawasan perumahan, website-website yang memampang daftar rumah yangh dijual, ataupun artikel-artikel mengenai pernak-pernik rumah selalu membuatku bergairah untuk membacanya. Bahkan google earth, google maps, sampai wikimapia pun tak luput dari kejaran mataku hanya tuk melihat lokasi perumahan, tinggi datarannya, terletak di daerah cekungan tidak, bekas apa tanah itu dulu, sampai ke koordinat garis lintang dan garis bujur calon rumahku. Website Panoramio pun tak luput dari jejalan foto-foto perumahanku yang ku-upload.

Dulu membaca artikel tentang properti di koran atau majalah tak pernah membuatku tergoda tuk membacanya. Sekarang rubrik properti di setiap website berita selalu menjadi tujuan utama jariku untuk meng-kliknya. Apalagi kalau ada kolom di surat kabar yang membahas tentang properti khususnya perumahan di jabodetabek menjadi santapan yang wajib kubaca.

Awal Oktober aku membayar booking fee untuk sebuah rumah di kawasan Tangerang Selatan. Aku hanya melihat sekilas dengan istriku kompleks perumahan itu, tapi kami langsung sreg. Cicilan uang muka yang bisa diangsur 5 kali juga membuatku semakin mantap memilihnya. Sejak itulah aku mulai getol liat google earth untuk lebih meyakinkanku kawasan perumahanku bukan daerah cekung dan bukan bekas sawah atau rawa. Aku juga selalu tertarik dengan berita-berita mengenai kawasan Tangerang Selatan, khususnya Serpong karena pastinya nanti kawasan itu menjadi tempat tinggalku, bahkan rencana pembangunan jalan tol Cinere-Serpong yang gaungnya sudah satu dekade lebih dan rencananya menggusur banyak perumahan mewah juga tak luput jadi perhatianku. Aku mencari-cari master plan peta rencana jalan tol Cinere-Serpong yang jangan-jangan melintasi kawasan perumahanku. Dan yang kudapatkan ternyata peta yang ada memang menunjukkan kedekatan rencana proyek jalan tol dengan kawasan perumahanku. Tapi aku berharap jalan tol yang kelak akan dibangun relatif jauh dengan kawasan perumahanku, dan jika menggunakan rencana awal yang ada di peta pasti banyak mendapat resistensi dari warga yang akan tergusur kecuali jalan tol dibangun melayang di atas jalur pipa gas yang relatif bebas dari bangunan permanen.

Aku sudah nggak sabar untuk menempati rumah baru yang sampai saat ini sudah sekitar 95% proses finishingnya. Akan kubuat hijau halaman rumah yang masih tersisa cukup lahan untuk kutanami berbagai tanaman. Sudah tak sabar rasanya menata ruang-ruang yang ada dengan perabotan yang minimalis tapi tetap berkualitas tentunya. Akan kubuat rumah mungilku sebagai tempat istirahat melepas lelah dan penat dengan sangat nyaman. Semoga bulan April depan kubisa menghuninya dan meninggalkan kosku di kebon Jeruk yang sudah 3 tahun lebih kuhuni.

GS2 I'm coming..........