Saturday, October 14, 2017

Review Airpods Indonesia

Kemarin, airpods pesananku sampai juga. Wireless headset dari Apple ini memang produk yang luar biasa di kelasnya. Bersamaan dengan dilaunching-nya iPhone 7 setahun yang lalu, dilaunching pula Airpods, karena iPhone 7 sudah tidak lagi menyematkan port 3,5 mm untuk colokan headset dan menyarankan pelanggannya untuk pakai wireless headset, dan Airpods sebagai salah satu alternatif solusinya.

Melihat Airpods untuk pertama kalinya memang keren banget cara kerjanya. Didesain khusus agar mudah tersambung dengan perangkat Apple. Memanfaatkan teknologi Bluetooth, Airpods juga bisa disambungkan dengan perangkat android, meskipun beberapa fitur ajaibnya tidak bisa digunakan.

Usai ku-unboxing langsung saja kucoba dengan mendekatkanAirpods dengan iPad dalam jarak sekitar 5 cm. Kubuka kotak chargernya, dan voila....langsung muncul pop up gambar di iPad tentang kondisi baterai airpods dan kotaknya serta ada menu connect. Langsung kutekan tombol connect dan kupasangkan airpods di kedua telingaku.

Kucoba putar lagu dan suaranya jernih banget, bass-nya kerasa mantap. Ketika salah satu airpod kucopot dari telinga, otomatis lagu yang sedang diputar akan berhenti. Saat kupsangkan kembali ke telinga, lagu pun kembali berputar melanjutkan lirik yang sempat terputus tadi.

Ada kecanggihan lainnya juga, ketika kita melakukan double tap pada airpods, seketika bisa memanggil SIRI ataupun fungsi-fungsi lain seperti next track, previous track, play/pause, ataupun off yang semuanya bisa kita atur melalui opsi pengaturan bluetooth airpods di iPhone, iPad, ataupun Mac. Kalau dulu sebelum update OS 11 ataupun High Sierra, fungsi double tap di Airpods hanya untuk memanggil Siri, sekarang kita bisa mengaturnya untuk fungsi yang berbeda-beda bahkan antara airpod yang kiri dan yang kanan. Bisa saja kita atur, yang kiri ketika double tap bisa memanggil Siri sedangkan yang kanan ketika double tap bisa memutar lagu berikutnya, ataupun berbagai macam kombinasi fungsi lainnya, tergantung preferensi kita.

Ketika Airpods kita gunakan sebagai perekam suara juga bisa kita atur airpod bagian mana yang akan merekam suara, bisa yang kiri atau yang kanan, atau malahan kita bisa pilih opsi otomatis dimana airpods secara otomatis bisa berubah-ubah untuk bagian mana yang merekam suara. Namun, saya setelah kucoba-coba lebih baik kita mengatur untuk salah satu bagian airpods saja yang berfungsi merekam, jangan memilih opsi keduanya.

Untuk Double Tap sendiri terkadang mengalami lag, bahkan berkali kali tidak merespon, entah karena posisinya di telingaku, atau mungkin software-nya perlu diupdate, entahlah..... Nggak begitu maslah toh, aku jarang memakai fitur double tap, fitur itu menurutku untuk keren-kerenan saja.

Yang paling menarik dari Airpods ini sendiri adalah kotak chargernya. Kotak chargernya begitu mungil seperti kotak permen, tetapi sangat canggih. Begitu dibuka dan didekatkan dengan perangkat Apple yang kompatibel (iPhone/iPad dengan OS 10 ke atas) atau Mac dengan Mac OS Sierra ke atas akan langsung konek, kecuali saat pertama kali mencoba untuk mengkoneksikan, cukup mudah dan praktis. Padahal kendala headset ataupun speaker bluetooth adalah agak sulitnya melakukan pairing/koneksi, kadang perlu diulang berkali-kali sampai berhasil terhubung, dan itu tidak terjadi di Airpods!

Daya tahan baterainya menurutku cukup bagus, banyak yang telah mereview-nya internet. Cara nge-charge-nya pun unik. tinggal dimasukkan di kotaknya, akan otomatis nge-charge. Kotaknya berfungsi sebagai kotak penyimpanan sekaligus charger. Ketika masuk di kotak juga cukup keren, ada magnet yang menariknya sehingga tidak mudah terlepas dari kotak. Kotaknya sendiri bisa dicharge dengan kabel lightening yang disertakan pada paket penjualannya dan bisa dicolokkan ke power outlet melalui USB.

Untuk merekam menurutku suaranya cukup jelas dan tidak banyak noise yang masuk dari lingkungan sekitar, tetapi perasaanku kok hasil suaranya terdengar lebih rendah dibandingkan jika kita merekam suara kita di headset konvensional ataupun langsung menggunakan microphone internal macbook. Atau itu mungkin perasaanku saja ya, hehe.....

Secara keseluruhan aku puas dengan performa Airpods, cuma entah mengapa kalau agak lama memakainya, telingaku kok terasa kurang nyaman ya.... mungkin aku salah posisi ketika meletakkan ke dalam telinga atau mungkin belum terbiasa saja.

Oiya kalau mau melihat unboxing-nya bisa dilihat pada video di bawah ini.


Friday, October 13, 2017

Tips Membeli Token Listrik Prabayar Lebih Murah

Sebagian besar rumah baru yang sekarang ini dibangun, listrik yang digunakan kebanyakan tipe prabayar. Listrik jenis ini perlu diisi ulang 'pulsanya' dalam bentuk token yang nanti dikonversi menjadi sejumlah kwh. Kita bisa melakukan pembelian token listrik prabayar di berbagai merchant yang ada. Nah, ada beberapa tips agar kita mendapatkan token listrik dengan harga yang termurah sebagai berikut:

  1. Agar tidak terkena biaya Materai sebaiknya kita membeli voucher listrik dengan nominal dibawah Rp250 ribu, karena kalau lebih dari Rp205rb akan terkena biaya materai Rp3000, lumayan kan Rp3000 setara sekitar 2 kwh. Kalau lebih dari Rp1 juta malah bisa terkena biaya materai Rp6000,- , tapi sepertinya maksimal pembelian token listrik oleh PLN dibatasi sampai satu juta rupiah saja dalam sekali transaksi.
  2. Sekarang token listrik tidak hanya dijual melalui ATM, internet banking, mobile banking, ataupun merchant-merchat mitra PLN dan para penjual pulsa, sekarang banyak marketplace (mall online) semacam Tokopedia, Bukalapak, Blibli, Lazada, dll yang berlomba-lomba menjual token listrik dengan diskon yang cukup lumayan. Jadi pilihlah salah satu yang memberikan diskon terbesar.
  3. Bisa juga kalaupun nggak ada diskon, pilihlah merchant yang membebaskan biaya admin.
  4. Kalaupun ingin beli token listrik dalam jumlah yang besar, lebih baik dilakukan dengan nominal yang kecil-kecil (tidak dalam sekali transaksi) agar tidak terkena biaya materai, tapi perlu dipastikan dulu merchant tempat kita membeli tidak membebankan biaya administrasi, syukur-syukur ada diskon atau cashbacknya.
  5. Terakhir yaitu update dengan tarif dasar listrik (TDL) PLN, ketika PLN berencana menaikkan TDL lebih baik kita membeli token listrik terlebih dahulu dalam jumlah yang relatif banyak jika tidak mau terkena tarif baru.
Yang paling penting adalah kita perlu menghemat penggunaan listrik, dengan sendirinya nanti biaya untuk listrik rumah tangga kita pun akan berkurang, kalaupun ada kenaikkan TDL juga dampaknya tidak terlalu signifikan terhadap kita, karena kita sudah memulainya dengan hemat listrik.

Thursday, October 12, 2017

Bayar Tagihan Kartu Kredit melalui Aplikasi Digibank

Iklan Digibank
Digibank by DBS memang benar-benar digital banking yang cukup lengkap fiturnya. Sangat membantu sekali. Sudah gratis transfer, tarik tunai, dan berbagai promo cashback selama Oktober ini, ternyata dengan aplikasi Digibank, bisa membayar tagihan kartu kredit dengan gratis pula meskipun lintas bank.

Saat awal-awal menggunakan aplikasi Digibank, aku pikir tidak ada fitur pembayaran tagihan kartu kredit melalui aplikasi ini, padahal kalau kita menggunakan internet banking dari berbagai bank, ada fitur pembayaran tagihan kartu kredit. di Fitur pembayaran di aplikasi Digibank hanya ada pilihan pembayaran tagihan beberapa provider TV Kabel/Internet, telepon, ataupun PAM. Belum ada menu pembayaran kartu kredit.

Karena penasaran, kutanyakan terntang menu pembayran kartu kredit melalui Live Chat dengan Agen DBS di Aplikasi Digibank. Semula si Agen menjawab memang tidak ada fitur pembayaran tagihan kartu kredit, tapi beberapa saat kemudian dia mengoreksi bahwa pembayaran kartu kredit melalui Digibank bisa dilakukan dengan cara mirip transfer online. Asiikkk......

Kita cukup memilih menu transfer. Kemudian kita pilih bank penerbit kartu kredit kita. Setelah itu masukkan 16 digit nomor kartu kredit kita ke kolom nomor rekening. Masukkan nominal yang mau dibayar, pilih RTOL (transfer online), akan muncul nama penerima (dalam hal ini nama sesuai pemilik kartu kredit). Setelah kita memastikan kebenaran datanya langsung saja kita masukkan password, mudah sekali dan yang paling penting gratis-tis-tis tis.......!

Tuesday, October 10, 2017

Kartu Debit Digibank by DBS Layaknya Kartu Kredit

Hampir sekitar satu bulan ini aku membuka rekening tabungan Digibank. Layanan perbankan digital yang merupakan produk dari DBS, salah satu bank terbesar di Asia Tenggara. Selain tertarik dengan gimmick bebas biaya transfer antar bank ataupun gratis tarik tunai di ATM manapun (berlogo ATM Bersama atau Alto), aku juga tertarik dengan fitur kartu debitnya yang layaknya seperti kartu kredit. Meskipun aku sudah punya beberapa kartu kredit, aku jadi penasaran untuk mencoba fitur yang satu ini.

Kebetulan dalam promonya, Digibank menggelar promo cashback 50% (maksimal Rp50 ribu per minggu) jika kita belanja online di Bukalapak menggunakan kartu debit DBS. Siapa yang tertarik coba, misal beli token listrik prabayar senilai Rp100 ribu, dapat cashback Rp50 ribu, haha..... jadinya kumanfaatkan benar-benar promo itu yang hanya berlangsung sampai akhir oktober ini dengan membeli token listrik nominal 100ribu per minggunya, jadi per minggu aku bisa dapat cashback Rp50ribu yang langsung dikreditkan ke rekening digibankku pada minggu berikutnya.

Bagaimana sih menggunakan kartu debit Digibank saat belanja online, kan di metode pembayaran toko online tidak ada pilihan memakai kartu digibank. Ternyata cukup mudah, dengan promosinya yang mengatakan kartu debit DBS layaknya sebagai kartu kredit, maka ketika kita memilih opsi metode pembayaran, kita pilih saja pembayaran menggunakan kartu kredit, dengan memasukkan nomor Kartu, tanggal expired, CVV dan nama kita. Kemudian kita akan diarahkan ke halaman otorisasi dimana kita wajib memasukkan OTP yang dikirimkan via sms ke nomor HP kita yang sudah terdaftar di DIgibank sebelumnya.

Selain kugunakan untuk beli token listrik di Bukalapak, barusan (malam ini) aku baru bertransaksi di Blibli.com karena saat ini tanggal 10-10-'17 Blibli menggelar diskon yang lumayan untuk berbagai produknya. Aku tertarik untuk membeli suatu barang  seharga hampir Rp500 ribu.

Dalam metode pembayaran yang ada di blibli, tidak ada metode bayar menggunakan kartu kredit atau debit DBS, padahal bank-bank lain sangat spesifik disebut dalam metode pembayaran itu. namun, ada opsi terakhir yaitu bayar pakai kartu kredit/debit semua bank. Sama seperti pembayaran menggunakan kartu DBS di Bukalapak, di Blibli juga mengharuskan kita mencantumkan 16 digit nomor kartu, tanggal kadaluwarsa, serta CVV ditambah dengan mencantumkan nama pemegang kartu dan alamat penagihan. Ketika kuklik bayar, seketika itu halaman website diarahkan ke halaman verifikasi yang mewajibkan kita memasukkan OTP yang dikirimkan ke nomor HP kita. Klik-klik-klik, berhasil sudah transaksinya, tinggal nunggu barangnya saja dikirim.

Oiya meskipun kartu DBS mirip dengan kartu kredit, tentu saja ada yang beda. Ketika pembayaran menggunakan metode kartu kredit, maka opsi yang ada hanya pembayaran penuh (bukan cicilan) dan saldo di rekening kita akan langsung didebet sebesar nilai transaksi. Berbeda halnya dengan kartu kredit yang mana kita bisa ngutang dulu, bayar bulan depan, hehe.....Digi

Monday, October 9, 2017

Transport dari Bandara Soetta ke Serpong

Tadi malam sekitar pukul 19.04 WIB aku landing di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Usai mengambil bagasi, waktu menunjukkan sekitar pukul 19.30. Bergegas kutinggalkan area kedatangan menuju shelter Bus di Terminal 2F.

Tidak seperti biasanya ketika tiba di Soetta yang langsung memesan taksi online semacam Uber ataupun Grab dan Go Car, kemarin malam kuputuskan untuk naik bus DAMRI saja menuju rumahku di daerah Serpong. Beberapa tempo lalu semakin lama saja menemukan taksi online yang mau dibayar dengan kartu kredit, berkali-kali pernah orderku ditolak. Aku juga maklum karena para sopir taksi online itu, ketika pembayarannya menggunakan kartu kredit harus menunggu pencairan dananya selama beberapa hari atau bahkan lebih dari seminggu, padahal mereka juga rakyat kecil yang harus nalangin dulu beli bensin atau untuk keperluan hidup sehari-hari, makanya mereka lebih senang jika si penumpang membayarnya dengan uang tunai. Pembayaran dengan uang elektronik penyedia aplikasi semacam Grabpay, GoPay juga seringkali ditolak oleh driver taksi online bandara, apalagi kalau si pelanggan menggunakan kode voucher diskon, bakal siap-siap nggak dapat driver meskipun order diulang beberapa kali.

Nah, karena kejadian-kejadian itu, aku sekarang di Soetta agak males kalau pakai taksi online, dan akhirnya kembali lagi ke DAMRI. Kebetulan untuk jurusan Serpong ada bus DAMRI tujuan WTC Serpong, jadi destinasi terakhir adalah Mal WTC Serpong di Jalan raya Serpong.

Sebenarnya disamping bus DAMRI ada pula angkutan lain untuk menuju Serpong yaitu travel Xtrans yang dulu sering kutumpangi, tapi karena tadi malam jadwal yang paling dekat adalah pukul 20.30 dan waktu yang kuperkirakan untuk menuju Serpong lebih lama daripada jika naik DAMRI, maka kuurungkan niatku naik Xtrans. 

Mengapa bisa lebih cepat naik DAMRI daripada Xtrans untuk menuju Serpong, hal itu dikarenakan jika kita naik Xtrans maka rutenya adalah melalui jalur Perimeter kemudian melalui Kota Tangerang, tembus jalan raya Serpong, dan di beberapa ruas jalan kita akan mengalami kemacetan. Sebaliknya jika kita naik DAMRI jurusan WTC Serpong, kita akan langsung lewat Tol Bandara, nyambung tol JORR kemudian nyambung lagi Tol Tangerang, dan keluar di pintu tol Alam Sutra. Alhasil dari Bandara ke WTC Serpong hanya sekitar 30 menit, itu saja jalannya sudah santai. DAMRI ini juga banyak dimanfaatkan oleh warga Graha Raya yang letaknya bersebelahan dengan Alam Sutra dengan turun di Giant Alam Sutra.

Sebenarnya naik Travel Xtrans juga ada kelebihannya meskipun tarifnya sedikit lebih mahal daripada DAMRI (mungkin selisih Rp10 ribu). Xtrans bisa masuk sampai kawasan BSD, mampir di agen Xtrans di Ruko-ruko kawasan ITC BSD, bisa lewat juga Mal Teraskota ataupun Giant BSD, sebelum masuk tol  menuju Bintaro. Dulu ketika naik Xtrans aku sering turun di Teraskota atau di halte bus seberang Giant Bintaro.

Tarif Damri Bandara memang cukup murah, cuma Rp40ribu saja. Coba bandingkan jika kita naik taksi konvensional ataupun taksi online yang harus bayar tol yang tidak murah tentunya. Cukup ngirit, hehe..... 

Sesampainya di WTC Serpong segera kupesan Gojek dengan tujuan ke rumahku dekat dengan kantor Walikota Tangsel di daerah Serua, Tangsel. Cuma Rp11 ribu kalau pakai Gopay atau Rp15 ribu jika bayar tunai dengan jarak tempuh lebih dari 9 km. Coba kubandingkan jika aku pakai taksi online rata-rata habis sekitar Rp130 ribu (termasuk tol) atau kalau pakai taksi konvensional bisa habis sekitar Rp200rb. Lumayan ekonomis to.....