Showing posts with label Cengkareng. Show all posts
Showing posts with label Cengkareng. Show all posts

Friday, May 29, 2015

Pengalaman Naik Travel Xtrans dari Bandara Soetta (Cengkareng)

Biasanya kalau ke Jakarta, dari Cengkareng aku naik Taksi sampai ke rumahku di Sarua, Tangsel.  Nah, Sabtu minggu lalu kebetulan aku ke Jakarta, dan karena masih pagi dan tidak terburu-buru, kucobalah naik Xtrans dari Bandara.

Keluar dari Terminal 2F, aku langsung berjalan belok ke arah kiri menuju halte Bus Damri. Yah kira-kira jalan 150 meter lah dari pintu keluar terminal 2F. Nah, di halte Bus Damri itu juga terdapat loket-loket Travel seperti Xtrans dan Cipaganti. Tanpa basa-basi kubeli tiket tujuan Bintaro seharga Rp50ribu. Coba bandingkan dengan ongkos taksi yang rata-rata habis 200-an ribu sampai persis depan rumahku.

Terlanjur kubeli tiket jurusan Bintaro, ternyata setelah kupikir-pikir dari rumahku lebih dekat jika aku turun di BSD. Xtrans jurusan Bintaro akan melewati daerah BSD dulu sebelum ke Bintaro. Jika di BSD akan berhenti di kawasan ITC, dan kalau ke Bintaro akan berhenti di kawasan Bintaro Trade Center (BTC), tempat pool Xtrans.

Tidak sampai setengah jam aku menunggu, travelnya sudah datang. Mobil Elf berkapasitas 9 penumpang plus satu sopir. Cukup luas mobilnya dan kursinya pun nggak terlalu sempit, dengan ruang kaki yang cukup luas.

Rencana-nya kalau aku berhenti di BSD akan turun di sebelum pintu masuk Tol BSD dekat Jalan Ciater, ternyata setelah kutanya tidak lewat daerah situ, jadilah aku kepikiran untuk berhenti ke Teraskota. Sambil nunggu jemputan kakakku, kan bisa nge-mall dulu, haha....

Total waktu dari Bandara sampai BSD kurang lebih satu jam, kalau ke Bintaro tinggal tambah saja sekitar 20 menit kalau tidak macet.

Naik Travel dari Bandara memang solusi lebih murah, asal destinasi kita masuk dalam rutenya, haha.....

Saturday, April 18, 2015

Tarif Taksi dari Bandara Soetta (Cengkareng)

Tempat Tunggu Taksi Express di Terminal 2F (dok. pribadi)
Paling males kalau sudah harus gonta-ganti angkutan umum dari bandara ke rumah, apalagi kalau sudah malam, arghhh..... bikin puyeng. Beberapa waktu lalu ketika Bus Damri Jurusan Bandara - Lebak Bulus masih lewat Slipi - Palmerah - Permata Hijau - Kebayoran - Pondok Indah, bisa turun di Stasiun Palmerah lanjut ke Stasiun Sudimara. Nah, beberapa bulan yang lalu aku pikir rute Bus Damri Bandara - Lebak Bulus masih sama, ternyata semenjak Tol JORR W2 Ulujami - Kebon Jeruk udah nyambung, busnya sekarang lewat tol terus sampai lebak bulus, memang cepat sih, tapi ya itu tujuan akhir cuma Lebak Bulus doang, akhirnya naik taksi juga dari Lebak Bulus ke rumah, hampir sama ongkosnya sama naik taksi dari Bandara ke rumah di Tangsel.

Nggak mau kejadian seperti itu lagi, dan pengen lebih praktis aja, sekarang aku lebih sering naik taksi dari bandara Cengkareng. Seringnya aku naik taksi Ekspress yang masih pakai tarif bawah, ya murahan dikit lah dibandingkan si burung biru. Tempat tunggu atau pemesanan taksi ekspress kalau di Terminal 2F, dari pintu keluar kedatangan langsung belok ke kiri. Di situ ada berbagai operator taksi.

"Pamulang Bang", seruku kepada petugas dari taksi ekspress yang mencatat setiap order. Kita bisa nanya sedang antre berapa orang, sambil nunggu giliran, kita bisa rehat sejenak di kursi tunggu yang sudah disediakan. Naik taksi dari Bandara kena tambahan biaya tergantung jauh dekatnya jarak tujuan. Ada 3 zona charge, semakin jauh semakin sedikit tambahan biayanya, dengan asumsi semakin jauh kan semakin mahal pula tarif taksinya, jadi charge-nya nggak begitu banyak.

Zona 1 (charge Rp10.500) : Tangerang, Kalideres, teluk Naga, Cipondoh, Pantai Indah Kapuk, Cengkareng, Grogol, Kebon Jeruk

Zona 2 (charge Rp9.000) : Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priok, Kemayoran, Cempaka Putih, Tambora, Tanah Abang, Jatinegara, Tebet, Mampang, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Ciledug, Pondok Aren, Bumi Serpong Damai (BSD)

Zona 3 (charge Rp7.500) : Koja, Kelapa Gading, Cilincing, Pulo Gadung, Cakung, Duren Sawit, Pondok Gede, Kp. Makasar, Kodya Bekasi, Kramat Jati, Pasar Minggu, Pasar Rebo, Ciracas, Cipayung, Limo, Jati Sampurna, Cilandak, Jagakarsa, Ciputat, Pamulang, Sawangan, Kodya Bogor, kab. Bogor, Kodya Depok

Charge Taksi Bandara  per zona yang tertera pada Tiket Taksi (dok. pribadi)
Sebetulnya rumahku masih berada dalam wilayah Ciputat, namun berdekatan dengan wilayah Pamulang, tapi orang-orang lebih sering menyebut daerah perumahanku masuk wilayah Pamulang. Untungnya rumahku mudah diakses melalui jalan Tol. Jadi dari Bandara bisa langsung ke rumahku melalui tol Kebon Jeruk - Ulujami, nyambung tol Serpong, keluar di pintu keluar pertama BSD arah Ciputat Pamulang.

Dari Pintu keluar kira-kira 2,5 km menyusuri jalan Ciater Raya nyambung jalan Sarua Raya, sampailah ke rumah. Waktu tempuh nggak sampai 1 jam, paling cuma sekitar 40 menit saja. Sedangkan tarif di taksinya sendiri habis sekitar Rp170ribu plus biaya tol Rp30.500. Lumayan mahal ya tolnya, tapi yang penting cepat dan lancar jaya. Biasanya untuk membayar tol kupakai kartu indomaret yang bisa berfungsi sebagai e-toll card salah satu produk dari e-money Bank Mandiri. Lebih praktis, tidak perlu bolak-balik ngambil uang dari dompet saat di gerbang tol. Cukup kasih si sopir taksi e toll card dan bisa kita tinggal tidur, hehe...... eitss tunggu dulu jangan lupa untuk mengecek saldo e-money kita, siapa tahu sudah mepet, jangan sampai sudah terlanjur masuk Gerbang Toll Otomatis (GTO), saldonya abis, malulah kita....

Lumayan mahal memang naik taksi dari Bandara ke rumahku di Tangerang Selatan, ya kira kira habis Rp210 ribuan lah.... Kalau mau ngirit sebenarnya bisa pakai travel Xtrans dari Bandara jurusan BSD ataupun Bintaro, tapi masih harus dijemput agak jauh. Ya, memang sebuah kenyamanan itu mempunyai harga tersendiri, haha.....

Sunday, March 9, 2014

Bandara Cengkareng Out of Date?

Indonesia sedang marak dengan 'persaingan' antar bandara di sejumlah kota besar. Mulai dari Bandara Ngurah Rai yang baru di Bali, Kuala Namu di Sumatra Utara, dan terakhir Sepinggan di Balikpapan yang akan diresmikan akhir Maret nanti sebagai Bandara terbesar di Indonesia Timur atau lebih tepatnya di Kalimantan dengan dilengkapi Mal di dalam terminalnya serta gedung parkir 5 lantai yang mampu memuat ribuan mobil.

Ramai dibicarakan di forum-forum kalau Bandara satu paling hebat dan megah dibandingkan dengan bandara lainnya. Mereka saling beradu argumentasi jika bandara di daerahnya yang paling moderen dan megah. Bagaimana dengan Bandara Cengkareng? Mayoritas forumer sepakat nggak memasukkan Cengkareng di bursa perasaingan bandara di Indonesia? Why?? Karena mereka menganggap Cengkareng sudah out of date!

Ada yang menganggap Bandara Kuala Namu yang menggantikan Bandara Polonia sebagai bandara yang paling megah, canggih, dan terintegrasi dengan moda kereta api sampai ke kota Medan serta runway-nya bisa didarati pesawat jumbo jet. Adapula yang menyebut Bandara Ngurah Rai sebagai bandara yang paling canggih dan nyaman saat ini mengalahkan bandara-bandara lainnya di Indonesia. Tak mau kalah forumer dari Balikpapan yang mengganggap Terminal baru bandara Sepinggan adalah yang paling bagus desainnya, megah, dan satu-satunya yang punya mal di dalamnya.

Upgrade bandara lama ataupun pembangunan bandara-bandara baru di Indonesia yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I dan II mulai marak dilakukan mulai tahun 2000-an seiring dengan mulai maraknya bisnis penerbangan murah yang dimotori maskapai Lion Air dan Adam Air. Sebelumnya praktis hanya Bandara Cengkareng yang layak disebut bandara internasional.

Apa benar Bandara Cengkareng sudah out of date? Memang ada benarnya juga karena Cengkareng sekarang sudah sangat padat sekali, apalagi pada musim liburan yangh suasananya sudah seperti di Terminal Bus antar kota. Akses ke Bandara yang susah diprediksi karena kemacetan di Tol ataupun banjir yang tidak terduga yang tidak diimbangi dengan alternatif moda transportasi kereta, selalu membuat dag dig dug jika terburu-buru ke Bandara. Antrean panjang saat check in menjadi hal lumrah. Laporan bagasi-bagasi yang dibobol seolah tidak ada habisnya. Tindak penipuan juga marak terutama terhadap TKW yang baru datang dari luar negeri.

Itu mengenai pelayanannya. Tapi mengenai desain bangunan dan landscape bandaranya menurutku tidak out of date melainkan cukup unik, tidak membosankan dan Indonesia banget. Terbukti pada dekade 90-an Bandara Cengkareng beserta landscape-nya mendapat Penghargaan Aga Khan Award for Architecture, penghargaan berkelas international untuk arsitektur.

Tidak seperti bandara-bandara baru yang dikembangkan saat ini yang konsepnya terlihat kurang jelas walaupun mengusung konsep bangunan moderen futuristik dengan bangunan yang didominasi baja dan kaca, Bandara Cengkareng mempunyai konsep Garden Airport dengan Arsitektur Jawa yang terlihat dominan dengan gaya Joglo atau Pendopo untuk ruang tunggunya di kelilingi dengan Taman di Kanan Kiri lorong menuju ruang tunggu yang hanya dibatasi dengan dinding kaca bening, sehingga pandangan kita bisa sejuk melihat taman yang hijau dan terawat rapi. Setelah kita di ruang tunggu pun, desainnya yang bergaya jawa terlihat sangat anggun, mungkin bangku-bangku-nya yang perlu diganti agar lebih manis dan nyaman. Untuk setiap Gate ruang tunggu dilengkapi dengan mushola dan toilet di lantai bawahnya. Bahkan di toilet pun kita masih bisa memandang taman di luar dari balik dinding kaca yang membatasi toilet dengan taman.

Toilet Cengkareng yang dulu terkenal jorok, sekarang terlihat bersih dan rapi. Bunga-bunga anggrek dan lainnya juga tersebar di penjuru bandara. Menjadikan bandara ini lebih bersih dan indah.

Konsep Terminal 1 dan 2 yang menurutku paling OK diantara bandara-bandara di Indonesia, tidak diterapkan pihak angkasa pura dalam pembangunan Terminal 3. Terminal 3 dengan gaya modern futuristiknya seperti kapsul luar angkasa di film-film fiksi ilmiah yang diklaim menerapkan konsep green building yang hemat energi. Penggunaan lampu yang diminimalisir dengan dominasi penggunaan kaca pada terminal ini ditambah dengak desain interior ruang tunggu yang cozy dan nyaman tidak seperti terminal 1 dan 2 yang konvensional membuat terminal 3 ini banyak mendapatkan acungan jempol. Dan sekarang Terminal 3 sedang dikembangkan jauh lebih besar untuk menambah kapasitas penumpang yang semakin membludak dari tahun ke tahun. Tapi, terus terang saya kurang sreg dengan desainnya, dan terkesan biasa dibandingkan bandara-bandara di luar negeri. Apalagi tidak dilengkapi dengan taman-taman yang bisa meneduhkan pandangan mata. Berbeda dengan terminal 1 dan 2 yang desainnya mencerminkan budaya Indonesia dengan beragam motif ukiran dari berbagai daerah di Indonesia yang terpampang apik di pilar-pilar maupun plafon terminal plus keberadaan taman bisa dinikmati penumpang yang akan berangkat ataupun yang baru datang.

Pihak Angkasa Pura II selaku operator Bandara Cengkareng dan pihaK PT KAI saat ini sedang membangun jaringan kereta Bandara yang akan menghubungkan dengan pusat kota Jakarta, walaupun dirasakan terlambat hal itu masih jauh lebih baik daripada tidak ada alternatif moda transportasi lain ke Bandara selain Mobil ataupun Bus.

Dari segi desain bangunan, Terminal 1 dan 2 harus tetap dipertahankan, namun dari segi interior-nya yang sebaiknya di desain ulang agar sejajar dengan bandara internasional di negara-negara lain bahkan lebih baik. Penambahan fasilitas ruang tunggu yang memberikan kenyamanan lebih bagi penumpang mutlak dilakukan dan yang pasti kapasitas bandara terbesar di Indonesia ini harus tetap ditingkatkan seiring pertumbuhan penumpang.

Jadi tidak tepat jika forumer menganggap Cengkareng out of date dari segi desain dan konsep terminalnya, justru Cengkareng yang berkode CGK dan bernama resmi Soekarno Hatta International Airport itu mempunyai desain dan konsep yang luar biasa yang sudah diakui dunia internasional. Hanya saja perlu upgrade dalam sisi pelayanan dan fasilitasnya. Kita tunggu saja awal tahun 2015 nanti dengan wajah Soekarno Hatta yang baru, apakah layak menjadi tolok ukur bandara-bandara lain di Indonesia? Dengan catatan proyeknya tidak molor, ha ha...