Monday, April 6, 2015

Kantor Pos Kini

Kantor Pos Balikpapan Baru (dok. pribadi)
Aku masih ingat saat-saat itu ketika aku mengirimkan kartu pos-kartu pos dengan tempelan kupon sayembara ketoprak dari surat kabar ke dalam kotak pos berwarna oranye yang ada di pinggir-pinggir jalan utama di kotaku. Ya dekade 90-an adalah jaya-jayanya kantor pos sebagai perseroan dengan bisnis jasa pengiriman surat maupun paket.

Sebelum ada sms, email, jika kita ikutan kuis seringkali harus mengirimkan jawabannya lewat pos. Demikian ramai riuh suasana kantor pos saat itu. Ada yang sekedar beli perangko, mau kirim surat kilat khusus, kirim wesel pos, atau sekedar beli pernak-pernik benda pos bagi yang hobi filateli. Berkirim kartu ucapan lebaran ataupun tahun baru melalui pos merupakan hal yang rutin dilakukan setiap tahun. Begitu kuat ikatan persahabatan yang terjadi kala itu, meski tidak berkomunikasi melalui sms ataupun telepon. Surat ternyata mampu membuat ikatan batin antar dua insan yang saling mencinta semakin kuat, janinan persahabatan semakin bermakna, ataupun mendekatkan orang tua di kampung dengan si anak di perantauan. Itulah dahsyatnya surat yang sulit tergantikan dengan SMS ataupun email saat ini. Bagaimana deg-degannya seseorang yang sedang dimabuk asmara membuka sampul surat dari sang kekasih tercinta yang terpaut jarak ratusan bahkan ribuan kilometer darinya. Masa-masa yang sulit dilupakan....

Banner Layanan Wesel Pos Instan (dok. pribadi)
Bagaimana asyiknya saling bertukar perangko koleksi ataupun mengorek-ngorek tempat sampah kantor hanya sekedar mencari perangko-perangko yang masih tertempel di amplop. Bagaimana cara melepaskan perangko yang menempel di amplop dengan merendamnya di air agar tidak robek ketika dilepas dari amplop, yang pasti banyak anak sekarang yang tidak mengenal teknik itu. Boro-boro mengenal teknik melepas perangko, melihat perangko pun sudah jarang bagi anak-anak sekarang. Lha wong kantor posnya sendiri sudah jarang mencetak perangko, dan entah masih ada sistem mengirim surat dengan ditempeli perangko atau tidak, karena sudah lebih dari sepuluh tahun ini kalau aku berkirim surat ke kantor pos tidak menggunakan perangko lagi, dan sepertinya sudah tidak ada yang mengirimkan surat melalui kotak pos. Banyak kotak pos yang mangkrak di tepi jalan, bahkan sudah hilang tak berbekas lagi.

Udah ya mengenang masa-masa 'romantis' kita dengan kantor pos, kalau mau dibeber semua, nggak habis-habis ntar artikel ini. Ok, lalu bagaimana Kantor Pos saat ini?

Kantor Pos tentu masih saja eksis sampai saat ini. Tapi kok pamornmya menurun hampir dua dekade ini? Ya sekarang sudah banyak jasa ekspedisi yang dikelola oleh swasta seperti JNE, TiKi, RPX, First Logistic dan masih banyak lagi lainnya. Mereka seolah-olah telah berhasil mempecundangi Kantor Pos yang puluhan tahun bercokol di bisnis ini. Bahkan di zaman toko online sekarang ini, pihak toko online ataupun customernya lebih banyak menggunakan jasa ekspedisi swasta untuk pengirimannya. Kok bisa kantor pos dipecundangi dalam bisnis ini? Bukannya jaringan kantor pos sudah sampai kecamatan-kecamatan di pelosok Indonesia, kok bisa kalah 'anak baru kemarin sore'?

Ya begitulah sindrom zona nyaman, ternyata nggak hanya menimpa individu melainkan sebuah organisasi ataupun perusahaan sekelas kantor pos. Nggak hanya di dalam negeri berbagai perusahaan kelas dunia semacam Motorola, Nokia, Blackberry yang terjebak oleh zona nyaman, nggak sadar bahwa lingkungan berubah secara cepat, selera pasar sangat dinamis. Di saat para pesaing fokus dengan klualitas pelayanan, eh kantor pos malah masih dengan paradigma lama, yang penting murah, tapi kecepatan pengiriman dinomor sekiankan, ya beralihlah para pelanggannya.

Banyaknya keluhan terhadap kantor pos selama ini membuat stigma negatif kantor pos di mata masyarakat. Yang lambat lah pengirimannya, yang sering hilang atau nyasar kemana lah paketnya, dan banyak lagi penilaian negatif masyarakat selama ini terhadap kantor pos.

Namun, saya salut dengan apa yang dilakukan oleh kantor pos akhir-akhir ini. Pelayanan pos sekarang tidak kalah cepat dan aman dibandingkan ekspedisi swasta. Barang yang dikirim pun bisa dilacak secara online statusnya sampai dimana  semuanya bisa dicek di website kantor pos, jadi nggak bikin khawatir bin was-was akan kiriman kita. Kita pun sebagai konsumen sangat diuntungkan dengan pelayanan pos yang semakin bagus, dengan tarif yang terjangkau, tapi tidak mengesampingkan pelayanan.

Aku berharap kantor pos mempunyai inovasi-inovasi baru sehingga keberadaannya tidak sekedar dikenal sebagai partner Western Union ataupun tempat pengumuman lowongan kerja yang sering ditempel di papan pengumuman kantor pos

No comments:

Post a Comment